Peringati Hari Bumi, Mapala se-Pekanbaru Gelar Aksi Teatrikal dan Pembagian Bibit
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Sehari setelah Hari Kartini tepatnya pada tanggal 22 April, masyarakat Indonesia dan dunia pada hari ini memperingati hari yang cukup penting, adalah Hari Bumi se-Dunia.
Peringatan Hari Bumi digunakan sebagai penanda dalam gerakan peduli lingkungan modern. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, Hari Bumi lantang diperingati oleh banyak pihak dan gerakan guna menyadarkan betapa pentingnya kelestarian alam.
Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) se -Pekanbaru pun ikut berpartisipasi dengan bermacam kegiatan. Seperti kegiatan orasi tentang penyelamatan hutan, teatrikal tentang terganggunya habitat harimau Bonita dan bumi tanpa over kosumsi.
Kegiatan ini dihadiri oleh Mapala Umri, Mapala Mafakum, Mapala Wanapalhi, Komapala Winneto, Natural dan Mapala Satwa Sahara, serta aktivis lingkungan lainnya.
Kegiatan ini berlangsung dari pukul 06.00 sampai 09.00 di areal Car Free Day (CFD) Jalan Diponegoro, Pekanbaru, Riau, Ahad (22/4/2108). Dalam kegiatan ini juga dibagikan bibit tanaman dengan total 1.000 bibit.
Aksi pembagian bibit oleh Mapala se-Kota Pekanbaru.
Menurut Fachrul Adam dari Mapala Humendala Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Riau (UR), kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan.
"Kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian dan mengingatkan kepada masyarakat akan pentingnya kelestarian alam. Peristiwa yang terjadi seperti penyerangan harimau Bonita ada ulah tangan masyarakat itu sendiri. Maka dengan ada peringatan hari bumi ini masyarakat lebih perhatian lagi terhadap pelestarian lingkungan terutama hutan. Menjadikan hutan sebagai hutan tanam industri dan sawit akan mengakibatkan terganggunya keseimbangan ekosiste," ungkap mahasiswa jurusan manajemen ini.
Hari Bumi pertama kali dicanangkan sekitar tahun 1970. Di peringatan pertamanya, kegiatan Hari Bumi pun diikuti oleh 20 juta warga Amerika Serikat, dan angka tersebut terus bertambah seiring berjalannya waktu. Dua dekade kemudian, pada tahun 1990, peserta Hari Bumi mencapai 200 juta orang yang berasal dari 141 negara. Kini, miliaran orang dari 190 negara turut serta dalam berbagai aksi Hari Bumi. Lebih dari 5.000 organisasi lingkungan seluruh dunia turut mendukung gerakan ini.***
Editor: Nandra F Piliang