Pria yang Pukul Anak SMP di Jagorawi Akhirnya Dibui
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - MA harus menanggung perbuatannya lantaran menghajar seorang anak SMP di Tol Jagorawi, Rabu (22/8/2018). Pria yang diketahui bekerja sebagai staf honorer di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) ini ditahan polisi setelah ditetapkan sebagai tersangka.
MA memukul korban berinisial RA tepat di bagian wajah hingga berdarah. Video RA yang berbaju putih dengan darah bercucuran dari hidungnya pun viral di media sosial. Anak SMP itu dipukul MA di Tol Jagorawi arah Jakarta dari Cibubur sekitar pukul 10.00 WIB, Rabu (22/8). Awalnya, MA diduga oknum anggota TNI menyusul adanya sebuah stiker Mabes TNI yang menempel di mobil Captiva hitam dengan plat nomor B 1207 TGZ yang dikendarainya.
"Kita belum terima laporan. Tapi akan kita telusuri informasi itu," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono dinukil Repulika, Kamis (23/8).
Kejadian sewenang-wenang itu diunggah oleh akun Instagram @depok24jam pada Rabu (22/8) malam. Dalam video tersebut nampak seorang anak berbaju putih, mengeluarkan banyak darah dari hidungnya. Dalam video tersebut, pria berkepala plontos dan memakai baju berwarna abu-abu nampak mengacungkan dua jempolnya, usai keributan terjadi. Mobil milik pria itu terlihat menghadang sebuah mobil sedan abu-abu.
Kasus itu diungkapkan seorang dokter muda yang mengaku kakak dari Rayhan, korban pemukulan. Peristiwa itu diceritakan terjadi saat mobil yang dikendarai Reza, seorang dokter ketika melintas di Tol Jagorawi arah Jakarta dari Cibubur.
“Jalan tol agak padat, pengemudi sedan (saya) melakukan rem sedikit mendadak karena mobil di depan saya juga ngerem mendadak. Persis di belakang mobil saya ada mobil Captiva hitam dengan Plat B 1207 TGZ,” tulis dokter yang diketahui bernama Reza itu.
Setelah membayar di pintu tol, mobil Captiva tersebut mendadak menghadang mobil sedan yang dikendarai sang dokter. “Saya gak tau dia emosi atau bagaimana, setelah bayar tol mobil tersebut mem-block mobil saya dengan menghalangi dari jalur tengah (saya di jalur paling kanan), tindakan ini hampir menyebabkan saya ditabrak oleh mobil di belakang saya,” ucapnya.
Setelah itu, kata Reza, sopir mobil Captiva hitam berstiker Mabes TNI tersebut turun dari mobil.
“Sopir tersebut langsung turun dari mobil dan saya buka jendela. Spontan dia mencekik leher saya dan adik saya yang baru lulus dari bangku SMP yang turun dari pintu belakang dan saat itu juga oknum tersebut memukul adik saya tepat di mukanya,” ingatnya.
Kasus itu pun berbuntut panjang. Remaja usia 14 tahun berinisial RA yang menjadi korban pemukulan melaporkan kasus tersebut ke Polda Metro Jaya. RA tiba di Subdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya pada Kamis (23/8) sekitar pukul 15.30 WIB. Namun, saat tiba di lokasi, RA yang didampingi keluarganya saat melapor enggan berkomentar banyak. "Nanti ya nanti," ujar sang kakak bernama Reza Ahmad yang juga ikut mendampingi adiknya itu, saat tiba di Subdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya.
Kasubdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Sapta Maulana juga belum mau mengomentari terkait pemeriksaan remaja tersebut. "Nanti ya," ujar dia sembari terus masuk ke dalam ruangannya.
Setelah mendapatkan laporan, polisi bergerak cepat. Pelaku pemukulan pun ditangkap dan dipastikan bukan anggota TNI. Pelaku berinisial MA itu bekerja sebagai staf honorer di Kemenpora.
"Yang bersangkutan (MA) adalah wiraswasta, di KTP wiraswasta, yang rumahnya di Jakarta Utara," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono saat ditemui di Mapolda Metro Jaya, Kamis (23/8) sore.
Argo menjelaskan, kepolisian mengetahui video tersebut berawal dari video viral, yang merekam adanya seseorang yang telah melakukan pemukulan, sehingga dapat dilihat di sana ada anak memakai baju putih mengeluarkan darah. Argo mengaku Kepolisian sudah mendapatkan menyelidiki video tersebut.
"Artinya kita melakukan penyelidikan, ada nomor mobil, itu milik siapa mobilnya, kemudian kita komunikasikan dengan Jasa Marga, soal CCTV. Dan kita juga ke Rumah Sakit Islam, di sana ada korban yang dirawat yang sudah pulang," jelas Argo.
Kepolisian sudah memintai keterangan beberapa saksi. Hingga akhirnya mendapatkan pelaku. Pelaku sudah hadir untuk dilakukan klarifikasi terkait apa yang direkam dalam video itu, dan akan dipertanyakan juga soal itu.
"Apakah benar dia yang melakukan atau tidak di sana. Belum selesai, kita tunggu saja," jelas mantan dirtahti Polda Kalimantan Timur itu.
Laporan korban bernomor LP/4441/VIII/2018/PMJ/Dit Reskrimum tertanggal Rabu 22 Agustus 2018 petang kemarin sekitar pukul 18.30 WIB. Pelaporan dibuat oleh ibu korban, Dwita Yulianty (54).