Terkait 'Goreng' Harga Sembako, Sandiaga: Nggak Boleh Cengeng
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Cawapres Sandiaga Uno bicara mengenai pidato Presiden Joko Widodo yang mengaku sedih karena isu harga bahan sembako selalu 'digoreng'. Sandi menegaskan kenaikan harga itu fakta, bukan hasil 'goreng' pada tahun politik.
"Saya nggak mau tanggapi karena yang cerita soal sembako itu bukan kami, tapi kan dari ibu-ibu yang ngomong, yang bicara seperti itu. Dan tadi kalau lihat Facebook Live saya di event kami di Wonosobo, saya tanya ke mereka 'ibu-ibu bilang sembako mahal itu karena ada saya apa ibu merasakan'? Memang sembako mahal," kata Sandiaga di Jl Kertanegara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (19/11/2018).
Sandi juga menyindir sikap Jokowi. Menurutnya, keluhan mengenai harga sembako mahal itu harus dicari solusinya.
"Ini adalah kisah, kisah yang harus kami cermati sebagai aspirasi. Dan kami harus hadir sebagai calon pemimpin dengan solusi, bukan dengan mengeluh, karena ini memang tahun politik dan ini adalah siklusnya politisi ramai."
"Tapi sebagai salah satu calon, saya dan Pak Prabowo nggak boleh cengeng, bilang bahwa kalau kami ini digorenglah. Saya dengan Pak Prabowo meyakini apa yang disampaikan kepada kami ini diharapkan Pak Prabowo dan saya memberikan solusi," jelasnya.
Menurut Sandi, ada dua solusi untuk menstabilkan harga bahan pokok. Pertama, mengamankan pasokan; dan kedua, menyederhanakan rantai distribusi.
"Dan kita sudah menyatakan solusinya adalah satu, amankan pasokan, tingkatkan sumber produksi. Kedua, pastikan juga rantai distribusi sederhana, terbuka, dan adil. Itu dua pilar utama untuk pastikan harga-harga terjangkau," katanya.
Selain itu, Sandi menyebutkan 70 persen masyarakat masih mengandalkan pasar tradisional dibanding pasar modern. Dari hasil data lapangannya, harga dari 13.000 pasar yang dikunjungi itu juga tidak seragam.
"Jadi kalau kami lihat hampir dari 13.000 pasar yang kami data, kalau kami lihat, 70 persen daripada pemenuhan kebutuhan sehari-hari dari masyarakat masih dari pasar tradisional. Dan 70 persen daripada penyaluran produk-produk itu melalui pasar tradisional, selalu 80-20 (persen), 20 Persen itu stabil di pasar besar, tapi begitu kita masuk ke pasar kecil harganya sangat berfluktuasi," ungkapnya.
Sebelumnya, Jokowi mengaku sedih setiap hal menjadi bahan 'gorengan' di tahun politik. Salah satunya soal harga sembako.
"Sedih juga kita kalau sudah masuk ke tahun-tahun politik apa pun digoreng. Harga sembako digoreng. Saya pribadi saja, Presiden Jokowi itu PKI. Coba dilihat di medsos. PKI itu dibubarkan tahun '65-'66, saya lahir tahun '61. Umur saya berarti baru 4 tahun. Nggak ada PKI balita," ujar Jokowi di Universitas Muhammadiyah Lamongan, Jawa Timur, Senin (19/11).