Masyarakat Riau Dukung Sandiaga di Pilpres, LAM Riau Tegaskan Tepuk Tepung Tawar Murni Acara Adat
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Riau menggelar upacara adat Tepuk Tepung Tawar terhadap Sandiaga Salahuddin Uno, Selasa (4/9/2018) sore. Meski murni upacara adat, namun LAM Riau menyampaikan dukungan penuh atas perjuangan Sandiaga bertarung dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2019 mendatang.
Digelarnya upacara adat ini dilakukan karena Sandiaga Uno merupakan tokoh nasional yang lahir di Rumbai, Pekanbaru, pada 49 tahun silam. Saat ini, mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu tengah mempersiapkan diri bertarung sebagai Bakal Calon Wakil Presiden RI mendampingi Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.
Mengingat beratnya perjuangan putra pasangan Razik Halik Uno dan Mien Rachman Uno itu, membuat masyarakat Melayu Riau melalui LAM Riau menggelar doa keselamatan baginya dalam upacara adat Tepuk Tepung Tawaran yang dilaksanakan di Balai Adat LAM Riau Jalan Diponegoro Pekanbaru.
Terlihat hadir dalam acara itu, pimpinan dan anggota DPR/DPD RI, Wakil Gubernur Riau Wan Thamrin Hasyim, pimpinan dan anggota DPRD Riau, tokoh masyarakat Wan Abu Bakar, Saleh Djasit, Ketua Kekerabatan Sultan Siak, Indragiri, dan Gunung Sahilan, serta sejumlah kepala daerah kabupaten/kota di Riau.
Juga hadir, Huzrin Hood dari Bintan, LAM Bengkulu, Sumatera Utara, para ulama, Ketua Paguyuban, LAM Kabupaten/Kota di Riau, Rektor perguruan tinggi, Presiden BEM, dan lebih 60 ormas islam, serta undangan lainnya.
Pantauan Riaumandiri.co, Sandiaga Uno dan rombongan tiba di Balai Adat sekitar pukul 15.55 WIB. Sebelumnya, Sandi biasa ia disapa, sempat mengunjungi dan melakukan dialog dengan pedagang di Pasar Cik Puan Pekanbaru tak lama setelah tiba di Pekanbaru.
Selanjutnya, Sandi melakukan kunjungan ke kebun di hidrophonic di Kecamatan Tenayan Raya. Di sana, ia juga melakukan dialog dengan pelaku start up, millennials dan early lunch. Memasuki waktu Zuhur, Sandi dan rombongan tiba di Kampus Universitas Islam Riau (UIR). Usai mendirikan salat, Sandi kemudian menyampaikan kuliah umum dalam rangka Dies Natalies UIR ke-56.
Selepas itu, masih ada beberapa kegiatan yang dilakoni suami dari Nur Asia itu, hingga akhirnya menjalani prosesi adat di LAM Riau. Sandi tiba tak jauh dari Balai Adat dan berjalan kaki memasuki lokasi dilaksanakannya kegiatan dengan diiringi musik tradisional Melayu, Kompang. Sesampai di halaman Balai Adat, kesenian pencak silat pun menyambut kedatangan Sandiaga Uno.
Meski dijaga ketat puluhan laskar, hulubalang, dan polisi adat, tak menyurutkan warga khususnya dari kaum 'emak-emak' mengerubuti Sandi Uno untuk bisa bersalaman dan berswafoto. Hal ini membuat langkah kaki Sandiaga melambat untuk bisa memasuki Balai Adat.
Tak hanya di dalam Balai Adat, antusias warga juga terlihat jelas. Meski tak bisa masuk ke dalam Balai Adat, ratusan warga tetap khidmat mengikuti prosesi adat di tenda-tenda yang disediakan panitia di depan dan sisi kiri-kanan Balai Adat. Sementara itu, sejumlah spanduk dukungan kepada Sandiaga juga terlihat di sejumlah titik di halaman Balai Adat.
Dikatakan Ketua Umum (Ketum) Dewan Pengurus Harian (DPH) LAM Riau, Datuk Seri Syahril Abu Bakar, pihaknya sengaja menggelar upacara adat Tepuk Tepung Tawar ini untuk mendoakan perjuangan putra jati Riau yang kini bertarung dalam kancah politik nasional.
"Besar harapan masyarakat adat Riau kepada Sandiaga Salahuddin Uno. Makanya hari ini kita laksanakan upacara adat Tepuk Tepung Tawar ini," ujar Datuk Seri Syaril Abu Bakar dalam sambutannya.
Banyak pihak yang beranggapan kegiatan ini ada aroma politik mengingat Sandi menjadi salah satu kontestan dalam Pilpres 2019 mendatang. Namun hal itu dengan tegas ditepis Datuk Seri Syahril Abu Bakar.
"Kalau ada pertanyaan, ini murni acara masyarakat adat. Tidak ada politik. Kalau ada berdampak politik, silahkan saja," tegas Datuk Seri Syahril.
