Mentan RI Panen Raya di Meranti
SELATPANJANG (HR)- Kepala Dinas Pertanian Peternakan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Kepulauan Meranti Yulian Norwis mengungkapkan, jika tidak ada aral melintang Menteri Pertanian RI akan berkunjung ke Meranti dalam rangka melakukan panen raya tanaman padi milik masyarakat, di Desa Bina Maju Kecamatan Rangsang Barat.
Panen raya tersebut akan digelar Rabu (4/3) besok. Dan kunjungan kerja Menteri itu juga akan melakukan tatap muka dengan para petani di Meranti. Dan usai melakukan kegiatan itu, Mentan akan kembali ke Pekanbaru untuk selanjutnya bertolak menuju Jakarta.
Dikatakan Kadis akrab disapa Icut itu mengatakan, rombongan Menteri Pertanian RI tersebut akan tiba di lokasi panen Rabu (4/3) sekira pukul 11.00 WIB.
Dari Pekanbaru menggunakan helikopter langsung menuju lokasi panen raya dan akan mendarat tidak jauh dari lokasi dilakukannya panen raya itu. Kadis juga mengakui kalau pihaknya telah menyiapkan helipet untuk pendaratan heli rombongan Menteri tersebut,” ungkap Icut Senin kemarin.
Icut berharap kedatangan Mentan ke Kepulauan Meranti itu akan membawa perubahan ke arah lebih baik terkait kendala pertanian masyarakat selama ini.
Sebab kedatangan pak Menteri tersebut lanjut Icut, para petani akan membuat pernyataan untuk melakukan panen minimal 2 kali setahun. Dengan panen dua kali setahun tentu akan lebih menyediakan kebutuhan gabah atau beras bagi masyarakat.
Untuk itu kata Icut lagi, petani sebelumnya juga telah menaruh harapan atas kehadiran pak Menteri kali ini, ke depan persoalan infrastruktur dasar pertanian di Meranti akan terjawab dengan baik.
Seperti pengadaan bibit unggul padi, dan batuan sarana produksi. Termasuk pembangunan sarana pendukung dan jalan produksi.
Sebab infrastruktur dasar yang belum tersedia itu, sangat mempengaruhi keberadaan dan keberhasilan para petani di Meranti selama ini.
Kemudian yang tidak kalah pentingnya kata Icut lagi, adalah bantuan pusat mengenai upaya antisipasi atau meminimalisir intrusi air laut yang masuk ke daratan. Dimana air asin sejauh ini telah jauh menyusup ke perladangan atau persawahan warga. Sehingga banyak petani gagal panen, karena genangan air asin yang tidak bisa terbendung.
Dan kendala itu terjadi setiap tahun, dan menjadi momok yang sangat ditakutkan. Sementara upaya pemerintah daerah untuk meminimalisir intrusi laut itu belum bisa dilakukan. Karena keterbatasan anggaran dan luasnya medan yang harus dibendung.
"Untuk itu kita sangat berharap adanya tanggul air, parit tersier dan juga pintu klep. Dengan ketersediaan sarana infranstruktur tersebut akan menyelamatkan tanaman padi masyarakat, “ sebut Icut lagi.
Menurut Icut, keinginan atau minat masyarakat untuk bercocok tanam di Meranti cukup tinggi. Hanya saja kendala musim dan banjir rob menjadi dilema yang sangat sukar diatasi.
Sejauh ini belum ada upaya yang dapat menahan derasnya arus pasang laut yang menerobos masuk ke pedalaman. Apalagi selama ini parit yang ada sejak dahulu kala, juga menjadi salah satu jalan air pasang laju masuk ke pedalaman.
Dengan banyaknya kanal yang masuk ke daratan di seluruh pulau yang ada, ini menjadi kendala teknis serius dan harus diatasi. Hal ini memang sudah menjadi program pemerintah daerah untuk membangun bendungan dan pintu klep air di hampir 500 kanal yang terdapat di Meranti.
"Hanya saja besarnya anggaran yang akan tersedot membuat program pembangunan tanggil air itu belum bisa direalisasikan,” terangnya lagi.
Masalah ini juga nantinya akan diungkapkan atau masuk dalam pengusulan kepada pemerintah pusat, sehingga rencana mengatasi intrusi air laut itu nantinya bisa dianggarkan melalui APBN.***