Habib Aboe Bakar Curiga Ada Peristiwa Lain di Balik Penembakan Gedung DPR
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PKS Habib Aboe Bakar Al-Habsyi mencurigai ada peristiwa lain dibalik penembakan gedung DPR yang terjadi Senin (15/10) lalu.
"Saya sudah tanya juga dengan beberapa ahli yang menyimpulkan ini bukan latihan. Kalau menurut beliau, ini ada peristiwa yang lain. Tetapi biarkan suara polisi yang resmi yang kita harapkan untuk menjelaskannya," kata Habib dalam diskusi bertema "Tertembak berkali-kali, Gedung DPR masih aman?" di Media Center DPR, Kamis (18/10/2018).
Menurut Habib, sudah banyak analisa yang disampaikan sejak peristiwa penembakan tersebut, termasuk jenis senjata yang digunakan, yaitu Glock 17. Kemampuan peluru Glock 17 itu maksimal efektifnya sekitar 50 meteran.
"Saya sendiri kurang yakin bahwa senjata laras pendek sejenis Glock 17 bisa melesatkan peluru sejauh itu. Apalagi bisa nyasar sampai lantai 13 dan 16 Gedung DPR. Apa memang senjata jenis itu memiliki daya jangkau sampai dengan setengah kilo," kata Habib mempertanyakan.
Karena itu menurut Habib, perlu dilakukan uji balistik untuk meyakinkan, sehingga tidak menimbulkan spekulasi. "Jika memang hal tersebut terbukti, perlu ada penataan yang lebih bagus di Lapangan Tembak Senayan," kata Habib.
Tetapi yang jelas menurut Habib, bahwa tempat latihan tembak di Lapangan Tembak Senayan itu bukanlah hal yang baru dan itu menjadi halangan. "Saya juga latihan, biasa kok di situ (Lapangan Tembak Senayan -red), gak pernah tuh. Saya dari bodoh belajar sampai bisa gak pernah loncat seperti itu, dan cakep banget nembak itu," kata Habib menceritakan pengalamannya latihan menembak di Lapangan Tembak Senayan itu.
Tetapi Habib menilai suatu keanehan, peluru nyasar yang menembus gedung DPR dan bahkan sampai jilbab bisa lolos. Dia tidak bisa membayangkan jika kena tengkoraknya maka bisa seperti bubur.
"Itu artinya, kekuatannya cukup dalam. Saya tak mau terlalu juga mendramatisi. Silahkan balistik nanti polisi untuk melihatnya. Dari beberapa lantai, ada satu hal yang dianalisa. Gambarnya sudah macam-macam saya lihat, cara titiknya, cara tembaknya. Saya sudah tanya juga dengan beberapa ahli yang menyimpulkan ini bukan latihan, kalau menurut beliau ini ada peristiwa yang lain," kata Habib.
Sedangkan Ketua BURT DPR Anthon Sihombing mengungkapkan bahwa pihaknya sudah melakukan rapat kilat dengan pihak kepolisian terkait kasus peluru yang menembus gedung DPR tersebut.
Salah satu yang dibahas seperti diungkapkan politisi Golkar itu adalah tindak lanjut MoU DPR dengan kepolisian agar secepatnya dirampungkan. "Kalau bisa bulan ini kalau memang ada anggaran dibutuhkan, mumpung belum diketok bisa kita lanjutkan," jelasnya.
Dijelaskan Anthon, Gedung DPR sama dengan Istana. Kalau pengamanan Istana oleh Paspamres yang ketat sekali. Sedangkan Gedung DPR yang termasuk objek vital pengamanannya menjadi tanggungjawab polisi.
"MoU itu kita mintakan agar bintang 2 komandan polisinya di sini (DPR -red). Jangan kayak kemarin, pengamanannya Kombes, tetapi 5 kali jauh lebih tertib pengamanan sekarang daripada waktu dulu ada Kombes karena kita care. Terkadang pagi satpamnya kita kumpulkan dan kita kasih motivasi, kita beri semangat," jelas Anthon Sihombing.
Hal yang dibicarakan dalam pertemuan tersebut ungkap Anthon, adalah recana realokasi lapangan tembak. "Dalam waktu dekat kita undang Sekneg, karena di bawah sekneg semua pengelolaan ini. Kita juga undang Perbakin dan Kapolri," terang Anthon Sihombing.
Reporter: Syafril Amir