Arsyadjuliandi Rachman dan Suyatno di Mata Tokoh Riau
PASANGAN petahana Ir H Arsyadjuliandi Rachman, MBA dan H Suyatno, AMP yang menyatakan maju di ajang Pemilihan Gubernur Riau 2018 secara resmi mendeklarasikan diri dalam sebuah acara yang dipusatkan di Jalan Gajah Mada Pekanbaru, Ahad (21/1/2018), yang dihadiri oleh sekitar 20.000-an massa yang sebagian besar berasal dari tiga partai koalisi.
Deklarasi pasangan dengan jargon AYO (Andi Rachman-Suyatno), Lanjutkan! ini, dihadiri Ketua Umum DPP Partai Golongan Karya Airlangga Hartarto dan jajaran pengurus DPP Partai Golkar serta para petinggi partai koalisi.
Dalam orasi politiknya, Arsyadjuliandi Rachman yang akrab dengan panggilan Andi Rachman menegaskan bahwa ia memutuskan maju lagi di ajang Pilgub Riau 2018 terutama dimaksudkan untuk menyelesaikan sejumlah program yang terbengkalai ketika ia dipercaya menjadi Gubernur Riau sekitar tiga tahun belakangan ini.
‘’Saya maju lagi semata dedikasikan untuk kepentingan daerah dan masyarakat Riau,’’ teriak Andi Rachman dari atas podium, yang disambut yel-yel oleh massa.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dalam orasi politiknya mengatakan Provinsi Riau adalah satu daerah penting untuk perekonomian di Indonesia.
‘‘Karena itu, masyarakat Riau membutuhkan pemimpin yang berpengalaman. Itu semua ada pada Arsyadjualiandi Rachman yang pernah jadi Wakil Gubernur dan sekarang Gubernur Riau, dan pasangannya pernah jadi Wakil Bupati Rokan Hilir, dan sekarang Bupati Rokan Hilir,’’ sebutnya.
Rangkaian Deklarasi dimeriahkan dengan jalan sehat bertabur hadiah antara lain dua tiket umroh, sepeda motor, TV, kulkas, dan lain sebagainya. Puluhan ribu masyarakat dengan seksama mendengarkan orasi politik yang disampaikan pasangan AYO dan Ketua Partai Koalisi, serta pembacaan naskah Deklarasi oleh HM Wardan, Ketua DPD Partai Golkar Inhil.
Usai Deklarasi AYO, sejumlah tokoh masyarakat memberikan komentarnya atas sosok Arsyadjuliandi Rachman dan Suyatno. Berikut pendapat sejumlah tokoh Riau dari berbagai elemen tentang sepak terjang selama sekitar tiga tahun Andi Rachman menjabat Gubri, dan prediksi ke depan bila kepemimpinan di Riau kembali dipercayakan kepada Andi Rachman dan pasangannya, Suyatno.***
Figur Pengusaha dengan Basis Keagamaan Kuat
KETUA Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Riau, Prof. Dr. H. Nazir Karim, MA, menilai H. Arsyadjuliandi Rachman sebagai sosok pengusaha dengan basis keagamaan (Islam) yang kuat, yang tercermin dalam sejumlah kiprahnya selama memegang posisi sebagai pejabat publik, selain juga dalam kesehariannya sebagai seorang muslim.
Prof Dr H Nazir Karim MA, Ketua Umum MUI Riau
Makanya tak pelak, menurut pengajar di Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Pekanbaru ini, selama dipercaya memegang sejumlah jabatan strategis, baik ketika menjadi anggota DPRD Riau maupun anggota DPR RI, dan terlebih setelah diberi amanah menjabat sebagai Wakil Gubernur Riau, yang kemudian berlanjut menjadi Gubernur Riau; sejumlah kebijakannya menunjukkan keberpihakan yang tegas untuk kepentingan kehidupan umat beragama.
"Kita melihat dan menyaksikan sendiri kehidupan beragama kian semarak di daerah ini," tambahnya. Nazir menunjuk iven Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ), yang dinilai makin mendapat pembobotan yang berarti sejak Andi menduduki posisi sebagai Gubri. "Tidak sekadar seremoni sepertinya, tapi iven keagamaan itu juga dirasa memberi bias yang nyata untuk peningkatan syiar Islam," tambahnya.
