Diskes Riau Targetkan Imunisasi 95 Persen Penderita Campak
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Pemerintah Provinsi Riau melalui Dinas Kesehatan segera akan menjalani program imunisasi measles rubella (MR) mulai Agustus hingga September 2018 mendatang. Hal ini dilakukan setelah mendata sebanyak 70 persen dari penderita penyakit campak yang ada di kabupaten/kota se-Provinsi Riau terinfeksi virus Rubella.
Kepala Dinas kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir mengatakan, sampai awal Juni 2018, penderita campak tersebut sudah diberikan pelayanan kesehatan, dan juga dilakukan uji sampel darah di laboratorium. Untuk mengantisipasi penyebarannya, maka dijalankan program MR.
"Dari penderita campak yang mendapatkan pelayanan kesehatan, kami lakukan uji sampel darah, dan hasilnya 70 persen penderita campak di Riau ini terinveksi virus Rubella. Namun semuanya sudah tertangani," ujar Kadiskes Riau Mimi Nazir, Selasa (26/6).
Dijelaskan Mimi, penderita campak di Riau secara rinci di tiap kabupaten kota yaitu Kabupaten Bengkalis 38, Kabupaten Indragiri Hilir 20, Kabupaten Indragiri Hulu 56, Kabupaten Kampar 50, Kabupaten Kepulauan Meranti 28, Kabupaten Kuantan Singingi 2, Kabupaten Pelalawan 66, Kabupaten Rokan Hilir 11, Kabupaten Rokan Hulu 17, Kabupaten Siak 273, Kota Dumai 118, Kota Pekanbaru 252.
Mimi menyebutkan, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan telah mencanangkan program untuk memutus mata rantai penyebaran virus measles alias campak, dan rubella, dengan memberikan imunisasi MR.
Tahap pertama sudah berjalan pada Agustus tahun lalu di Pulau Jawa, Sumatra Selatan dan Sulawesi Selatan. Lalu tahap kedua akan dilaksanakan tahun ini yaitu Agustus dan September mendatang. Dan pihaknya akan fokus melakukan imunisasi MR di sekolah-sekolah mulai tingkat PAUD, playgroup, TK, SD, dan SMP serta yang setingkat dengan jenjang tersebut pada Agustus.
Dinas Kesehatan juga melibatkan partisipasi aktif Dinas Pendidikan, supaya dapat melakukan sosialisasi berkelanjutan tentang pentingnya imunisasi MR tersebut. Imunisasi MR akan diberikan kepada anak usia 9 bulan - di bawah 15 tahun, yang paling rentan terinveksi virus Rubella.
"Jadi kami berharap dengan program imunisasi MR ini, dapat memutus mata rantai penyebaran virus Rubella sejak usia anak-anak," ungkapnya.
Lebih jauh dikatakan Mimi, pihaknya menargetkan pelaksanaan imunisasi pada tahun ini mencapai angka 95 persen atau 1.955.658 anak di wilayah setempat. Gejala yang timbul jika terserang penyakit ini adalah demam, bercak kemerahan, batuk, pilek, mata merah dan selanjutnya timbul ruam di sekujur tubuh.
“Penyakit Campak dapat mengakibatkan komplikasi berat sehingga menyebabkan radang paru, radang otak, diare berat, radang telinga, dehidrasi, hingga kekematian. Insiden tinggi terjadi pada anak berusia 5- 9 tahun dan tingkat penularan pada kelompok anak sangat tinggi,” kata Mimi.
Sementara, penderita yang terserang Rubella lebih sulit untuk dideteksi karena 50 persen penderita tidak menimbulkan gejala, biasanya gejala yang timbul adalah demam dan ruam ringan. Insiden tinggi penyakit Rubella ini paling banyak menyerang anak berusia 3-10 tahun, Pemberantasan Congintal Rubella Syndrome (CRS) merupakan kunci untuk memutus mata rantai penularan Penyakit Rubella.
Jika Infeksi Rubella terjadi pada wanita hamil, terutama pada trimester pertama kehamilan akan mengakibatkan aborsi spontan maupun kecacatan permanen pada anak, yakni keterbelakangan mental, kelainan jantung, kelainan pada otak, tuli, dan gangguan pengelihatan.
Reporter: Nurmadi
Editor: Nandra F Piliang