Buya Syafii Minta Hentikan Tudingan Jokowi Tidak Pro Umat Islam
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Syafii Maarif, meminta pihak-pihak yang menuduh Presiden Joko Widodo tidak memerhatikan umat Islam dihentikan.
Pasalnya, fakta yang terjadi ialah sebaliknya. Menurutnya, kebijakan Presiden Jokowi justru banyak berpihak kepada umat Islam, khususnya Muhammadiyah.
"Beberapa waktu lalu, Presiden menyerahkan 6 SK bagi sekolah tinggi Muhammadiyah di Lamongan. Dan nanti presiden masih akan berkunjung ke Universitas Aisyiyah. Jadi kalau ada yang bilang presiden tidak perhatian pada Islam, hentikanlah," ucap pria yang akrab dipanggil Buya Syafi’i itu, di acara milad satu abad Madrasah Mu'allimin Mu'allimaat Yogyakarta, Kamis (6/12/2018).
Buya Syafi’i yang juga lulusan Madrasah Muallimin pada 1956 menyatakan, kehadiran Jokowi dalam Peringatan Milad Satu Abad Mualimin Mualimat Muhammadiah ini dianggap sebgai hal yang spesial. Pasalnya, Jokowi merupakan Presiden pertama yang mengunjungi sekolah ini. “Presiden datang ke sini itu bukti beliau dekat dengan Islam,” ujarnya.
Lanjut Buya Syafi’i, keberpihakan Jokowi, juga ditunjukkan dengan membantu pembangunan perluasan Madrasah Mu'allimin Mu'allimaat Yogyakarta di Jalan Wates, Yogyakarta.
"Kampus (disini) gak bisa menampung lagi siswa sehingga Mu'allimin akan membuka kampus baru untuk pengembangan. Ibu Menteri BUMN sudah mengundang para direktur utama, ada BNI, BRI, PLN, mereka sudah mau patungan dan akan dimulai Januari," jelasnya.
Buya Syafii menegaskan, Muhammadiyah merupakan organisasi kemasyarakatan yang bergerak dalam bidang sosial, pendidikan dan juga kesehatan. Sudah banyak sekolah yang didirikan untuk mencerdaskan umat dan anak bangsa sehingga tidak ada salahnya jika negara membantu Muhammadiyah.
"Membantu Muhammadiyah berarti negara membantu negara sendiri dalam mencerdaskan kehidupan bangsa," ulasnya.
Sementara itu, tokoh muda Nahdlatul Ulama (NU) Pengasuh Pondok Pesantren Al-Mizan, Majalengka, Jawa Barat, Maman Imanulhaq, menyebut Jokowi dalam setiap kepemimpinannya selalu memegang tuguh nilai-nilai pesantren, baik saat menjadi Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, maupun saat sekarang menjabat Presiden RI.
“Jokowi rajin salat bahkan jadi Imam berjamaah, puasa Senin-Kamis, Tirakat, Ziarah Kubur, menghadiri Maulid dan Haul. Ini semua amaliah khas pesantren yang dilakukan mayoritas umat Islam di Indonesia," ujar Maman Imanulhaq, di Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (6/12).
Selain itu, Maman menegaskan kembali komitmen Jokowi dalam memperjuangkan kepentingan umat Islam terutama kaum santri dan pesantren. Ini terlihat dengan penetapan Hari Santri Nasional, mendirikan 40 bank wakaf mikro, mendorong kerja sama ormas islam dengan perusahaan besar
"Jangan pernah meragukan komitmen keislaman Jokowi. Apalagi bersama Cawapres KH. Ma'ruf Amin, Pasangan nomor 01 ini akan terus memperjuangkan nilai Islam sebagai spirit transformasi dan perdamaian di semua bidang terutama pendidikan, dakwah, ekonomi dan kesehatan," tukasnya.
Reporter: Surya Irawan