Gagal Mencoblos, Puluhan Massa Bentrok dengan Polisi di Depan KPU Dumai
RIAUMANDIRI.CO, DUMAI - Bermula dari ketidakpuasan puluhan massa simpatisan calon pada Pemilihan Gubernur Riau di Dumai yang tidak bisa memberikan hak suara karena tidak mendapatkan undangan memilih, puluhan warga memutuskan beramai-ramai ke KPU Dumai. Kehadiran massa dikawal oleh petugas Polres Dumai yang melakukan pengamanan.
Sesampai di kantor KPU Dumai, massa terlihat semakin beringas sehingga bentrok dengan anggota Polres Dumai tidak bisa terelakkan.
Hal itu merupakan rangkaian simulasi yang digelar oleh Polres Dumai, Senin (29/1/2018) di Lapangan Bukit Gelanggang Jalan HR Soebrantas Kelurahan Teluk Binjai Kecamatan Dumai Timur Kota Dumai. Pelaksanaan kegiatan Simulasi Pengamanan Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan Sistem Pengamanan Kota dalam rangka Operasi Mantap Praja Muara Takus 2018 ini untuk mengamankan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau Tahun 2018.
Hadir dalam kegiatan simulasi, Kabag Ops Polres Dumai Kompol GTP. Siringo Ringo, SH, PJU Polres Dumai, Ketua KPU Kota Dumai Bpk. Darwis, S.Ag beserta komisioner, Ketua Panwaslu Kota Dumai beserta Komisioner Supratman dan 400 personel Polres Dumai, serta petugas TPS.
Adapun personil yang terlibat adalah sebagai berikut, 1 Pleton Pasukan Dalmas Inti, 1 Pleton Pasukan Dalmas Awal, 1 Pleton Pasukan Raimas, 1 Pleton Personil Sat Lantas, 2 pleton Tim Bulshit (pendemo) dan 1 Regu Tim Medis RS Bhayangkara.
Rangkaian simulasi yang dilakukan diawali dari kegiatan pemungutan suara di TPS Kampung Baru Kecamatan Bukit Kapur Kota Dumai dengan permasalahan adanya warga yang ingin memberikan hak suara tanpa memiliki undangan. Kemudian warga yang tidak diberikan hak utk memberikan suaranya di TPS membuat keributan.
Warga yang tidak diberikan hak untuk memberikan hak suara di TPS pergi bersama - sama Kantor KPU Kota Dumai untuk meminta penjelasan. Pada saat personel Polsek Bukit Kapur melaksanakan patroli, menemukan adanya sekelompok massa yang berjumlah lebih kurang 50 orang yang diduga merupakan para simpatisan dengan menggunakan alat peraga dan peralatan lainnya yang akan mendatangi KPU Kota Dumai, selanjutnya personel yang melaksanakan patroli melaporkan hal tersebut ke Kapolsek Bukit Kapur.
Mendapat informasi tersebut, selanjutnya Tim negosiator diturunkan untuk mengamankan dan menenangkan para pengunjuk rasa dengan memberikan arahan dan himbauan, namun para pengunjuk tetap bersikeras dan tidak tercapai kata sepakat lalu tim negosiator bergerak mundur.
Selanjutnya Tim Dalmas awal diturunkan, namun massa semakin bertambah dengan jumlah yang cukup besar karena mulai memaki dan mendorong petugas. Menanggapi hal itu, Kapolsek Bukit Kapur melaporkan ke Kapolres Dumai mengenai situasi dan eskalasi yang sudah meningkat.
Mendapat laporan, Kapolres Dumai memerintahkan Kasat Sabhara untuk menambah kekuatan di Kantor KPU Dumai dengan menurunkan Kompi Dalmas Inti. Danki Dalmas memerintahkan Water Canon untuk melakukan penembakan kearah massa, namun massa semakin beringas dengan melempari serta memukul dengan benda - benda yang mereka bawa terhadap petugas sehingga pasukan dalmas inti melakukan sikap berlindung.
Melihat situasi yang sudah anarkis kemudian Danki dalmas menurunkan dan memerintahkan Tim Raimas melakukan penceraiberaian massa dengan menggunakan motor trail namun semakin memicu kemarahan massa dan massa semakin anarkis dan mulai menyerang petugas.
Selanjutnya Tim Raimas melakukan somasi untuk membubarkan massa, karena tidak diindahkan, Tim Raimas menembakkan Flash Ball sehingga pengunjuk rasa bercerai berai, dan ada salah satu simpatisan pengunjuk rasa yang terluka yang selanjutnya dilakukan pertolongan oleh tim medis.
Dengan langkah ini akhirnya massa membubarkan diri dan personel Polsek Bukit Kapur melaksanakan patroli untuk memastikan situasi di sekitar Kantor KPU Kota Dumai. Dan situasi dinyatakan aman dan kondusif.
Reporter: Parno Sali
Editor: Nandra F Piliang