Dalam konteks mikro, Nazir menyebut contoh perhatian Andi Rachman yang besar terhadap MUI, membuat organisasi keagamaan itu di Riau kian bisa bergerak dengan dinamis untuk menjalankan misinya, termasuk dalam upaya membina moral umat. "Apapun program yang dimaksudkan untuk pembinaan umat yang kita ajukan beliau, Insya Allah mendapat support yang cukup," katanya. Tidak hanya dukungan moral, tambah Nazir, tapi juga bantuan finansial.
Nazir tak menampik perhatian Andi Rachman yang tinggi terhadap MUI --begitu juga terhadap organisasi-organisasi keagamaan lainnya di daerah ini-- karena Andi Rachman dimaksud punya benang sejarah yang kuat dengan MUI, lantaran beberapa waktu lalu pernah dipercaya untuk duduk sebagai pengurus MUI Riau.
"Kebetulan saat itu antara saya dengan beliau sama-sama dipercaya duduk di kepengurusan MUI provinsi," tambahnya.
Imbas dari perhatian Andi Rachman yang tinggi terhadap persoalan umat, menurut Nazir, antara lain menimbulkan dampak berupa semakin semaraknya kehidupan umat beragama di daerah ini. "Bahwa adat dan budaya Melayu itu identik dengan ajaran Islam semakin mendapat tempat yang memadai, karena pemerintah daerah sebagai pemegang amanah dan kebijakan, memberi ruang yang cukup untuk itu," tambahnya.
Selain pernah duduk di kepengurusan MUI Riau, perhatian Andi Rachman yang tergolong tinggi untuk kehidupan keagamaan juga dimungkinkan oleh latar belakang keluarganya dari kalangan muslim yang taat. "Saya tahu persis keluarga Pak Andi Rachman merupakan muslim yang taat," aku Nazir. Kendati Andi Rachman dan keluarga besarnya mayoritas menancapkan diri sebagai pengusaha, tapi tergolong pengusaha dengan basis keagamaan yang kuat.***
Strategis, Pemprov Genjot Pembangunan Infrastruktur
HERMAN Nazar, tokoh masyarakat Provinsi Riau asal Minangkabau, memuji langkah Pemerintah Provinsi Riau di bawah kepemimpin Gubernur Riau H. Arsyadjuliandi Rachman yang menggenjot sejumlah pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, listrik, air bersih, dan lainnya. "Karena Riau sejauh ini masih sangat membutuhkan," katanya.
Herman Nazar, Tokoh Masyarakat Minang
Menurut tokoh yang juga tercatat sebagai Pembina IKMR (Ikatan Keluarga Minang Riau) itu, masih banyak kawasan di daerah ini yang memerlukan dukungan infrastruktur, terutama dari jenis jalan dan jembatan. "Satu-satunya harapan masyarakat soal pembangunan infrastruktur disandarkan kepada pemerintah, karena memiliki dana yang cukup untuk itu," imbuhnya.
Sejumlah kawasan belum bisa dikembangkan menjadi sentra ekonomi baru, menurut Herman, antara lain terkendala lantaran tidak didukung infrastruktur dasar yang memadai. Padahal, di kawasan itu bukan tidak mungkin mengandung sejumlah potensi ekonomi, yang diproyeksikan akan bisa menghidupi begitu banyak anggota masyarakat, terutama yang bermukim di sekitar kaweasan dimaksud.
"Pemprov Riau di bawah kepemimpinan Pak Gubri saat ini sepertinya bijak dalam menyikapi tuntutan masyarakat, terbukti dengan program menggencarkan pembangunan sejumlah infrastruktur dasar," ungkap Herman, yang meyakini ketersediaan infrastruktur dasar yang layak akan mampu menekan angka kemiskinan dan pengangguran karena akan membuka sentra ekonomi baru.
Herman memang mencemaskan persoalan pengangguran, yang bukan tidak mungkin akan menjadi “bom waktu”. Kendati Pemprov Riau telah berupaya melakukan berbagai kegiatan untuk menekan angka pengangguran, tapi diyakini semua yang digerakkan belum akan mampu menjawab kebutuhan yang ada.
