Saleh Djasit: Kalau Tak Ada Gebrakan Kita akan Diketawakan
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Diskusi Majelis Bincang Riau (MBR) dengan tema "Mengungkap Asa Daerah, Menggugah Kearifan dan Keberpihakan Pusat" di Ruang Serindit Gedung Daerah Provinsi Riau, du Pekanbaru, Sabtu (27/10/2018) berlangsung menarik.
Diskusi tersebut turut dihadiri dua orang mantan gubernur Riau yakni Saleh Djasit dan Arsyadjuliandi Rachman. Keduanya memberikan pemikirannya untuk keberlangsungan Provinsi Riau yang akan datang.
Saleh Djasit yang merupakan gubernur Riau periode 1998-2003 mengakui, selama ini memang perhatian pemerintah pusat terhadap ke Provinsi Riau sangat minim, padahal daerah ini telah memberi yang terbaik untuk pusat.
"Untuk itu kita tidak bisa lagi berfokus pada minyak, selama ini kita hanya fokusnya pada minyak, sementara minyak kita sudah suram dan akan habis. Kita nanti akan diketawakan jika tak ada gebrakan baru," kata Saleh Djasit.
Mantan Anggota DPR RI tersebut menambahkan, bahwa di Provinsi Riau tidak bisa lagi jika hanya mengandalkan sektor industri karena sudah tergerus dan kalah jauh dibanding negara lain seperti Cina.
"Yang bisa kita manfaatkan adalah di sektor pariwisata karena sangat menjanjikan. Sektor pariwisata bisa masuk ke semua lini," katanya.
Untuk mewujudkan itu semua, Saleh mengatakan perwakilan masyarakat Riau di tingkat pusat seperti anggota DPR RI dan DPD RI harus bekerja keras. "Kita harus pertajam wakil kita di Riau, kita harus ambil perhatian pusat itu ke kita," tukas Saleh Djasit.
Sementara, mantan gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dalam pemikirannya mengatakan, yang terpenting dalam membangun Riau ke depan adalah persoalan sinergitas yang harus dikompakkan.
"Kita harus bersinergi bersama dalam merebut hak kita di pusat. Jika ada sesuatu, kita Pemprov, DPRD, OPD lobi ke kementerian jika gagal gak boleh mundur, gak boleh pulang. Maka dari itu sudah harus ada sinergitas kita bersama, yang kita persiapkan harus matang, untuk Riau kita harus berjuang," tukasnya.