Universitas Abdurrab Gelar Diskusi Publik
PEKANBARU(HR)-Sebagai bentuk keprihatinan terhadap bencana asap yang sudah 17 tahun belakangan melanda Riau, Universitas Abdurrab menggelar diskusi publik, Senin (2/3), di Auditorium Universitas Abdurrab, dengan tema "Akankah Status Udara Riau Tidak Sehat (Lagi) Tahun Ini?".
Acara yang digelar Fakultas Kedokteran dan Ilmu kesehatan Universitas Abdurrab tersebut, bersempena dengan Milad ke-10 tahun universitas tersebut. Keprihatinan akan bencana asap yang dapat merusak cikal bakal generasi penerus negeri ini terucap dari penyampaian Rektor Universitas Abdurrab, Susiana Tabrani.
"Semua hanya mengeruk keuntungan, tidak memikirkan bagaimana masyarakatnya. Jika masalah asap yang sangat merugikan masyarakat ini dibawa ke PBB, maka PBB sudah berhak menghukumnya," tegasnya.
Guna mewujudkan itu, pihak Universitas Abdurrab akan berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Seluruh Indonesia. "Kami sudah berkoordinasi dari dosen yang sekolah S-3 di Jepang. Mereka menyatakan siap untuk mengangkat isu ini ke forum internasional," terangnya.
Hadir sebagai narasumber dalam diskusi publik tersebut yaitu, Kepala P4L Diskes Provinsi Riau, Andra Sjafril, Kanit I Subdit IV, Ditreskrimsus Polda Riau, Kompol Hardian Pratama, Pengamat Kehutanan Unilak, Eno Suwarno dan perwakilan media di Provinsi Riau.
Direktur Eksekutif Walhi Riau, Riko Kurniawan, pada kesempatan itu menjelaskan, salah satu faktor utama terjadinya kabut asap yang tak kunjung reda adalah maraknya kegiatan pembakaran lahan. "Hampir seluruh lahan yang ada di Provinsi Riau didominasi lahan gambut. Pembukaan lahan dengan cara dibakar inilah yang selalu dilakukan agar lahan gambut yang ada menjadi produktif untuk dijadikan lahan perkebunan sawit," ujarnya.
Dengan pembakaran lahan tersebut, lanjut Riko, maka PH yang terkandung dari lahan gambut tersebut akan netral. Sehingga jika PH nya netral maka sawit akan dapat tumbuh dan berkembang.(nal)