"Makanya, perlu upaya yang lebih serius lagi untuk membuka lapangan kerja baru dan peluang berusaha bagi masyarakat, antara lain dengan penyediaan infrastruktur dasar yang layak,” ungkapnya.
Dikatakan, setiap tahun sejumlah lembaga pendidikan di daerah ini menghasilkan tamatan, yang tidak diikuti secara seimbang oleh penyediaan lapangan kerja dan peluang berusaha yang memadai bagi masyarakat. Bila tidak dilakukan upaya yang sungguh-sungguh untuk mengatasi kondisi ini, menurut Herman, dicemaskan masalah itu akan memicu gejolak sosial yang tidak diinginkan di tengah masyarakat.***
Tetap Kondusif di Tengah Situasi Amat Berat
NASRUN Effendi, tokoh Melayu Riau asal Kabupaten Kampar, menilai Provinsi Riau di bawah kepemimpinan Gubernur Riau H. Arsyadjuliandi Rachman tetap berjalan kondusif di tengah kondisi nasional yang relatif berat, baik karena disulut hiruk-pikuk politik maupun bersumber dari persoalan ekonomi.
H Nasrun Effendi, Tokoh Masyarakat Melayu
''Di tengah hiruk-pikuk politik di tingkat nasional, di tengah eforia kedaerahan yang semakin menguat, beliau bisa memgambil posisi yang pas dan menempatkan diri secara tepat dalam kapasitasnya sebagai Gubernur Riau sehingga sejumlah tugas yang menjadi beban pemerintah daerah tetap bisa dijalankan dengan baik," katanya.
Kondisi demikian, tambah mantan birokrat senior itu, diperberat oleh kondisi keuangan daerah yang mengalami "gangguan" yang cukup serius menyusul anjloknya harga minyak dan gas bumi. DBH (dana bagi hasil) migas yang selama ini menjadi salah satu andalan sumber pendapatan Riau mengalami penurunan yang signifikan sebagai dampak penurunan harga minyak di pasaran dunia. "Namun seperti yang kita lihat, semuanya berjalan dengan baik-baik saja di Riau," tambahnya.
Nasrun berani mengatakan kondisi Riau secara umum baik-baik saja, kendati di tengah harga minyak dunia yang belum juga kunjung membaik, merujuk capaian IPM (indeks pembangunan manusia) Riau sejak beberapa tahun terakhir, terhitung sejak dipimpin Gubri yang akrab dengan panggilan Andi Rachman itu. "Secara umum, apa yang dicapai Riau sejak beberapa tahun belakangan tidak kalah dengan daerah-daerah maju lainnya," sebut Nasrun.
Dijelaskan Nasrun, ada tiga indeks utama dalam menentukan capaian IPM sebuah daerah, yaitu ekonomi, pendidikan, dan kesehatan. "Kendati di tengah kondisi keuangan daerah yang relatif berat, Provinsi Riau di bawah kepemimpinan Pak Andi Rachman tetap mampu mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi," terangnya. "Bahkan, laju pertumbuhan ekonomi Riau termasuk tertinggi di antara provinsi-provinsi yang ada di Pulau Sumatera," katanya.
Itu artinya, menurut Nasrun, Andi Rachman sebagai top leader di daerah ini mampu bekerja fokus sesuai dengan tupoksi (tugas pokok dan fungsi)-nya, dan hampir tidak terganggu oleh persoalan-persoalan eksternal, kendati sejumlah persoalan eksternal itu memiliki pengaruh bagi kepentingan daerah karena Riau merupakan bagian integral dari NKRI (negara kesatuan Republik Indonesia).
Bertolak dari sejumlah realitas di atas, dan didasarkan atas kepentingan daerah dan masyarakat Riau, Nasrun menilai kepemimpinan Andi Rachman di Provinsi Riau harus dilanjutkan, karena sejatinya masih ada sejumlah bengkalai yang harus diselesaikan.***
Tak Grasa-grusu, Beliau Tipikal Pemimpin Ideal
MANTAN anggota DPRD Provinsi Riau A.B. Purba menilai H. Arsyadjuliandi Rachman sebagai tipikal pemimpin yang baik, yang diyakini akan mampu menjawab tantangan kekinian dan masa mendatang Provinsi Riau yang akan semakin berat di berbagai sektor, terutama di bidang perekonomian.
