Sri Mulyani Ungkap 3 Kelemahan Bank Syariah
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, memberikan penjelasan terkait kelemahan yang belum bisa membuat majunya bank syariah di Indonesia. Ada tiga kelemahan yang mesti diperharikan bank-bank syariah.
"Untuk kelemahan yang pertama yakni sumber daya manusia (SDM), di mana masih 11-12 orang yang sama seperti 10 tahun kemarin, saya minta wajah-wajah baru yang mampu bisa menekuni dan akulturasi," kata Sri Mulyani di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (1/11/2018).
Dia menjelaskan, kelemahan kedua yakni tata kelola, karena semua pihak menganggap kalau sudah sukuk syariah tak ada masalah tata kelola itu salah. untuk transaksi pencatatan dan saksi sikap dari saksi dan transaksi sangat luar biasa, bahwa untuk suatu transaksi harus dicatat dengan detail sampe dia lunas.
"Tata kelola dan moralitas dari pengelolaan seluruh sektor keuangan syariah kalau tetap terjadi korupsi, abuse of power, konflik of interest itu sama saja menghianati. Jadi saya anggap itu penting karena yang kita lakukan di sini mengelola kepercayaan masyarakat," jelasnnya.
Untuk ketiga, lanjut dia, yakni konsekuensi dari sisi risikonya, karena pada segmen yang kecil. Oleh karena itu, apabila risikonya besar, tidak mampu kompetisi dengan konvensional yang opsinya begitu sangat luas. Karenanya agak sulit kompetisi dari sisi cost dan return karena dia hanya pada segmen aktivitas yang terbatas.
"Jadi tantangan ketiga bagaimana kita bisa memperjuangkan agar basis kegiatan ekonominya menjadi luas sehingga risikonya bisa dikurangi dan rate of return jadi lebih besar karena punya opsi berbagai jenis proyek," ungkapnya.
Baca Juga: Data OJK Ungkap Kredit Bermasalah Bank Syariah 4,12%, Lebihi Konvensional 2,96%
Maka itu, tutur dia, pihaknya berharap agar para influencer bisa mulai penetrasi lebih luas dalam mengkomunikasikan instrumen sebagai pilihan logis dan natural. Kalau bisa disosialisasikan tidak ekslusif pasti bisa membuat share atau pasar dari apakah ini perbankan.
"Apakah surat berharga, atau SBSN jadi sangat besar dengan investor base yang juga makin luas dan kemampuan untuk investasinya juga makin tinggi," pungkasnya.