Fahri Hamzah: Aksi #2019GantiPresiden Deteksi Dini Bagi Jokowi
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengatakan, Presiden Jokowi seharusnya menarik hal yang positif dari maraknya gelombang aksi #2019GantiPresiden belakangan ini. Sebab, dengan adanya aksi tersebut, Jokowi bisa mendeteksi sejak dini atas sikap masyarakat.
"Seharusnya itu ditangkap sebagai hal yang positif. Itu kan diteksi dini gratis yang dia (Jokowi) dapatkan dari masyarakat," kata Fahri Hamzah menanggapi banyak muncul aksi #2019GantiPresiden yang dimotori Neno Warisman, Selasa (28/8/2018).
Fahri pun mengumpamakan dirinya di pihak Jokowi maka justru sangat besyukur karena hal tersebut bisa menjadi deteksi dini. Dirinya pun akan memanggil para penasihat dan orang-orang sekeliling untuk mempertanyakan perihal tersebut.
"Jika saya di pihak Jokowi, justru sangat besyukur karena ini deteksi dini. Saya akan memanggil para penasihat dan orang-orang sekeliling untuk mempertanyakan perihal tersebut. Apa ini, kok bisa ada orang yang nggak suka saya? Bukan kah saya orang baik? Saya kerja setiap hari kok ada gelombang seperti ini? Mungkin ada hal yang belum saya mengerti, tolong beri masukan kepada saya," kata Fahri.
Fahri Neno Warisman sebagai seorang yang idelais dan tidak punya record buruk, kecuali kalau Jokowi tidak mengerti siapa dia (Neno). Tidak ada record buruk yang dalam sejarah (dia seniman, aktivis, dan positif selama ini). Karena itu, kalau pun Ibu Neno yang memberikan warning, mestinya Jokowi berterimakasih kepada dia.
Mestinya, lanjut anggota DPR asal Nusa Tenggara Barat (NTB) itu, pemerintah menciptakan iklim kondisi yang kondusif kepada mereka. Bahkan kalau ada orang oposisi sebesar ini, sebaiknyan Presiden Jokowi mengambil posisi supaya siatuasi bebalik dan kemudian masyarakat menjadi mencintainya.
“Harusnya seperti itu cara berfikirnya pak Jokowi. Sehingga kepada penasihat-penasihatnya itu, memberi masukan kepada presiden tentang bagaimana melampaui situasi ini, bagaimana cara kita tulus didepan publik. Bagaimana orang rasional seperti Neno Warisman, Rocky Gerung dan Ahmad Dani justru menangkap kebaikan itu yang dimaksud oleh presiden sebagai kebaikan. Penasihat-penasihat, bukannya justru menyetujui sikap brutal dan tidak demokrastis seperti yang ditunjukan seperti sekarang ini. Yang ini pasti akan menghancurkan presiden,” cetus Fahri.
Dia menyampaikan ini ke Presiden Jokowi, karena dia tidak mau demokrasi di Indonesia terancam. Bahkan, Fahri mengatakan ingin pemeintahan saat ini sukses, terutama dalam menjalankan transisi menuju pemilu 2019.
“Jangan sampai karena jatuhnya kredibilitas pemerintah, tiba-tiba kita memiliki rezim yang tidak kuat atau rezim yang diragukan. Karena itu, lebih baik secara dini kita memberi nasihat kepada pemerintah supaya sukses dan mampu behadapan dengan gelombang,” tutupnya.
Reporter: Syafril Amir