Bupati: Saya Prihatin dengan Kasus Ini
RENGAT(HR)-Kasus pencabulan siswi SDN 026 Pematang Reba, Indragiri Hulu oleh guru olahraga beinisial Ad (28), mendapat tanggapan Bupati Yopi Arianto.
Yopi menegaskan, ia merasa prihatin dengan kasus pencabulan di Kabupaten Inhu. "Saya prihatin dengan kasus ini, dan saya akan mengevalusi kepala sekolah serta guru-gurunya," ucap Yopi, Rabu (4/3). Terkait SK penunjukan tim Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P2TP2A) Kabupaten Inhu, Yopi berkata, surat itu belum ia terima. "Kalau sudah saya terima, pastilah saya tanda tangani," ucapnya.
Terpisah, Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Mardius, mengunjungi SDN 026. Mardius beserta rombongan mengungkapkan, kasus tersebut mencoreng nama baik sekolah yang dikenal sebagai SD favorit di Pematang Reba. Ia mengutuk pelaku pencabulan. Saat melakukan kunjungan, ia mengkritik kondisi bangunan sekolah yang terbengkalai, termasuk perpustakaan tempat kejadian pencabulan.
"Saya lihat gedung itu gelap, berdebu lagi. Wajar saja kalau pelaku mudah melakukan pencabulan kalau kondisi ruangannya seperti ini," ucapnya. Selain itu, ia juga mempertanyakan proses seleksi guru yang dilakukan sekolah. "Bagaimana seleksi yang dilakukan di sini, apakah memang ada tes kejiwaan," ucapnya. Menjawab hal itu, Alimudin, Kepala Sekolah SDN 026 menjelaskan, sebelumnya Ad sudah menjalani tes selama enam bulan sebelum diterima sebagai guru olahraga honor. Mardius menekankan, perlunya dilakukan tes kejiwaan.
"Kalau memang perlu diberi tes kejiawaan, tapi memang kalau di SD tidak ada guru BP, sehingga sulit untuk melakukan tes kejiwaan," terangnya, sembari mengatakan, ke depan perlu dilakukan tes yang lebih selektif. Selain itu, pembinaan para guru juga perlu diprogramkan. Sementara itu, usai pertemuan pihaknya menjumpai guru berinisial E, yang sebelumnya sempat dikabarkan membuat kesaksian palsu. E menyebutkan, ia tak pernah membuat kesaksian palsu, tak mengetahui akan aksi bejat yang dilakukan Ad selama ini.
Kini kasus tersebut sudah di kepolisian, meskipun begitu pihak sekolah melakukan pemecatan kepada Ad sejak Sabtu (28/2) lalu dengan keputusan dewan guru dan komite sekolah. Alimudin mengaku, ia trauma menerima guru laki-laki. Terkait perpustakaan gelap, ia berkata akan segera merapikannya. (eka)