Panen Raya di Bangkinang Hasilkan 8 Ton Padi Per Hektare, Ini Sistem yang Dipakai
RIAUMANDIRI.CO, BANGKINANG - Bupati Kampar diwakili Kadis Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Hendri Dunan menghadiri Panen Raya Padi Takbau Area Demplot Teknologi Jajar legowo Super Padi di Desa Binuang Kecamatan Bangkinang, Jumat (20/7/2018).
Dalam keterangannya, Hendry Dunan menjelaskan penggunaan sistem tanam jajar legowo (jurong 2:1) terbukti lebih meningkatkan hasil panen dari pada penggunaan sistem konvensional atau tradisional yang biasa digunakan.
Demplot (Demontration Plot) atau penanaman padi dengan metode Inovasi teknologi budidaya, VUB (Varietas Unggul Baru) yang disesuaikan dengan demografi wilayah akan bisa menghasilkan 6 sampai 8 Ton/Hektare.
"Jika sistem tradisional hanya mampu menghasilkan 6,4 ton Gabah Kering Panen (GKP) per hektare, sementara sistem Jarwo mampu menghasilkan 8 ton bahkan sampai 9,2 ton per hektare. Dalam hitungan memang ada yang panen sekitar 3 ton/ha, 6 ton, 8 ton bahkan 9 ton, untuk perhitungan statistiknya kita mengambil semua sample hasil panen sehingga kedepannya yang lebih unggul dapat diterapkan sebagai percontohan sehingga memiliki hasil yang maksimal," beber Dunan.
Ia juga menjelaskan setelah dihitung dengan statistik keseluruhan, penghasilan padi di Kampar sendiri saat ini rata-rata sudah mencapai lebih kurang 8,36 ton/hektar contoh di Pulau Tinggi Kecamatan Kampar beberapa waktu yang lalu.
"Akan tetapi selama ini padi sawah yang menjadi kendala adalah sumber air. Kita tau air merupakan roh, untuk itu kerja sama BPTP dan kepala Desa dalam ADDnya bisa sharing dana," terangnya.
Hal senada juga disampaikan Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau (BPTP Riau) Dr Nana Sutrisna, MP bahwa dengan menggunakan Demplot VUB (Varietas Unggul Baru) dan sistem tanam jajar legowo (jurong 2:1) terbukti menghasilkan 8,36 ton/hektar
"BPTP Riau akan terus memberikan penyuluhan kepada petani bahwa penggunaan sistem Jarwo dan pemupukan yang benar sangat bermafaat bagi produktivitas hasil panen," ujar Nana Sutrisna.
Reporter: Ari Amrizal