Buka Festival Pacu Jalur Nasional di Teluk Kuantan, Gubri: Ini Event Terpopuler di Indonesia
RIAUMANDIRI.CO, TELUK KUANTAN - Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman membuka secara resmi Festival Pacu Jalur Nasional 2018 di Lapangan Limuno Teluk Kuantan, Rabu (29/8/2018).
Hadir pada pembukaan event nasional ini, Stah Alhi Kementerian Pariwisata, Esty Reko Astuty, Bupati Kuansing H Mursini, Wakil Bupati H Halim, sejumlah anggota DPR RI, Danrem 031/WB Riau, Wakapolda Riau, anggota DPRD Riau, Ketua DPRD dan anggota DPRD Kuansing, Dandim 0302/Inhu, Kapolres Kuansing, Sekda Kuansing, unsur Forkopimda Kuansing, Kepala Dinas Pariwisata Riau, Direktur PT RAPP, kepala OPD se-Kabupaten Kuansing, Camat se-Kuansing, para tokoh adat dan ulama di Kabupaten Kuansing.
Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman dalam sambutannya mengatakan, Pacu Jalur ini merupaka budaya tertua di indonesia dan event terpopuler di Indonesia serta masuk dalam Kalender Pesona Indonesia.
Bahkan pacu jalur, kata Gubri, dapat mendukung konsep Provinsi Riau untuk menjadi Destinasi Wisata Budaya. Sementara itu, aset-aset budaya di Riau merupakan terbanyak di Indonesia. Bagi Pemerintah Provinsi, katanya, akan memperjuangkan budaya-budaya yang belum masuk dalam Kalender Pesona Indonesia.
"Saat ini wisata di Riau semakin tumbuh dibanding beberapa tahun lalu, sehingga nantinya akan menjadi penunjang perekonomian di Riau," ujar Gubernur.
Di ujung sambutannya, Gubernur Riau menyatakan "Pacu Jalur Tradisional di Kabupaten Kuansing Secara Resmi Saya Buka".
Sementara itu, Stah Alhi Kementerian Pariwisata, Esty Reko Astuty, mengatakan, pacu jalur ini nantinya akan dipromosikan oleh Kementerian Pariwisata melalui media cetak, online, dan elektronik seperti Metro TV dan Kompas TV. Selain itu, ia juga memberikan apresiasi terhadap pemerintah kabupaten, provinsi dan unsur DPRD Kabupaten, DPRD provinsi, DPR RI dan para tokoh adat, ulama dan masyarakat. Ditambahkanya, saat ini pertumbuhan wisata di Provinsi Riau meningkat 50 persen dibanding beberapa tahun lalu.
"Saya atas nama perwakilan Kementerian Pariwista mengharapkan event paju jalur ini menjadi tujuan wisata di Riau. Saya berharap pemerintah daerah bisa melestarikan kebersihan sungai, adat istiadat, sehingga berdampak ekonomi yang baik," kata Esty.
Sebelumnya, Bupati Kuansing, H Mursini dalam sambutannya mengatakan, event pacu jalur tersebut selalu digelar oleh pemerintah dan masyarakat Kuansing, karena merupakan budaya yang dijujung tinggi oleh masyarakat.
Selain itu, pacu jalur di Kuansing telah masuk menjadi 3 event nasional dari Provinsi Riau, yakni masuk dalam Kalender Pesona Indonesia.
"Saat ini budaya Kuansing yang masuk ke Anugrah Pesona Indonesia 2018 yakni Perahu Bergandung. Makanya saya atas nama pemerintah mengajak masayarakat untuk mendukung Perahu Bergandung agar menjadi budaya terpopuler dengan cara sms, ketik API 8D kirim ke 99386," harap Bupati.
Melalui pacu jalur ini, katanya, Kuansing dapat memperkenalkan destinasi wisata yang ada di Kuansing ke jenjang provinsi, nasional dan internasional.
"Saya mengimbau agar selalu menjaga keamanan agar festival ini berjalan dengan baik. Bagi para anak jalur diminta agar menjunjung sportivitas, kalah menang merupakan hal yang biasa," pinta Bupati.
Diikuti 181 Jalur
Sebelum dibuka oleh Gubernur Riau, Ketua Umum Panitia Festival Pacu Jalur Nasional 2018, H Halim yang juga Wakil Bupati Kuansing mengatakan, pacu jalur tradisional di Kuansing dilaksankan selama 4 hari di Tepian Narosa. Sebanyak 181 jalur akan bertanding yang terdiri dari 162 jalur dari Kabupaten Kuansing, 22 jalur dari Kabupaten Inhu, 1 jalur dari Kabupaten Siak dan 1 jalur dari Kota Pekanbaru.
Dikatakan Wabup, sebelumnya acara pacu jalur mini telah selesai dilaksanakan di Tepian Narosa yang dimulai pada tanggal 25-28 Agustus 2018 dan diikuti oleh 28 jalur mini dari Kuansing dan Inhu.
"Untuk anggaran perhelatan Pacu Jalur Nasional ini berasal dari APBD Kuansing, Pemprov Riau, Kementerian Pariwisata dan para donatur," terang Wabup.
Di sela-sela acara, para undangan juga disuguhi oleh tarian kesenian dari Kuansing, seperti Tari Cerano dan Tari Menyongkok, dan acara ditutup dengan tari massal dengan judul "Dek Basamo Mako kan Jadi" (karena bersama maka akan jadi).
Reporter: Suandri