Wakapolri: Masjid Itu Tempat Ibadah, Mana Ada yang Radikal
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Wakapolri Komjen Syafruddin membantah adanya masjid yang terpapar radikalisme. Menurut Syafruddin, masjid tidak mungkin terpapar radikalisme.
"Saya bantah. Bukan masjid. Nggak mungkinlah. Bagaimana bisa, masjid itu kan tempat ibadah. Mana ada masjid radikal," kata Syafruddin, di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Senin (6/11/2018).
Menurut Syafruddin, informasi adanya masjid yang terpapar radikalisme kurang tepat. Ia secara tegas membantah informasi tersebut. "Saya bantah. Nggak mungkin," ujarnya.
Sebelumnya, jumlah masjid yang para penceramahnya menyebarkan ajaran radikalisme di DKI itu disebut oleh cendekiawan muslim Azyumardi Azra saat menghadiri undangan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Itu media sosial termasuk juga dalam hal ini adalah penyebaran kebencian melalui ceramah-ceramah agama. Misalnya oleh Mba Alisa Wahid misalnya, sekitar 40 masjid yang dia survei di kawasan DKI itu penceramahnya atau khatibnya radikal. Mengajarkan radikalisme dan intoleransi," ucap Azyumardi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (4/6) kemarin.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno juga telah mengakui ada 40 masjid di DKI Jakarta yang jadi tempat penyebaran paham radikalisme. Sandiaga telah memerintahkan jajarannya untuk membina 40 masjid tersebut.
"40 itu kami juga sudah punya datanya di teman-teman Biro Dikmental dan Bazis DKI. Akan kita arahkan ke kegiatan kita lebih banyak ke sana," kata Sandiaga di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu, Selasa (5/6/2018).
Sumber: detik