Infrastruktur Sektor Andalan di Pasar Modal
JAKARTA (HR)- Dalam workshop yang digelar PT Bursa Efek Indonesia yang bekerja sama dengan PT BNI Securities di Pekanbaru, Thendra Crisnanda selaku analist mengungkapkan Investasi di pasar modal Indonesia memiliki prospek yang menarik di tahun 2015.
Hal ini ditopang oleh komitmen pemerintah Jokowi – JK dalam mengembangkan infrastruktur guna meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia ke depan.
"Perekonomian Indonesia diekspektasikan akan mengalami pemulihan menjadi 5,35% di FY15 setelah mengalami pelemahan selama lima tahun terakhir," ujarnya, Senin (9/3).
Ia mengharapkan potensi pemulihan ekonomi dan program kebijakan yang kondusif dapat mendorong peningkatan peringkat utang Indonesia menjadi Investment Grade oleh lembaga Moodys yang diekspektasikan terjadi di FY15.
Menurutnya, peningkatan tersebut berpotensi mendorong arus dana masuk (capital inflow) yang besar ke pasar Indonesia sehingga menjadi momentum yang baik bagi Investasi di pasar modal Indonesia.
Namun, disamping prospek investasi yang menarik, terdapat beberapa tantangan utama yang berpotensi menghambat perekonomian domestik di FY15 yaitu, faktor eksternal, seperti Kepastian Bank Sentral US untuk meningkatkan suku bunga acuannya yang diproyeksikan terjadi pada tahun ini, di mana dikhawatirkan dapat menimbulkan potensi terjadinya arus dana keluar/ Capital Outflow dari pasar Indonesia.
Kemudian masih relatif lambatnya pemulihan ekonomi di Zona Euro serta perlambatan ekonomi lanjutan di China dan Jepang.
Sementara, faktor internal, seperti ancaman atas masih defisitnya neraca berjalan dan perdagangan Indonesia; Terus melemahnya nilai tukar rupiah yang saat ini telah diperdagangkan pada level Rp13.000 dan ancaman atas instabilitas kondisi politik dalam negeri.
"Oleh karena itu, kami menilai bahwa potensi Indeks pada tahun ini cenderung bertumbuh secara moderat ke level 5.750 dengan asumsi bahwa Ekonomi Indonesia bertumbuh menjadi 5,35 persen," paparnya.
Apabila pemerintah mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di atas 5,4 persen, ia memproyeksikan IHSG mampu menembus level optimis di 6.271.***