Ketum PBNU: Kami Hanya Tawarkan Kader NU yang 24 Karat
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Ketum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj mengatakan bahwa PBNU hanya menawarkan kader yang 24 karat. Tapi, kalau Jokowi tidak menerima, kata KH Said, ya, tidak apa-apa.
"Tidak ada ancam-mengancam. Kami hanya menawarkan ini loh kader NU yang 24 karat. Kader NU yang lain banyak, tapi kan ada yang betul-betul militan, betul-betul aktivis NU, ada yang dia NU, tapi ya kultural," ujar Kiai Said saat ditemui dalam acara Halal Bihalal dan Hari Lahir Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) ke-7 di gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (9/8/2018).
Saat ditanya siapa kader militan NU tersebut, Kiai Said hanya mengatakan bahwa ada empat nama. Di antaranya, Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
"Empat nama yang betul-betul menurut kami adalah militan NU kepada Pak Jokowi. Kalau diterima alhamdulillah, tidak gak apa-apa, gak ada ancam mengancam. Di antarnya Muhaimin," ucapnya.
Menurut dia, Cak Imin bukanlah kader NU kultural. Kendati demikian, bukan berarti Kiai Said tidak menghormati tokoh NU yang kultural, seperti Mahfud MD. Menurut dia, Mahfud MD hanya tidak pernah aktif dalam organisasi NU, seperti IPNU, PMII, atau Anshor. Bahkan, menurut dia, Mahfud tidak pernah menyuarakan atas nama NU.
"Kita bukan tidak menghormati yang NU kultural, kita hormat betul. Tapi, kalau mendapat kepercayaan, ya yang harus militan dong. Karena itu, kita tawarkan ke Pak Jokowi kader yang militan. Itu pun kalau diterima. Kalau tidak, gak apa-apa," katanya.
Sore ini Presiden Joko Widodo sedang mengumpulkan ketua umum dan sekretaris jenderal partai koalisi poros Jokowi di Restoran Plataran Menteng, Jalan HOS Cokroaminoto, Menteng, Jakarta, Kamis (9/8).
Pantauan awak media, sejumlah ketua umum partai mulai hadir di tempat pertemuan. Mereka di antaranya, Ketua Umum Partai Hanura Osman Sapta Odang, Ketua Umum Partai Perindo Hari Tanoe, Ketua Umum PSI Grace Natalie, Sekjen Partai Nasdem Johnny G Plate, Sekjen Partai PSI Raja Juli Antoni, dan Sekretaris Jenderal PKB Abdul Kadir Karding.