Dr AB Purba, Tokoh Batak Riau
“Beliau sangat hati-hati dalam mengambil keputusan, terutama dimaksudkan agar setiap keputusan dan kebijakan yang ditelurkan tetap berlandaskan dengan aturan yang ada,” tambah Purba, yang tidak menampik soal munculnya sikap sementara kalangan di daerah ini yang menyesalkan sikap kehati-hatian tokoh akrab dipanggil Andi Rachman itu dalam memimpin Riau.
“Ya, silahkan saja, karena yang pasti Pak Andi tentu punya dasar dengan sikap kepemimpinan yang ia pilih,” tambah Purba.
Bagi Purba, sikap kehati-hatian telah mendatangkan nilai lebih tersendiri kepemimpinan Andi Rachman sebagai gubernur di Riau. Antara lain, terang Purba, setakat ini Andi Rachman bisa dikatakan sebagai pemimpin yang bersih, dan tidak terlibat dalam kasus dugaan korupsi.
“Makanya saya berani menyatakan sejauh ini Pak Andi Rachman sebagai pemimpin yang bagus, bersih, dan tidak korupsi,” tandasnya.
“Pak Andi Rachman itu bukan tidak tipikal pemimpin yang grasu-grusu,” ia menambahkan. Setiap keputusan dan kebijakan yang diambil, tambah Purba, apalagi yang terkait langsung dengan kepentingan daerah dan masyarakat banyak yang dipimpin, dilakukan dengan sangat hati-hati. “Dan yang sangat penting adalah selalu taat asas, karena senantiasa merujuk aturan
Terlepas dari sikap kepemimpinan, menurut Purba, keberadaan Andi Rachman di puncak kepemimpinan di Provinsi Riau juga dinilai telah mendatangkan sejumlah nilai tambah berarti bagi daerah ini. Purba, merujuk data yang ia peroleh dari sebuah sumber terpercaya, menyebut soal angka kemiskinan di Riau, yang sejak beberapa tahun belakangan mengalami penurunan yang cukup signifikan.
“(Penurunan angka kemiskinan) ini sebuah indikator keberhasilan seorang pemimpin,” katanya. Dijelaskan Purba, di tengah kondisi pereknomian yang makin berat, baik di tingkat lokal, regional maupun nasional, berhasilnya sebuah daerah menekan angka kemiskinan bisa dikatakan sebagai sebuah prestasi yang pantas dibanggakan. “Pak Andi Rachman membuktikan mampu untuk itu,” tambahnya.
Seiring dengan penurunan angka kemiskinan, menurut Purba, Riau di zaman kepemimpinan Gubernur Andi Rachman juga mampu mempertahankan laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, jauh meninggalkan sejumlah daerah lainnya, terutama di Pulau Sumatera. “Dan mohon dicatat, laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi itu terjadi di tengah kondisi perekonomian yang belum begitu membaik,” tuturnya lagi.***
Punya Visi-Misi Jelas Membangun Daerah
YOYOK Wardoyo, Dewan Penasihat Kerukunan Masyarakat Jawa Riau (KMJR), mencatat sejumlah nilai lebih kepemipinan H. Arsyadjuliandi Rachman MBA, termasuk dalam kapasitas sebagai Gubernur Riau yang disandangnya sejak beberapa tahun belakangan. Dari sejumlah catatan itu, menurut Yoyok, ia berani menyimpulkan kepemimpinan Arsyadjuliandi Rachman di jajaran Pemerintahan Provinsi Riau masih harus dipertahankan.
Yoyok Wardoyo, Tokoh Masyarakat Jawa
Dalam pandangan Yoyok, pemimpin yang akrab dengan panggilan Andi Rachman itu merupakan tipikal pekerja keras. Dunia usaha yang membesarkan Andi Rachman menuntut tipikal pelaku sebagai pekerja keras karena dihadapkan dengan persaingan yang tidak ringan. “Etos kerja tinggi yang menjadi budaya di dunia usaha kemudian ditularkan beliau saat dipercaya menjadi Gubri,” terang Yoyok.
