Polemik Arahan Jokowi ke Relawan, Roy Suryo Kenang Pidato SBY

RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta relawan pendukungnya untuk berani jika ada yang mengajak berantem. Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Roy Suryo membandingkan sikap Jokowi dengan sikap SBY sebelum Jokowi dilantik menjadi Presiden pada 2014.
"Saya memilih NO COMMENT ketika banyak ditanya soal Pidato Kontroversial Presiden @jokowi yang ada kata-kata "BERANTEM"-nya kemarin di SICC. Sebagai seorang Presiden, terasa lebih bijak dan negarawan statement Pak @SBYudhoyono di tahun 2014 ini silam," cuit Roy Suryo via akun Twitternya, Ahad (5/8/2018).
Roy kemudian mencantumkan tautan situs resmi Sekretariat Kabinet (Setkab) yang memuat berita tentang SBY yang dipublikasikan pada 15 September 2014 yang lalu. Judul berita itu adalah "SBY Berharap Tidak Terjadi 'Baratayuda'".
Saat itu SBY sudah di pengujung masa jabatan dan menunggu Jokowi dilantik 20 Oktober 2014. SBY berharap ada konsiliasi antara Koalisi Merah Putih dari kubu Prabowo-Hatta dengan koalisi pendukung Joko Widodo-JK. Konsiliasi ini bisa mencegah terjadinya dendam tujuh turunan bak kisah Baratayuda. Bila terjadi kondisi semacam Baratayuda, maka rakyat lah yang dirugikan.
"Sayapun berharap sebetulnya janganlah Baratayuda yang terjadi. Ingat rakyat, ingat negeri ini, ingat masa depan kita," kata SBY kala itu.
Arahan Jokowi kepada relawan di Pilpres 2019 agar 'berani jika diajak berantem' ramai jadi pembahasan. Arahan itu disampaikan saat Jokowi berbicara di Rapat Umum Relawan Jokowi, bertempat di SICC, Sentul, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (4/8). Jokowi awalnya meminta relawan untuk bersatu, militan, dan kerja keras.
"Tidak usah suka mencela, tidak usah suka menjelekkan orang lain. Tapi kalau diajak berantem juga berani," ucap Jokowi yang disambut riuh relawan sambil berdiri.
"Tapi jangan ngajak lho. Saya bilang tadi, tolong digarisbawahi. Jangan ngajak. Kalau diajak, tidak boleh takut," sambungnya.
Arahan Jokowi untuk para pendukungnya itu memicu pro dan kontra. Partai Gerindra menganggap Jokowi menganjurkan kekerasan. Namun pihak Istana Kepresidenan menyatakan Jokowi tak bermaksud untuk menganjurkan kekerasan. 'Berantem' yang dimaksud Jokowi adalah adu gagasan, bukan pertikaian fisik. PKS juga memahami bahwa Jokowi tidak bermaksud menghendaki pertikaian fisik.
Berita Lainnya
- Fahri Hamzah Sebut Kehadiran Gibran Mengguncang Jatim
- Indeks Korupsi Anjlok, Deputi KPK Sebut Karena Politisi Merangkap Menjadi Pebisnis
- Ilham Aidit Sentil Gatot Nurmantyo Soal PKI: Propaganda Orba!
- Natalius Pigai: Ada Menteri Hobi Mabuk dan Main Perempuan Tiap Malam, Pejabat NKRI
- Fadli Zon Khawatirkan Lembaga Survei Bisa Menjadi Predator Demokrasi
- Jubir PAN: Hanafi Rais Tidak Mundur sebagai Anggota dan Kader