BPBD Riau Kirim Logistik ke Daerah Terdampak Banjir, Kecuali Kuansing

BPBD Riau Kirim Logistik ke Daerah Terdampak Banjir, Kecuali Kuansing

RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Pemerintah Provinsi Riau terus berkoordinasi dengan seluruh kabupaten/kota untuk menangani banjir yang melanda di beberapa daerah. Dan mendata jumlah kecamatan maupun desa yang berdampak banjir akibat curah hujan yang tinggi di wilayah Riau.

Kepala Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Riau Edwar Sanger mengatakan, daerah yang telah mendapatkan bantuan logistik banjir di antaranya Kabupaten Indragiri Hulu, Rokan Hulu, Pelalawan, dan Kampar. Sedangkan untuk Kabupaten Kuansing, pihaknya belum mengirimkan bantuan karena belum ada laporan dari Pemkab Kuansing.

"Memang Kuansing termasuk salah satu daerah yang berdampak banjir. Ada sebanyak 11 kecamatan, sayangnya Kuansing belum ada Dinas BPBD-nya, sehingga laporan dan bantuan belum kita kirim karena belum ada permintaan dari Kuansing," kata Edwar Sanger, Selasa (6/11/2018).


"Jadi, sekarang kita sedang rapat koordinasi, mendata jumlah yang terdampak akibat banjir. Kami menyayangkan sekali Kuansing sampai sekarang belum terbentuk BPBD-nya, sehingga menyulitkan kita untuk berkoordinasi," tambah Edwar Sanger.

Untuk daerah lain telah medapatkan bantuan logistik, seperti makanan siap saji, beras, tenda pengungsian, perahu karet dan bantuan lainnya. Mantan Pj Walikota ini mengatakan diambil dari baper stok yang ada di BPBD Riau dari bantuan Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB).

"Untuk Inhu, Rohul, Rohul bantuan sudah dikirim, karena mereka langsung minta dan ada datanya. Sebagain ke Kampar ada juga melalui BPBD-nya dan bisa dimanfaatkan bagi warga yang berdampak banjir. Hanya kita belum bisa memastikan berapa jumlah warga yang terdampak banjir, banjir yang terjadinya ini fluktuatif, selalu bergerak," katanya.

Sementara itu, dibukanya tiga pintu spillway waduk PLTA Koto Panjang, selama tiga hari ini, ia menjelaskan dampak meluapnya air sungai kampar yang ada di hilir PLTA Koto Panjang belum ada. Namun Sungai Kampar mulai mengalami kenaikan 30 sampai 60 cm.

"Dampak dari spillway PLTA di Kampar belum signifikan, memang ada kenaikan air daerah bantaran sungai. Dan kami mengimbau masyarakat lebih waspada, curah hujan yang tinggi di Sumbar dan arus yang masuk cukup tinggi di PLTA dan tidak terbendung. Karena itulah dibuka, jangan sampai berdampak banjir lebih besar," ungkap Edwar Sanger.

Sebelumnya diberitakan, Manager Unit Layanan PLTA Koto Panjang M Rusdi mengatakan, perkembangan elevasi waduk masih di buka 3 pintu dengan ketinggian masing-masing 30 cm. Total besaran uutflow rata-raya perjam sebesar 500 m3/detik (outflow pintu pelimpah 150 m3/detik + outflow turbin 350 m/detik) dengan inflow rata2 jam 600 m/detik, elevasi waduk sore ini jam 17.00 wib terbaca 82.71 mDPL  dan ada kenaikan elevasi 39 cm.

Bila kondisi cuaca dan curah hujan tetap tinggi di sisi hulu, ada kemungkinan melakukan penambahan pembukaan pintu pelimpah. Penambahan atau tinggi buka pintu pelimpahan akan di tentukan nantinya dari inflow yang masuk ke waduk.

Sementara itu, banjir yang melanda Kuantan Singingi sejak Sabtu (3/11) lalu. Hingga kini masih berlangsung. Ada sebanyak 99 desa di 12 kecamatan yang terdampak banjir akibat meluapnya Sungai Kuantan. Terdata ada sebanyak 7.006 kepala keluarga (KK).

Dari data yang diterima sedikitnya ada 4.578 unit rumah dan 3.148 hektar lahan sawah di Kuantan Singingi terendam banjir. Paling parah di delapan kecamatan. Yakni, di Kecamatan Kuantan Mudik, 184 rumah terendam, Gunung Toar 15 rumah, Kuantan Tengah 495 rumah, Benai 902 rumah, Pangean 1.934 rumah, Kuantan Hilir Seberang 878 rumah, Inuman 122 rumah, dan Cerenti 47 rumah. 


Reporter: Nurmadi



Tags Banjir

Berita Lainnya