“Saya juga menilai beliau memiliki kecerdasan intelektual yang bisa dibanggakan,” tambahnya. Selain karena latar belakang lulusan luar negeri, ditambah dengan seabrek pengalaman yang ditimbanya. Yoyok menunjuk contoh sejumlah kebijakan yang ditelurkan Andi Rachman selama menjadi Gubri sarat dengan muatan untuk didedikasikan bagi kepentingan daerah dan seluruh anggota masyarakat yang memukiminya.
Nilai plus lain kepemimpinan Andi Rachman sebagai Gubri, menurut Yoyok, yaitu sikapnya yang tidak membeda-bedakan di antara 12 kabupaten/kota yang ada di Riau. “Semua daerah mendapat kue pembangunan yang proporsional dari APBD Provinsi Riau,” katanya. “Itu membuktikan, Pak Andi memiliki perhatian dan kecintaan yang sama terhadap 12 daerah otonom yang berada di bawah administratif Pemerintahan Provinsi Riau.
Dalam kapasitas sebagai pemimpin di tengah tingkat heterogenitas masyarakat Riau yang tinggi, menurut Yoyok, Andi Rachman juga mampu menempatkan dirinya secara pas dengan tidak membedakan asal-usul, ras, agama, dan suku semua elemen masyarakat yang ada di daerah ini. “Dia mampu menempatkan diri sebagai pemimpin bagi semua masyarakat Riau dengan latar belakang yang begitu berbeda,” tambahnya.
Bagi Yoyok, sikap kepemimpinan Andi Rachman yang bisa diterima oleh semua golongan, diyakini akan mendatangkan imbas yang berarti bagi kepentingan daerah.
“Karena dipimpin oleh sosok yang dinilai mampu mengayomi, maka dipastikan akan mendatangkan umpan balik berupa partisipasi masyarakat dalam pembangunan,” katanya. “Bukankahkah pemerintah memiliki keterbatasan untuk menyelesaikan begitu banyak persoalan daerah?”
Bertolak dari sejumlah pertimbangan di atas, Yoyok menilai kepeimpinan Andi Rachman di Provinsi Riau masih harus dipertahankan dan dilanjutkan, termasuk dalam upaya menyelesaikan sejumlah bengkalai yang belum tertuntaskan.***
Sikap Rendah Hatinya Jadi Magnet Tersendiri
TOKOH pers senior H. Makmur Hendrik menempatkan H. Arsyadjuliandi Rachman MBA, yang saat ini sedang menjabat sebagai Gubri (Gubernur Riau), sebagai
seorang tokoh yang ramah, rendah hati dan santun, yang memungkinkan tokoh yang akrab dengan panggilan Andi Rachman itu mudah diterima oleh semua golongan.
Makmur Hendrik, Tokoh Pers Riau
“Sikap ramah, rendah hati dan santun yang dipertunjukkan Pak Andi Rachman dalam kesehariannya, baik ketika bertugas maupun di tengah pergaulan, telah membuat banyak orang bersimpati kepadanya,” katanya. Diakui Makmur, seyogianya sikap seperti itu dimiliki oleh semua pemimpin, karena seorang pemimpin berhadapan dengan sekian banyak anggota masyarakat dengan karakter yang berbeda.
Mantan komisioner KPU (Komisi Pemilihan Umum) Kota Pekanbaru tidak menampik bahwa tipikal yang dimiliki Andi Rachman berdampak pada tugas pemerintahan yang sedang dipercayakan kepadanya, terutama dalam kapasitas sebagai Gubri yang disandangnya sejak tiga tahun belakangan. Begitu pun saat dipercaya menjadi wakil rakyat, baik di tingkat daerah maupun nasional.