Dikatakan Datuk Seri Syahril, saat ini Provinsi Riau sangat diperhitungkan. Bagaimana tidak, dua orang putra terbaiknya menjadi buah bibir pembicaraan di Indonesia. "Dua putra Riau menjadi pembicaraan di Indonesia. Dua orang hampir menjadi Wakil Presiden. Lembaga Adat angkat topi atas prestasi kedua putra Riau ini," kata Datuk Seri Syahril Abu Bakar seraya mengatakan dua putra Riau itu adalah Ustaz Abdul Somad yang bergelar Datuk Seri Ulama Setia Negara, dan Sandiaga Uno.
Pernyataan Datuk Seri Syahril itu mendapat tepuk tangan meriah dari ratusan masyarakat yang hadir. Sesaat pernyataannya itu, Ustaz Abdul Somad pun tiba di lokasi acara. Dengan mengenakan baju teluk belanga warna putih, berselempang kuning keemasan, dan bertanjak, UAS lalu masuk ke Balai Adat dan duduk berdampingan dengan Sandiaga Uno.
"Hari ini adalah peristiwa penting. Ada dua pemuka masyarakat Indonesia telah bersanding di LAM Riau, Datuk Seri Ulama Setia Negara Ustaz Abdul Somad dan Sandiaga Salahuddin Uno. Ini ibarat mentari dan rembulan. Mari kita liat perjalanan dua insan putra riau ini," sebut Datuk Seri Syahril.
"Tertumpang harapan kepada tuan dan datuk berdua. Semoga Indonesia semakin maju dan damai. Dan semoga putra Riau menjadi pemimpin di negeri ini. Kita dukung penuh kalau orang Riau yang maju," sambungnya menegaskan.
Lalu, prosesi upacara adat Tepuk Tepung Tawar pun dimulai. Sandi yang terlihat gagah dengan balutan baju Melayu Cekak Musang warna merah marun senada dengan tanjak yang ia kenakan, didudukkan di singgasana yang biasa disebut peterekna. Ketum Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAM Riau Datuk Seri Al Azhar mengawali prosesi pemberian doa kepada Sandiaga Uno, disusul Datuk Seri Syahril Abu Bakar, Saleh Djasit dan sejumlah tokoh adat, masyarakat, dan agama lainnya.
Usai Tepuk Tepung Tawar, Ustaz Abdul Somad kemudian didaulat menyampaikan tausiyah. Banyak nasihat diberikan UAS kepada Sandiaga Uno jika kelak menjadi pemimpin di negeri ini. Menurutnya, jika Allah titipkan kuasa, jangan angkuh dan bersikap semena-mena dengan memandang sama warga yang kaya dan miskin.
"Jika Allah titipkan kuasa, cerdik mulia bodoh dibina. Jika Allah titipkan kuasa, jangan asyik bersolek rupa," kata UAS.
Lebih lanjut diharapkannya, jika menjadi pemimpin hendaknya membagi hasil minyak secara adil dan merata, dan tidak berhutang kepada negara lain. "Jika Allah titipkan kuasa, jangan jual aset negara. Jika Allah titipkan kuasa, ada saatnya Allah mengambil semula," tutupnya sambil disambut takbir dari undangan yang hadir.
Sementara itu, Sandiaga mengaku sangat berbahagia dengan sambutan masyarakat dan LAM Riau. Menurutnya, hal ini tidak pernah dibayangkannya sebelumnya.
"Betapa tidak, saya melihat dunia fana ini di Rumbai. Saya terharu karena saya dijemput, disambut hangat, dan dilambungkan secara adat. Belum pernah saya membayangkan peristiwa ini terjadi," kata Sandi saat memberikan sambutan seraya menyampaikan salam dari kedua orang tua dan istri tercintanya Nur Asia kepada masyarakat Riau.
"Terima kasih kerabat kami telah menjadi rumah kami semua," sambungnya.
Dikatakannya, Riau merupakan negeri yang diberikan karunia yang besar dari Allah SWT. Riau memiliki sumber daya alam yang melimpah. "Terlintas mimpi, di atas minyak di bawah minyak. Ke depan harus kita perjuangkan dengan majunya perekonomian Riau dan membuka lapangan kerja seluas-luasnya," harap politisi yang memiliki latar belakang pengusaha ini.
Terakhir, Ketum MKA LAM Riau Datuk Seri Al Azhar memberikan tunjuk ajar kepada Sandiaga Uno. Tunjuk ajar itu terkait pola kepemimpinan yang baik dalam adat Melayu. Hingga akhirnya rangkaian acara selesai yang ditutup dengan makan bersama.
Meski telah selesai, namun ratusan masyarakat tetap setia menunggu. Hendak keluar dari Balai Adat, kembali masyarakat mengerumuni Sandi. Tak terpengaruh dengan jadwal keberangkatan ke Jakarta, Sandi masih sempat melayani salam dan foto dari masyarakat. Sekitar pukul 18.15 WIB, Sandi kemudian meninggalkan Balai Adat Melayu Riau.
Reporter: Dodi Ferdian