Begini Komentar Warga Terkait Kehidupan Pelaku Pembunuhan di Jl Cipta Karya
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - RH, pelaku pembunuhan di Jl Cipta Karya, Pekanbaru, berhasil ditangkap aparat kepolisian, Ahad (1/7/2018) malam di sebuah rumah petak, di Gang Hidayah, Jalan Cipta Karya, Pekanbaru.
Pelaku juga diduga sebagai partisan kelompok ISIS. Hal itu dikuatkan dengan barang bukti yang disita petugas, salah satunya empat helai bendera ISIS.
Pelaku itu berinisial RH (21), yang ditangkap jajaran Polresta Pekanbaru yang sedang mendalami kasus pembunuhan yang terjadi pada 25 Mei 2018 lalu. "Ini berkaitan dengan kasus pembunuhan yang terjadi pada 25 Mei malam. Korban dibunuh dengan keji," ungkap Kapolda Riau Irjen Pol Nandang, Senin (2/7/2018).
Kini, pelaku masih menjalani pemeriksaan intensif di Mapolresta Pekanbaru guna mendalami keterlibatannya. "Kita masih dalami. Yang jelas, dia (pelaku, red) sudah melakukan perampokan dan pembunuhan," tegas Kapolda.
Dalam penangkapan itu, RH yang sehari-hari berprofesi sebagai penjahit itu mengakui perbuatannya. Ia membunuh korban karena diajak oleh rekannya, berinisial Yd, yang tak lain adalah anak buah korban ditempat usaha menjahit. Keberadaan Yd kini tengah diburu dan telah masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO).
RH diketahui berasal dari Bukittinggi, Sumatera Barat (Sumbar). Menurut warga, RH merupakan pribadi yang tertutup, dan kurang pergaulan. "Orangnya tertutup, kurang pergaulan dan pendiam," kata Riri yang tak lain adalah tetangganya, yang persis tinggal di depan rumah yang dikontrak RH.
RH, kata Riri, diketahuinya tidak bekerja. Selama bulan puasa, dirinya tidak pernah melihat RH di rumah kontrakannya. "Ibunya tukang jahit di Bukittinggi. Jadi ibunya itu sekali 15 hari ke sini. Kalau adiknya, si Fauzi, kerja di Optik," lanjut Riri.
Kepada awak media, Riri juga memaparkan hal aneh yang terlihat pada diri RH. RH, katanya, sering terlihat berada di tepi parit setiap pagi hari. "Dia sering ngaji di luar, ditepi parit setiap paginya," pungkas Riri.
Senada, Yudasril, Ketua RT 01 RW 01 Kelurahan Sialang Munggu, Kecamatan Tampan, Pekanbaru juga mengatakan RH merupakan pribadi yang tertutup dan tidak bersahabat. "Wajahnya agar seram dan sulit saat dimintai identitas dirinya," kata Yudasril terpisah.
Yudasril mengatakan bahwa sebelum penangkapan dan penggerebekan berlangsung, dirinya tidak begitu mengenali RH. Namun, dia menuturkan telah beberapa kali berusaha meminta identitas diri, termasuk kartu keluarga meski hal itu tidak kunjung dituruti.
Dia menjelaskan RH juga tidak pernah melapor ke dirinya saat mulai menempati rumah petak di Gang Hidayah, Jalan Cipta Karya, sejak enam bulan lalu. "Justru yang melapor itu ibunya. Tapi saat itu ibunya juga tidak membawa identitas diri dan berjanji akan segera memberikan ke saya. Tapi sampai sekarang tidak pernah diberikan," sebutnya.
Dia mengatakan bahwa di rumah petak tersebut dihuni oleh RH, adiknya RF dan ibu kandungnya. Namun, ibu RH lebih banyak menghabiskan waktu di Kota Bukittinggi. Saat penangkapan tersebut, RF juga turut diamankan. Namun, RF hanya berstatus sebagai saksi, sementara RH telah ditetapkan sebagai tersangka.
Untuk diketahui, kasus perampokan yang disertai pembunuhan ini terjadi pada 25 Mei 2018 lalu, dengan korbannya bernama Ahmad Syahwan. Pria tersebut ditemukan tewas bersimbah darah di rumahnya, Komplek Sakato Jalan Cipta Karya.
Reporter : Dodi Ferdian
Editor : Mohd Moralis