Dua Pebulutangkis Riau Terancam
PEKANBARU (HR)- Masa depan dua pebulutangkis potensial Riau terancam. Pasalnya, Nurul Shabillah dan Hanifah N Syfa tidak mendapatkan rekomendasi pindah klub sehingga tidak bisa bertanding di berbagai kejuaraan.
Nurul Shabillah dan Hanifah adalah pebulutangkis asal PB Angkasa Prestasi Gemilang Pekanbaru. Nurul ingin pindah ke PB Wahyu Pekanbaru dan Hanifah ke PB Bintang Bogor. Keduanya tidak mendapat surat pindah sehingga gagal tampil di Sirnas Bulutangkis di Palembang 23-28 Februari lalu. Nurul dan Hanifah juga dipastikan tidak akan bisa mengikuti kejuaraan lain jika tidak mengantongi surat pindah dari klub lamanya.
"Kita sudah menerima berkas perkara dua pebulutangkis yang dialamatkan ke KONI Riau. Sebenarnya ini adalah wewenang cabornya yaitu PBSI namun karena ini menyangkut masa depan atlet apalagi dua atlet tersebut adalah atlet masa depan Riau maka kita siap memediasinya bersama Bidang Organisasi KONI Riau," ujar Wakil Ketua Bidang Hukum KONI Riau, Meidizon Dahlan kepada Haluan Riau, Rabu (4/3).
Meidizon menjelaskan dalam lampiran berkas yang diterimanya, awalnya perkara Nurul Shabillah ini sudah dimediasi oleh Pengprov Cabor PBSI Riau, namun ternyata hingga sekarang belum tuntas. Untuk itu, pihaknya berjanji akan mencarikan solusi terbaik.
"Dalam lampiran berkasnya, persoalan ini awalnya sudah dimediasi oleh Ketua Umum PBSI Riau, tapi ternyata belum tuntas. Nurul adalah atlet Pelatda Riau. Dia bahkan membela Riau di PON Remaja 2014 lalu dan diproyeksikan mengikuti Porwil 2015 Sumatera. Untuk itu, kita tidak ingin mereka terlantar karena akan mengganggu persiapan Porwil nanti," terang Meidizon.
Untuk penyelesaian kasus tersebut, Meidizon mengatakan KONI Riau akan memanggil pihak-pihak yang terkait seperti atlet, pelatih, PBSI hingga pemilik klub. Pihaknya, akan mencoba memediasi sehingga nasib atlet tidak terkatung-katung.
"Kita akan segera memanggil pihak terkait karena hal ini menyangkut masa depan atlet. Sangat disayangkan mereka tidak bisa mengikuti kejuaraan karena hanya masalah ini. Padahal mereka membutuhkan jam terbang untuk mengasah kemampuan. Apalagi Porwil sudah semakin dekat," ujarnya.
Dua atlet ini sebenarnya sudah jauh-jauh hari mengajukan pengunduran diri. Nurul sudah melayangkan surat pengunduran diri sejak 6 Mei 2014 lalu dan Hanifah pada 26 Juni 2014 lalu. Namun surat pengunduran diri kedua pebulutangkis ini ditolak oleh PB Angkasa Prestasi Gemilang Pekanbaru.
Dalam lampiran berkas Nurul disebutkan juga PB Wahyu sudah menawarkan kompensasi sekitar Rp5 juta, namun PB Angkasa Prestasi Gemilang Pekanbaru malah meminta Rp1 miliar. ***