Kalau kemudian Makmur menyatakan, “Pak Andi Rachman berhasil memimpin pemerintahan dalam suasana sejuk dan kondusif,” menurut Makmur, tidak terlepas dari sikap pribadi yang dimiliki oleh Andi Rachman, yang telah melekat dalam karakter dirinya sejak lama, bahkan jauh sebelum dipercaya menduduki sejumlah jabatan politik. “(Kepemimpinan Pak Andi Rachman) berhasil menghindari berbagai gejolak,” tambahnya.
Bagi Makmur, kondusifitas daerah yang tetap terjaga dengan baik, justru di tengah eforia politik dan merosotnya pendapatan daerah, merupakan modal dasar yang mahal dan berharga untuk mencapai visi dan misi daerah yang sudah digariskan. “Kondisi yang aman dan tenang juga memberi ruang yang luas bagi semua elemen masyarakat untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses pembangunan,” katanya.***
Nasionalismenya Bisa Dipujikan
SETIAP terjadi pergantian kepala daerah, baik untuk tingkat provinsi maupun kabupaten/kota, sejumlah kriteria pun mengapung tentang sosok kepala dan wakil kepala daerah yang diinginkan, yang akan memerintah daerah tertentu untuk jangka waktu selama lima tahun.
Cornelius Barus, Tokoh Batak di Riau
Dalam pandangan Cornelius Barus, Penasehat PKBR (Persatuan Kekeluargaan Batak Riau), salah satu kriteria dasar yang tidak bisa ditawar-tawar tentang sosok calon pemimpin yang didukung adalah memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi dan teruji. “Pak Andi Rachman sejauh ini kami melihat memenuhi persyaratan tentang kriteria yang satu ini,” tambah Kornelius. Andi Rachman yang ia maksud adalah H. Arsyadjuliandi Rachman MBA, yang saat ini sedang menjabat sebagai Gubernur Riau.
Soal mencari nafkah, menurut Kornelius, masyarakat akan bisa melakukan berbagai usaha dan kegiatan, di mana pun ia bermukim dan berdomisili. “Kalau tidak berupaya dan berusaha, ya, tidak makanlah,” tandasnya. Tapi syarat terpenting dalam upaya mencari nafkah itu adalah kawasan yang ditempati berada dalam kondisi aman dan kondusif, yang memungkinkan setiap anggota masyarakat leluasa melakukan kegiatan ekonomi.
Yang namanya pembangunan dengan berbagai program untuk semua sektor, menurut Kornelius, akan tetap bisa dilaksanakan, terlepas siapa pun sosok yang dipercaya memimpin daerah bersangkutan. Karena selain anggaran sudah tersedia setiap tahun yang berasal dari berbagai sumber, perangkat keras dan lunak untuk mendukung program yang dibuat sang pemimpin juga sudah ada.
“Yang terpenting daerah harus selalu dalam kondisi aman dan kondusif, maka semua program yang direncanakan akan bisa direalisasikan,” katanya.
Makanya, menurut Kornelius, masayarakat Riau berdarah Batak yang tergabung dalam PKBR sangat mengharapkan sosok yang menjadi pemimpin di daerah ini memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi dan teruji. Dengan jiwa nasionalisme yang tinggi, menurutnya, memungkinkan kondusifitas daerah tetap terjaga sebagai prasyarat utama keberlangsungan pembangunan.
Selain itu, tambah Kornelius, seorang pemimpin yang memiliki jiwa nasionalisme tinggi akan bersikap dan menerapkan kebijakan yang sama terhadap semua anggota masyarakat, tidak peduli dari mana asal-usul, agama, suku, dan golongannya. “Karena pemimpin seperti itu beranggapan bahwa hak dan kewajiban semua anggota masyarakat di suatu daerah pada hakikatnya adalah sama,” ia menambahkan.
Karena, sambung Kornelius lagi, semua anggota masyarakat yang tercatat sebagai penduduk Provinsi Riau, berhak mendapat pengayoman yang sama dengan anggota masyarakat lain, tidak soal apakah mereka itu termasuk kelompok mayoritas atau minoritas. Ia meyakini perlakuan sama yang diterima oleh semua anggota masyarakat akan membuka ruang partisipasi aktif yang luas.***
2 Tahun Terakhir Riau Bebas Kabut Asap
KORDIAS Pasaribu, yang saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi Riau, tidak menampik sejumlah keberhasilan yang diraih Provinsi Riau, terutama terhitung sejak daerah ini dipimpin oleh Gubri (Gubernur Riau) H. Arsyadjuliandi Rachman MBA. “Semua keberhasilan itu nyata terlihat,” tandasnya.
