Tingkatkan PAD Riau, Ubah Paradigma Potensi Migas
RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Masih banyaknya potensi daerah yang belum tergali secara maksimal yang tentunya akan berdampak terhadap sumber Pendapatan Anggaran Daerah (PAD). Khususnya dalam hal pengelolaan migas, yang selama ini masih menjadi primadona bagi Riau.
"Untuk lebih meningkatkan sumber pertumbuhan ekonomi Riau, perlu dilakukan strategi baru. Karena sejak 3 tahun terakhir angka pertumbuhan ekonomi Riau berada di bawah garis rata-rata. Kondisi ini tentu akan semakin mrnyedihkan bagi masyarakat," ujar Ketua Education dan Industrial Board Riau, Peri Akri kepada Riaumandiri.co disela acara Riau Economic Chalenge 2018, Sabtu (24/2) di Premiere Hotel Pekanbaru.
Menurut Peri, kondisi ekonomi Riau masih jauh dari yang diharapkan. Jika dirunut ke belakang sejak tiga tahun terakhir angka pertumbuhan ekonomi Riau masuk kategori anjlok. Kondisi ini belum pernah terjadi dari sebelumnya, karena di bawah rata-rata nasional. "Tahun kemarin saja angka pertumbuhan Riau hanya 2,7 persen. Sedangkan secara nasional masih di atas 5 persen," ungkap Peri.
Menurut dia, kendala yang dihadapi saat ini hanyalah ketidak fokusan pemerintah, dan tersandung kepentingan politik.
"Kendalanya sederhana saja, pemerintah tidak fokus melihat potensi MICE yakni incenstive, convenstion and exibilition. Apalagi diakuinya saat ini Riau masih dalam tahap belajar untuk mengembangkan potensi yang ada dalam upaya perbaikan-perbaikan peluang ekonomi masyarakatnya. Dilihat dari potensi, Riau punya potensi besar, bahkan di segala sektor. Seperti perhotelan, pusat perbelanjaan, industri, wisata, teknologi maupun sumber daya manusianya," tegas Peri.
Selanjutnya, Peri menambahkan, kendala lain yakni kepentingan politik Pemerintah Riau masih kuat. Padahal jika dilihat dari peluang pasar, Riau tidak sekedar menyedot investor lokal, tapi sudah bermain di kancah internasional.
"Kan sayang sebenarnya jika peluang ini tidak dimanfaatkan. Kalau kita bicara potensi sangat besar sekali. Kita hanya belum fokus, dan kepentingan politik terlalu kuat," tambah dia.
Sementara, Sekda Riau Ahmad Hijazi mengatakan, perlu adanya perubahan minset, dimana selama ini menganggap Migas sebagai primadona, tetapi saat ini kondisi tersebut tidak bisa diharapkan. Sementara di Riau masih banyak memiliki potensii alam yang masih belum dikembangkan, salah satunya di sektor pariwisata dan juga transportasi.
"Saat ini pemerintah daerah tengah berupaya untuk mengembangkan sektor pariwisata, dengan memulai pembangunan jalur transportasi untuk mempercepat akses dibeberapa tempat wisata. Begitu pula halnya, diharapkan dengan upaya tersebut, diharapkan akan memberikan multiflayer efek bagi seluruh masyarakat,"bebernya.
Sementara itu, Kepala BI cabang Riau, Siti Astiyah menambahkan, diprediksi di tahun 2018 ini kondisi pertumbuhan Riau akan meningkat dari tahun sebelumnya. Selain migas, ada dua sektor yang bisa terus digali di antaranya, sektor pertanian dan perdagangan.
Diharapkan akan banyak menyerap angka kredit dari perbankan. Begitupula halnya dengan pelaksanaan pilkada yang akan digelar Juni mendatang, juga diyakini akan memberikan dampak terhadap angka pertumbuhan Riau.
"Jelang pilkada, akan banyak transaksi keuangan yang akan terjadi, karena peredaran uang tentu akan meningkat dari sebelumnya. Namun begitu kita berharap masyarakat tetap waspada terhadap peredaran uang palsu," pungkas Siti.
Reporter: Renny Rahayu
Editor: Nandra F Piliang