Mahfud Md Bicara Calon Pemimpin Jahat, Siapa Dia?
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Mahfud Md bicara untuk menghindari calon pemimpin jahat. Siapa sosok yang dimaksud eks Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu?
Awalnya Mahfud mengimbau seluruh warga untuk menggunakan hak pilihnya. Hal ini diutarakannya karena di media sosial ada gerakan 'Golfud' yang kerap diasosiasikan Golongan Mahfud.
"Sekarang ini saya baca di medsos ada gerakan 'Golfud'. Golfud itu bukan golput, Saudara, nggak boleh golput karena alasan 'saya mau golput karena nggak ada calon yang bagus, baik Presiden dan DPR', jangan," ujar Mahfud.
Mahfud menyampaikan hal itu saat memberi pembekalan 750 bakal calon anggota legislatif (bacaleg) PSI di Balai Sarbini, Jalan Sudirman, Jakarta Selatan, Senin (20/8/2018).
Kemudian Mahfud mengimbau pemilih untuk tetap menyalurkan suaranya. Hal ini dianggapnya penting agar negara terhindar dari orang jahat yang jadi pemimpin. Meski demikian, Mahfud tak menyebut secara langsung siapa pemimpin jahat yang dimaksudnya.
"Kita memilih ini bukan untuk memilih yang bagus betul, tapi menghindari orang jahat untuk pimpin negara," ungkap anggota Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) ini.
Sekjen PSI Raja Juli Antoni mendengar langsung pernyataan Mahfud. Pria yang akrab disapa Toni ini mengaku tidak tahu sosok pemimpin jahat yang dimaksud Mahfud. Dia mengatakan Mahfud lebih sering menjelaskan golput merugikan diri sendiri.
"Saya nggak tahu persis siapa yang dimaksud beliau orang Jahat. Tapi ini imbauan, bahwa apa yang sudah baik sekarang harus diteruskan, jangan memutar balik jarum jam," jelas Toni saat dihubungi, Senin (20/8).
Namun, Toni mengatakan Mahfud akan tetap berada di kubu Jokowi bersama PSI dan partai Koalisi Indonesia Kerja. Jawaban Mahfud ini juga menjawab soal isu adanya godaan untuk merapat ke kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
"Tadi saya tanya langsung apa benar mau pindah ke sana. Beliau katakan 'nggak etis dong, saya di sini'. Beliau bilang tetap di kami," terang Toni.
Anggota Badan Komunikasi DPP Partai Gerindra Andre Rosiade menanggapi pernyataan Mahfud soal pemimpin jahat. Menurut penafsiran pribadi, Andre menyebut pemimpin jahat ialah orang yang tak menepati janji.
"Pemimpin jahat itu adalah definisi pemimpin yang berjanji kepada rakyat tapi tidak menepati janjinya. Kan itu pemimpin yang jahat kan," ujar Andre saat dihubungi, Senin (20/8).
Sementara itu, partai dari koalisi Jokowi-Ma'ruf punya pendapat berbeda dengan Andre. Wasekjen PPP Achmad Baidowi dan Sekjen PKB Abdul Kadir Karding menilai pemimpin jahat bisa dilihat dari rekam jejak (track record).
Keduanya menilai Jokowi-Ma'ruf sebagai sosok yang tak perlu diragukan lagi track record-nya. Keduanya juga setuju dengan imbauan Mahfud kepada pemilih untuk tidak golput.
"Orang jahat itu kan ada track record. Pernah bermasalah atau tidak, sering berurusan sama hukum atau tidak, itu kan termasuk jahat," kata Sekjen PKB Abdul Kadir Karding di Rumah Cemara, Menteng, Jakarta Selatan, Senin (20/8).
Sedangkan Sekjen NasDem Johnny G Plate menilai sosok pemimpin jahat yang dimaksud Mahfud bukan ditujukan kepada Jokowi. Pasalnya saat ini Mahfud masih bekerja sama dengan Jokowi dalam BPIP.
"Pak Mahfud kan masih di BPIP yang masih kerja bersama dengan Presiden saat ini, kan gitu, berarti kalau saya simpulkan, masak dia bekerja dengan orang jahat," kata Johnny, Senin (20/8).