Pemkab Berharap Partisipasi Pengusaha Sagu
SELATPANJANG (HR)- Musim kemarau yang terjadi di Kepulauan Meranti sejak Januari lalu, telah membuat kering kerontang lahan dan perkebunan yang ada. Cuaca panas dengan suhu yang meningkat akan sangat mengancam terjadinya Karhutla.
Walau dikerahui sejak beberapa minggu lalu, titik api sudah mulai terlihat di beberapa lokasi, namun sejah ini masih dapat diatasi dengan cepat. Namun demikian semakin keringnya lahan akibat cuaca panas yang berkepanjangan ini kemungkinan terjadinya Karhutla dalam skala besar bisa saja terjadi.
Untuk itu kita sangat berharap kepada para pengusaha sagu yang ada Meranti agar secara sukarela siap sedia dan kapan saja dibutuhkan mau terjun membantu pemadaman api.
Jika ada informasi terjadinya kebakaran di satu tempat misalnya, maka pengusaha berlomba memberikan partisipasinya.
Membantu yang sifatnya hanya partisipasi, bukan menjadi beban penuh pengusaha. Tapi kita mau melihat sejauh mana kepdulian dan toleransi mereka saat terjadinya musibah kebakaran yang menjadi momok yang menakutkan bagi kita di Meranti saat ini,” ungkap Sekretaris Daerah Kabupaten Kepulauan Meranti Drs Iqaruddin MSi, kepada Haluan Riau di Selatpanjang kemarin.
Iqaruddin mengakui, kalau selama ini pemerintah daerah sangat kecewa kepada para pengusaha terutama pengusaha sagu yang memiliki kebun luas di Meranti.
Pengalaman saat menangani Karhutla tahun 2014 lalu, satupun pengusaha sagu itu tidak ada yang mau peduli terhadap musibah yang terjadi itu. Semua pengusaha Sagu itu baik pemilik kebun maupun pemilik kilang sagu pada bungkam. Sehingga mengakibatkan kebakaran luas karena ketidakmampuan kita secara manual untuk mengatasinya.
“Saat ini kita berharap pengalaman pahit tahun lalu itu, hendaknya tidak terulang lagi. tentunya dengan sebuah harapan bahwa jika toh terjadi maka seluruhnya kita termasuk para pengusaha sudah turut berpartisipasi.
Dan kita sangat yakin kemampuan kita jika didukung para pengusaha, maka tidak ada yang tak bisa kita lakukan.Termasuk dalam upaya antisipasi,”kata Sekda.
Sekda menjelaskan, antisipasi yang dimaksudkan dan yang perlu mendapat dukungan pengusaha adalah dimana di setiap areal kebun sagu milik pengusaha itu agar ditempatkan orang-orang yang siaga terhadap Karhutla.
Tentunya bagi mereka yang siaga di areal kebun pengusaha itu menjadi tanggungjawab pengusaha itu sendiri untuk membiayainya. Toh jika terjadi sesuatu yang tidak kita ingini, yang menjadi rugi pertama toh para pengsuha itulah.
Jadi kita sangat berharap kepada para pengusaha yang memiliki kebun sagu di atas 2 hektare agar masing-masing menempatkan petugas yang siaga penuh menghadapi kemungkinan terjadinya api, “ terang Sekda lagi.
Diungkapkannya, pengalaman tahun lalu saat terjadi kebakaran lahan dan kebun di Meranti itu, pengusaha itu justru bersembunyi dan tidak mau tampil membantu.
Pada hal api yang dipadamkan itu berada di lahan kebun sagu para pengusaha itu sendiri.
Ditambahkannya, ke depan pemerintah daerah juga akan melakukan pendataan terkait kepemilikan dan luas lahan sagu yang dikuasai. Nantinya tidak ada sejengkalpun tanah di Meranti yang tidak diketahui tuannya.
Untuk itu kita sangat berharap kesadaran dan proakif para pengusaha terutama pengusaha kebun sagu dan kilang sagu agar mau membantu pemerintah dalam membangun daerah. Membantu pemerintah adalah kewajiban seluruh elemen masyarakat.
Terutama para pengusaha sangat diharapkan sehingga ada sinergi pengusaha dan pemerintah dalam kerangka saling menguntungkan.
Pengusaha yang mau menolong pemerintah, tidak akan sia-sia pengorbanannya itu. Sebab pemerintah akan memperhatikan kebutuhan pengusaha. Demikian juga sebaliknya sehingga menjadi sinergi dan mitra membangun daerah demi kemajuan bersama,” tandasnya. ***