Ketua DPR Desak BIN Dapatkan Informasi KKB yang Bunuh 31 Orang di Papua
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Ketua DPR Bambang Soesatyo mendesak Badan Intelijen Negara (BIN) untuk segera mendapatkan informasi mengenai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang membunuh 31 orang pekerja pembangunan jembatan Habema-Mugi, Kabupaten Nduga, Papua.
"Informasi ini diperlukan sebagai masukan bagi TNI dan Polri untuk melakukan pengejaran dan menumpas KKB yang telah membunuh 31 orang pekerja dan membebaskan 15 orang lagi yang disandera," kata Bamsoet, begitu dia akrab disapa, di Jakarta, Selasa (4/12/2018).
Seperti diberitakan media massa, Kelompok Kriminal Bersenjata atau kelompok separatis di Papua telah membunuh 31 orang pekerja PT. Istaka Karya yang tengah membangun jembatan Habema-Mugi, Kabupaten Nduga, Papua. Selain itu, masih terdapat 15 orang yang disandera oleh kelompok separatis tersebut.
Bamsoet juga mendesak pihak kepolisian untuk segera mengusut tuntas kasus pembunuhan dan penyanderaan tersebut. Kemudian segera melakukan upaya pembebasan terhadap 15 orang yang disandera oleh kelompok separatis tersebut, mengingat daerah tersebut berada di wilayah pedalaman yang belum memiliki sinyal ponsel.
"Polri harus segera mengirimkan pasukan keamanan ke daerah tersebut agar dapat memberikan rasa aman terhadap pekerja PT. Istaka Karya dalam membangun jembatan yang sedang dikerjakan itu," kata Bamsoet.
Kepada TNI bersama Polri, Bamsoet meminta untuk mempersempit ruang gerak KKB dalam melakukan tindak kriminalitas guna menciptakan stabilitas keamanan menjelang Natal dan Tahun Baru 2019, termasuk pengamanan dalam Pemilu 2019.
"Saya minta TNI dan Polri meningkatkan pertahanan dan keamanan di seluruh wilayah Indonesia, terutama di daerah-daerah pedalaman yang rentan terjadinya tindak kriminalitas agar seluruh masyarakat Indonesia dapat hidup dengan aman tanpa adanya ancaman atau gangguan dari KKB dan pelaku tindak kriminalitas lainnya," kata Bamsoet.
Kepada keluarga 31 korban yang dibunuh, Bamsoet menyampaikan belasungkawa dan rasa keprihatinan yang mendalam atas peristiwa tersebut. Kepada keluarga 15 orang pekerja yang masih disandera dimintanya untuk tetap bersabar, berdoa, dan mempercayakan proses pembebasan kepada aparat keamanan.
Sementara itu, secara terpisah, Ketua Komisi I DPR RI Abdul Kharis Almasyhari mengaku prihatin dan mengutuk tindakan kelompok yang disebutnya Gerakan Separatis Bersenjata (GSB) yang telah membunuh terhadap 31 orang pekerja tersebut.
“Saya meminta penegakan hukum dan kalau perlu terjunkan TNI jika dibutuhkan dan mendesak. Jangan ada sejengkalpun tanah Indonesia yang di bawah kendali Gerakan Separatisme dan melakukan kekejian terhadap rakyat Indonesia,” tegas Kharis, Selasa (4/12/2018).
Menurut dia, TNI dan BIN tentu sudah mempunyai data dan infomasi intelijen tetkait kasus tersebut, sehingga dapat menganalisis situasi dan kondisi di lapangan untuk mengambil langkah-langkah dan tindakan lain yang diperlukan. Tentu dengan kerja sama dan koordinasi dengan Kepolisian.
Menurutnya, insiden ini telah mencederai kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Setiap jengkal tanah Republik ini harus aman dari setiap rongrongan kelompok macam ini," tegasnya.
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa keberingasan GSB ini juga harusnya membuka mata dunia agar proporsional melihat masalah di Papua.
“Dengan kejadian ini kita harap peran diplomasi terkait masalah Papua juga penting untuk lebih ditingkatkan. NKRI dan seluruh tanah air dari ujung timur sampai barat adalah wilayah kedaulatan yang wajib di hormati semua negara. Jangan sampai ada intervensi dalam masalah dalam negeri Indonesia,” pungkasnya.
Reporter: Syafril Amir