Manuver Yusril: Menyindir Jokowi, Menyambut Gatot
RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Yusril Ihza Mahendra mulai memanaskan persaingan para kandidat calon presiden. Dia sudah menyindir petahana Joko Widodo (Jokowi) dan menyambut Gatot Nurmantyo.
Gerakan #2019GantiPresiden menjadi bahan tanding pernyataan Yursil dengan Jokowi. #2019GantiPresiden makin dikenal setelah dicetak di kaus dan berbagai aksesoris. Jokowi sendiri secara terbuka telah mengomentari gerakan itu saat dia berbicara di Bogor, Sabtu (7/4). Dia menilai rakyatlah yang punya hak suara, bukan kaus.
"Masa kaus bisa ganti presiden? Yang bisa ganti presiden itu rakyat" kata Jokowi saat itu.
Yusril membalas komentar Jokowi itu. Menurutnya, kekuatan kaus tak bisa dianggap enteng. Bahkan kesuksesan Jokowi juga tak bisa dilepaskan dari kekuatan pakaian ikonik saat kampanye dulu.
"Kalau dikatakan masa baju kaus bisa ganti presiden, orang juga bisa bilang, 'Masak baju kotak-kotak bisa bikin orang jadi presiden?'," kata Yusril di Kantor DPP PBB, Jl Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin (9/4/2018).
Selain menyindir Jokowi, dia juga menakar peluang satu kandidat capres yang kini beredar, yakni Gatot Nurmantyo. Jenderal Purnawirawan itu dilihatnya punya kesempatan menang di 2019 meski peluangnya mini.
Memang, Gatot sudah didukung oleh relawannya untuk berlaga sebagai capres di 2019. Relawan Selendang Putih Nusantara (RSPN) yang mendukung Gatot sebagai capres 2019 mendatangi kantor PBB, meminta agar PBB juga mendukung Gatot. Jelaslah, Gatot perlu dukungan parpol dan bukan hanya dukungan relawan saja untuk berlaga di Pilpres 2019.
"Kalau kita lihat sekarang pintu untuk maju pencalonan presiden dan wakil presiden seperti sudah dibatasi undang-undang. Hanya mereka yang mempunyai suara gabungan 20-25 persen suara sah nasional, tapi kemungkinan selalu terbuka saja. Politik kan longgar," kata Yusril menyambut peluang Gatot.
Yusril sendiri ingin agar Pemilu 2019 menghasilkan presiden baru. Dia tak mendukung Jokowi di Pilpres 2019. Dia mengkritik Jokowi sebagai pemimpin yang meningkatkan utang, bikin kemunduran ekonomi, dan tidak pro-Islam.
"Cukuplah satu periode. Saya pikir negara ini mengalami situasi yang agak berat," ujar Yusril di kompleks parlemen, Senayan.
Namun Yusril tak menafikan popularitas dan tingkat keterpilihan Jokowi. Dia memprediksi Jokowi bisa menang di Pilpres 2019 jika pertarungan hanya diikuti oleh Jokowi versus Prabowo Subianto.
"Perkiraan saya kalau head to head sekarang Pak Prabowo dengan Pak Jokowi, kemungkinan Pak Jokowi akan memenangkan pertarungan ini," kata Yusril.
Bila keadaan lebih parah, yakni hanya ada Jokowi sebagai calon tunggal, maka Yusril akan mengkampanyekan kotak kosong supaya Jokowi tak lanjut dua periode. Yusril lebih memilih kotak kosong ketimbang Jokowi.
Bahkan Yusril bertekad menjadi partai pemimpin oposisi bila Jokowi tetap memenangi Pilpres 2019. Namun soal dukungan di Pilpres 2019, Yusril belum terang mengungkapkannya.
"Apakah (bila) kita tidak mendukung Jokowi lantas otomatis kita mendukung Prabowo? Sebab masih ada pilihan ketiga, kita bisa netral. Jadi saya pikir harus ada pembicaraan," kata Yusril. ***
Sumber : Detik.com