Bentrok Rebutan Lahan di Tambusai, 1 Tewas, 2 Luka-luka
RIAUMANDIRI.CO PASIR PENGARAIAN - Bentrok berdarah terjadi di perbatasan Provinsi Riau - Sumatera Utara. Hal ini dipicu saling klaim kepemilihkan lahan perkebunan kelapa sawit antara petani di Kabupaten Rokan Hulu dan perusahaan perkebunan PT Mazuma Agro Indonesia (MAI) yang berlokasi di Kecamatan Hutaraja Tinggi, Kabupaten Padang Lawas (Palas), Sumut.
Informasi yang dihimpun Riaumandiri.co, dari masyarakat setempat, menjelaskan bentrokan antara petani Kali Kapuk Desa Batang Kumu, Kecamatan Tambusai, Kabupaten Rohul dengan karyawan PT. MAI pecah pada Selasa (14/8/2018) sekitar pukul 13.00 WIB siang.
Hal ini terjadi ketika ratusan petani Kali Kapuk Desa Batang Kum diduga tengah melakukan panen raya tandan buah segar kelapa sawit di lahan konflik yang ada di perbatasan antara Riau-Sumut.
Aksi petani ini ternyata mendapat perlawanan dari pihak sekuriti dan karyawan PT. MAI. Dan akhirnya terjadilah keributan mulut yang berakhir dengan bentrok fisik, bahkan sampai menggunakan senjata tajam dan senjata tumpul.
Dari pergumulan tersebut, satu orang sekuriti PT MAI meninggal dunia yakni Marginda Harahap (41), dan dua karyawan lainnya mengalami luka-luka. Marginda tewas saat dalam perjalanan menuju Puskesmas Tambusai. Sementara dua karyawan lainnya, bernama Sugiarto (28), dan Budi Priyatna (19) sedang ditangani medis dan dirawat di RSUD Rohul.
Setelah ada korban jiwa dan korban luka-luka, para sekuriti dan karyawan PT MAI memilih kabur menyelematkan diri.
Hal ini dibenarkan Kapolres Rohul AKBP M. Hasyim Risahondua, Rabu (15/8). Dikatakannya, bentrokan terjadi akibat saling klaim lahan. Dan korban yang meninggal diduga kuat akibat terkena benda tumpul.
“Kasus itu saat ini tengah ditangani Polres Tapanuli Selatan (Tapsel). Karena tempat kejadian perkara berada di wilayah hukum Polres Tapsel. Jumlah saksi yang diperiksa sudah banyak, tapi balum ada yang ditetapkan sebagai tersangka karena masih dalam tahap penyelidikan,” katanya.
Namun demikian, dia mengatakan, Polres Rokan Hulu dalam menyikapi persoalan ini, tetap proaktif dalam menjaga keamanan dan ketertiban, karena bentrokan tersebut melibatkan warga Rokan Hulu.
“Untuk keamanan dan ketertiban di daerah tersebut, kita telah menempatkan puluhan personel. Dan saat ini situasi di TKP saat ini sudah aman dan kondusif,” terang Hasyim Risahondua.
Menurut pengakuan warga, bentrokan antara petani di Desa Batang Kumu dengan karyawan PT MAI sudah terjadi sekian kalinya. Ribut mulut sampai bentrok fisik terjadi dampak dari konflik kedua kubu yang sudah puluhan tahun terjadi, namun belum terselesaikan oleh pemerintah.
Jauh hari sebelum bentrokan terjadi, ratusan warga di Desa Batang Kumu, Kecamatan Tambusai pernah melaksanakan aksi damai ke Kantor Bupati Rohul dan DPRD Rohul meminta pemerintah menyelesaikan permasalahan itu.
Namun, aksi damai terkait penguasaan lahan milik masyarakat diduga dilakukan PT MAI belum ada jalan penyelesaian dari pemerintah pusat, meski Pemkab Rohul dengan Pemkab Palas, atau Pemprov Riau dengan Pemprov Sumut telah melakukan beberapa pertemuan.
Bukan hanya Pemerintah daerah, bahkan, pada akhir 2016 lalu, dua Kapolres yakni Kapolres Rohul di masa itu, AKBP Yusup Rahmanto, dan Kapolres Tapanuli Selatan (Tapsel) yang membawahi Padang Lawas, AKBP Rony Bamtana, bertemu di lokasi sengketa guna memediasi dua kubu yang bentrok.
Kesepakatan sementara antara pihak terkait baik PT MAI dan petani Kali Kapuk, Desa Batang Kumu untuk menahan diri sampai kejelasan tapal batas antara dua Kabupaten di dua Provinsi itu.
Reporter: Agustian