Demokrat: 10 Tahun SBY Tak Pernah Sakiti Pers
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Partai Demokrat menyesalkan sejumlah media di Indonesia yang ikut mengutip pemberitaan Asia Sentinel mengenai skandal Bank Century yang menyeret nama Ketua Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Hinca Panjaitan mengatakan, pemberitaan Asian Sentinel itu tak akan menjadi apa-apa jika tidak disebarkan media di Indonesia. Dia pun menyayangkan media di Indonesia yang ikut mengutip laporan itu tanpa terlebih dulu melakukan konfirmasi.
"Selama 10 tahun Pak SBY tidak pernah menyakiti pers," kata Hinca di Gedung Dewan Pers, Jakarta, Senin (17/9).
Asia Sentinel dalam laporan berjudul Indonesia's SBY Government: 'Vast Criminal Conspiracy, menuding SBY kala menjadi presiden terlibat dalam skema pencucian uang dalam kasus Bank Century.
Hinca pun mengaku heran dengan sorotan media yang kerap tertuju pada SBY. Padahal, kata Hinca, SBY tidak ikut dalam kontestasi Pemilihan Presiden 2019.
"Yang berkompetisi capres itu Pak Jokowi (Joko Widodo) sama Pak Prabowo (Prabowo Subianto), tapi yang setap hari digebukin ini Demokrat dan pak SBY terus," ujar Hinca.
Ia meminta media lokal yang turut mengutip dan memberitakan artikel Asia Sentinel itu untuk dipanggil ke Dewan Pers untuk dimintai klarifikasi.
"Soal siapa yg menggoreng tadi atau media-media lokal. Kami akan undang media-media lokal itu minta Dewan Pers supaya dipanggil, untuk kita cari tahu cara kerjanya dulu setelah itu secara lengkap kami sampaikan untuk klarifikasi kepada medianya," terang Hinca.
Laporan Asia Sentinel berjudul Indonesia's SBY Government: 'Vast Criminal Conspiracy ditulis oleh John Berthelsen.
Artikel itu menuding SBY ikut berkonspirasi mencuri uang negara sebesar US$12 miliar dalam kasus Bank Century. Belakangan Asia Sentinel menghapus berita itu dan menggantinya dengan artikel UPDATE: Asia Sentinel Story on Indonesian Corruption Goes Viral.
Tudingan tersebut pun sudah dibantah oleh Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demomrat Andi Arief. Dia membantah Bank Century menyimpan dana kampanye Partai Demokrat yang didapatkan dengan cara ilegal (slush fund).
Demokrat sudah mengadukan hal ini kepada Dewan Pers dan berencana melakukan hal serupa ke Dewan Pers Hongkong.