Sekilo Karet, tak Mampu Beli Seliter Bensin
TELUK KUANTAN (HR)-Memasuki bulan ketiga tahun 2015, petani karet di Kuantan Singingi mengeluhkan rendahnya harga jual karet hasil olahan. Sementara, harga BBM berulang kali dinaikkan.
Seperti yang disampaikan Durut (60), yang sehari-hari bekerja sebagai petani karet. Ia menilai, pemerintah sangat lamban mengatasi harga karet saat ini.
"Sudah lebih setahun harga karet murah, tak ada upaya pemerintah," ujar Durut sambil memotong karet, Selasa (3/3) di Sentajo Raya. Durut mengaku kecewa dengan pemerintahan Jokowi-JK saat ini, karena sering menaik turunkan harga BBM yang berimbas ke berbagai sektor.
"Kita hanya berharap, harga karet ini bisa normal. Jangankan naik, malahan yang lain BBM yang dinaikkan," lanjut Durut.
Senada dengan Durut, Ujang juga mengaku lelah dengan kondisi ekonomi saat ini. Dimana, harga karet hasil olahan miliknya hanya mencapai Rp6.000 per Kg, sementara harga bensin mencapai Rp6.800 per liter.
"Kalau kita membeli di eceran, harga bensin mencapai Rp8.500 per liter. Bagaimana bisa bertahan dengan kondisi saat ini, tak terbalas jerih payah kita memotong karet dengan hasil yang didapatkan," urai Ujang.
Ujang dan Durut serta warga Kuansing lainnya sangat berharap pemerintah memiliki solusi yang tepat agar harga karet kembali naik. "Jangan asal buat kebijakan yang membuat kami menderita."
"Kalau mau naikkan bensin, kenapa tak harga karet dulu yang dinaikkan. Kita takutnya, harga-harga sembako lainnya akan ikut naik juga dan ini yang akan membuat kami semakin terjepit," ujar Ujang. (mg2)