Ini Tokoh Tionghoa di Balik Prabowo-Sandi
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Pelaksanaan Pemilu 2019 semakin dekat, setiap pasangan calon berlomba-lomba mencari dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia.
Pasangan nomor urut 2, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno juga terus mendapatkan dukungan dari berbagai lapisan masyarakat, tak terkecuali dari masyarakat Tionghoa di Indonesia. Terdapat beberapa nama Tokoh Tionghoa yang menjadi garda terdepan dalam pemenangan Prabowo-Sandi dalam Pilpres 2019 ini.
Tercatat beberapa nama yang resmi masuk dalam anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi seperti Zeng Wei Jian, aktivis Tionghoa yang aktif dalam berbagai organisasi seperti Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (Komtak). Ada juga politisi Partai Gerindra, Agnes Marcellina.
Selain itu ada pengusaha muda yang aktif di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI), Anthony Leong yang sudah sejak 2015 menjadi garda terdepan pemenangan Sandiaga Uno. Anthony yang merupakan pakar komunikasi digital ini merupakan Koordinator relawan Prabowo-Sandi Digital Team (PRIDE), yang sebelumnya bernama Anies-Sandi Digital Volunteer (Insider) saat Pilgub DKI Jakarta lalu.
Selain itu juga ada nama Lieus Sungkharisma yang tercatat sebagai Juru Kampanye Nasional Prabowo-Sandi. Lieus adalah tokoh Tionghoa lainnya yang sangat vokal menyuarakan #2019GantiPresiden.
Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menghadiri acara makan malam dan ramah tamah bersama para pengusaha Tionghoa di Super Ballroom Suncity, Gedung Lindeteves, Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Barat, Jumat (7/12/2018) malam.
Saat diberikan kesempatan berbicara, Prabowo mengungkapkan janjinya di hadapan ratusan pengusaha yang hadir jika ia terpilih menjadi presiden pada Pilpres 2019. Prabowo berjanji akan menjadi pemimpin bagi seluruh warga negara tanpa memandang latar belakang suku, agama, ras dan kelompok etnis.
"Kalau nanti saya menerima mandat, kalau nanti saya dipilih, saya paham saya harus menjadi pemimpin untuk semua suku, agama, ras dan kelompok etnis," ujar Prabowo.
Prabowo menambahkan, rasa persatuan mesti dijunjung tinggi guna mengamalkan moto Bhineka Tunggal Ika. Dirinya tak ingin ada perbedaan perlakuan kepada warga negara. Dengan itu kehidupan adil dan beradab bakal terjamin.
"Yang dihasilkan dari pendiri-pendiri kita bangsa Indonesia, yang punya moto Bhinneka Tunggal Ika. Kita mungkin beda agama, beda suku, beda etnis, tapi kita satu. Kita ingin hidup dalam suasana yang adil dan beradab," tuturnya. (rls)