Yusril Blak-blakan Soal Sikap PBB di Pilpres 2019
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra membantah partainya akan netral dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Namun, hingga kini PBB masih belum menentukan dukungannya.
"Saya tidak pernah bilang netral apalagi golput," kata dia dalam keterangan tertulis, Jumat (17/8/2018).
Ia menegaskan, sementara ini PBB menempatkan diri di tengah. Menurut dia, sebagai partai Islam, PBB tak ingin menentukan sikap sebelum ada instruksi dari para ulama.
Karena itu, PBB masih akan menunggu Ijtima' GNPF Ulama II dan Munaslub atau Pleno Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang akan digelar dalam waktu dekat. "PBB adalah partai Islam. Karena itu, PBB tidak ingin mendahului keputusan para ulama," ucapanya.
Ijtima Ulama II, kata dia, direncanakan akan berlangsung pekan ini. Ijtima akan membahas ulang dukungan terhadap Prabowo karena nama-nama hasil Ijtima Ulama II sebelumnya tidak diakomodasi. Sementara, Rapat Pleno PBNU akan segera dilaksanakan untuk membahas status Ma'ruf Amin sebagai Rais Aam PBNU.
Ia mengatakan, bila Ijtima Ulama II dan Pleno PBNU sudah digelar, PBB akan segera menentukan arah politik partai itu pada Pemilu 2019 ini. "Kita tidak akan bersikap netral, hanya menunggu sikap ulama. Kita harus sejalan dengan ulama karena kita partai islam yang harus dekat dengan ulama," tegasnya.
Ketua Umum Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Ulama (GNPF Ulama) Yusuf Martak mengatakan Ijtima GNPF Ulama II akan digelar dalam waktu dekat. Dia mengatakan, ijtima jilid II dilaksanakan setelah Hari Raya Idul Adha 1439 Hijriah/2018 dan juga milad Front Pembela Islam (FPI).
"Setelah lebaran (Idul Adha), jadi memang karena masih ada jadwal milad FPI (Front Pembela Islam)," ujar dia, Rabu (15/8/2018).
Yusuf mengatakan, ijtima kedua nanti akan membahas mengenai capres Prabowo Subianto yang maju tanpa cawapres dari rekomendasi hasil Ijtima' GNPF Ulama I. Terkait sikap para peserta mengenai dukungannya terhadap pasangan Prabowo-Sandiaga Salahudin Uno.
"Karena masih sekitar 60 persen yang dilaksanakan (pada ijtima ulama I) sisanya 40 persen disampaikan kembali (pada ijtima ulama II). Baru nanti dari ijtima yg kedua itulah yang memutuskan menerima, menolak, menyetujui, mendukung, dan lain sebagainya," kata Yusuf.