Dua Peserta Terbaik Parlemen Remaja 2018 Berasal Dari Kepri
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Dua peserta terbaik Parlemen Remaja 2018 berasal dari Kepulauan Riau (Kepri). Mereka adalah M Taufiq Ramadhan dan Edo Fernando Putra.
M Taufiq Ramadhan dan Edo Fernando Putra bersama tiga peserta terbaik lainnya, yaitu Zakaria Anshari (Kalimantan Barat), M Risqullah Ammar (Sulawesi Barat) dan Nadiya Diena Nasuha (Gorontalo) diterima Ketua DPR Bambang Soesatyo di ruang kerjanya, Rabu (15/8/2018).
Parlemen Remaja merupakan program rutin diselenggarakan DPR RI setiap tahun dalam rangka memberikan pendidikan politik dan demokrasi kepada para generasi muda sedini mungkin. Peserta adalah para remaja siswa sekolah menengah atas/sederajat.
Setelah mengikuti kegiatan tersebut, mereka bisa memahami hakikat politik, khususnya mengenai tugas dan fungsi DPR RI sebagai salah satu lembaga politik yang mewakili rakyat.
Peminat Parlemen Remaja setiap tahun selalu meningkat. Tahun lalu saja yang mendaftar ada 6.800 siswa dari 34 provinsi.
Melalui Parlemen Remaja, mereka diajarkan simulasi sidang, pembahasan RUU maupun kegiatan kedewanan lainnya. Mereka juga mendapat wawasan dan pengetahuan tentang kemuliaan politik.
Kepada peserta terbaik Parlemen Remaja tersebut, DPR RI Bambang Soesatyo berpesan agar kaum muda turut terlibat aktif memperkuat kemajuan demokrasi Indonesia.
"Jangan sampai demokrasi di Indonesia berjalan di tempat, karena tidak adanya partisipasi publik dari kaum muda dalam setiap proses politik," pesan Bamsoet, begitu dia akrab disapa.
Jika anak-anak muda hanya diam dan berpangku tangan, Bamsoet mengkhawatirkan masa depan politik di Indonesia akan suram. Suramnya politik pada akhirnya akan membawa kehancuran bagi bangsa dan negara.
"Jadi kalau bisa jangan diam, tapi bergeraklah dari sekarang, sebarkan kebaikan dan jadilah teladan bagi sesama," ujar Bamsoet.
Politisi Golkar itu menjelaskan, politik tidaklah seseram yang didengungkan banyak orang. Politik sesungguhnya adalah jalan bagi sebuah bangsa dalam menentukan arah masa depannya. Karenanya, kaum muda tak perlu antipati ataupun takut terhadap politik.
"Saya dorong anak-anak muda harus terlibat dalam politik. Namun, keterlibatannya harus dalam koridor politik yang mulia, politik yang mengajak kepada kebaikan. Bukan politik dengan menyebar kebencian,” kata Bamsoet.
Ketua Badan Bela Negara Forum Komunikasi Putra Putri Purnawirawan Indonesia (FKPPI) ini berpesan, sebagai generasi muda millenial yang aktif dan kritis, kaum muda harus bisa menyaring informasi secara sehat. Jangan sampai ikut terlibat dalam disinformasi yang menyesatkan.
"Perkembangan dunia maya saat ini sangat memprihatinkan. Terkadang masyarakat lebih meyakini informasi hoax yang didapat dari dunia maya, ketimbang informasi dari portal berita ternama. Saya harap anak-anak muda mampu menjadi penyeimbang informasi ditengah kehidupan masyarakat. Termasuk memberikan informasi yang positif tentang peran dan kinerja DPR RI," pungkas Bamsoet.
Reporter: Syafril Amir