Kunjungi Pesantren, Ma'ruf Amin Bicara Soal Konsep Baru Ekonomi RI
RIAUMANDIRI.CO, BEBES - Ketua Umun MUI yang juga bakal calon wakil presiden Ma'ruf Amin, Selasa (11/9/2018) sore mengunjungi Pondok Pesantren Al Hikmah 2 Desa Benda, Kecamatan Sirampog, Brebes, Jawa Tengah. Selain untuk menghadiri Haul ke-7 KH Masruri Mughni, Ma'ruf juga membahas konsep baru ekonomi Indonesia.
Ma'ruf Amin mengatakan, pesantren memiliki peran penting dalam kehidupan umat. Selain bisa melahirkan ulama yang ahli di berbagai bidang keilmuan, pesantren juga memiliki peran dalam peningkatan kualitas ekonomi umat.
"Yang menjadi fokus pesantren adalah selain bisa melahirkan ulama juga berperan dalam peningkatan kualitas ekonomi umat," kata Ma'ruf Amin.
Dikatakan, konsep arus baru ekonomi Indonesia tak lepas mengacu kepada kitab standar pesantren yang sangat terkenal yakni fathul mu'in.
"Fardu kifayah dalam menggerakkan perekonomian bisa berubah menjadi kewajiban personal (fardhu ain) bila muncul kondisi-kondisi tertentu yang berpotensi menciptakan bencana bagi umat, seperti kelaparan dan keterbelakangan ekonomi," terangnya.
Konsep arus baru ekonomi Indonesia, tambah Ketua MUI, sebagai antitesis dari ekonomi neoliberal yang terbukti justru membuat kesenjangan semakin lebar antara yang kaya dan miskin. Arus baru ekonomi Indonesia ini diimplementasikan dengan kemitraan antara pelaku ekonomi kecil dan pebisnis besar. "Ide ini mendapatkan sambutan luar biasa dari Presiden Jokowi," jelasnya.
Dalam praktiknya, pelaku ekonomi kecil dan pesantren menjadi penyuplai dari kebutuhan produksi pebisnis besar. Gerakan arus baru ekonomi Indonesia ini didukung sepenuhnya oleh pemerintah melalui program redistribusi aset, dimana pesantren mendapatkan hak kelola tanah negara yang tidak terpakai.
Ma'ruf Amin menyebut, bank wakaf mikro sudah berjalan sangat pesat di sejumlah provinsi yang jadi pilot projects. Di Banten misalnya, omzetnya telah mencapai Rp 4 miliar yang dikelola ibu-ibu rumah tangga dan santri. Diharapkan, agar pesantren mendalami ekonomi syariah yang konsepnya banyak ditemukan di kitab- kitab fiqih klasik yang selama ini dikaji di pesantren.
"Ekonomi syariah sudah menjadi sistem ekonomi nasional yang ditandai munculnya perbankan syariah, dan Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS)," imbuhnya.
Terakhir dia mengajak agar santri berani dan percaya diri untuk bergerak di berbagai sektor kehidupan. Pesantren hendaknya menjadi motor penggerak ekonomi syariah di Indonesia.