Kordias Pasaribu, Ketua PDIP Riau
Menurut Kordias yang juga menjabat sebagai Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Riau tersebut, di antara sejumlah keberhasilan yang diraih tokoh yang akrab dipanggil Andi Rachman itu saat dipercaya menjadi Gubri adalah terbebasnya Negeri Lancang Kuning ini dari bencana kabut asap. “Terhitung sejak dua tahun belakangan kita di Riau tidak lagi dipusingkan oleh bencana kabut asap,” ulas Kordias.
Padahal, tambah Kordias, sebelumnya selama hampir 18 tahun Riau dihadapkan dengan bencana rutin yang bernama kabut asap, yang bersumber dari kasus karhutla (kebakaran hutan dan lahan), yang terjadi setiap musim kemarau. Bukan saja merugikan Riau dan masyarakat dari berbagai sektor, menurut Kordias, persoalan kabut asap juga menjadi isu nasional karena dampaknya merembes jauh ke sejumlah daerah dan negara tetangga.
Nilai lebih Andi Rachman dalam penanganan kabut asap, menurut Kordias, tidak saja karena memanfaatkan semua sumber daya yang ada di daerah untuk menangani persoalan itu, tapi justru lebih banyak memanfaatkan bantuan pemerintah pusat melalui sejumlah lobi dan komunikasi yang intens dibangun oleh Andi Rachman. “Pemerintah pusat langsung menyiapkan anggaran untuk penaganan kasus kabut asap di Riau,” tambahnya.
Dalam konteks kucuran dana APBN untuk pembangunan di Riau, terlepas dari kasus kabut asap, Kordias menyatakan memberi apresiasi terhadap keberhasilan Andi Rachman meyakinkan pemerintah pusat untuk melaksanakan sejumlah proyek berskala nasional di Provinsi Riau. Untuk ini, ia menyebut sejumlah contoh seperti pembangunan jalan tol Pekanbaru-Dumai, jalan tol Pekanbaru-Padang, dan jalur kereta api.
Padahal, tambah Kordias, kalau kelak semua program dimaksud terealisasi, yang akan merasakan manfaat langsungnya adalah masyarakat di Provinsi Riau. Ia menyebut contoh jalan tol Pekanbaru-Dumai, yang kalau kelak sudah jadi akan memudahkan aksesebilitas antara Pekanbaru dengan Dumai, dan sejumlah kawasan yang dilaluinya. Begitu juga ruas jalan tol Pekanbaru-Padang.
Di bagian lain, Kordias juga memuji sikap low profile yang melekat pada diri Gubri Andi Rachman, yang memungkinkan ia mudah diterima oleh semua kalangan di daerah ini. “Pak Andi Rachman merupakan tipikal pemimpin yang diharapkan oleh masyarakat di zaman now,” katanya.***
Pasangan yang Sarat dengan Pengalaman
KETUA DPD Partai Hanura (Hati Nurani Rakyat) Provinsi Riau dr. Agus Widayat mengakui dukungan partainya terhadap pasangan H. Arsyadjuliandi Rachman MBA dan H. Suyatno AMP di Pilgub (Pemilihan Gubernur) Riau 2018 didasarkan sejumlah pertimbangan objektif, yang kesemuanya didedikasikan untuk kepentingan daerah dan upaya mensejahterakan masyarakat.
Agus Widayat, Ketua Hanura Riau
Dikatakan mantan Wakil Walikota Dumai itu, Arsyadjuliandi Rachman atau yang akrab dipanggil dengan Andi Rachman dan Suyatno merupakan pasangan yang sarat pengalaman dalam mengelola birokrasi pemerintahan. Keduanya pernah sama-sama menjalankan kepercayaan sebagai pelaksana tugas kepala daerah, untuk kemudian diberi amanah untuk menjadi kepala daerah definitif.
''Dalam soal mengelola birokrasi pemerintahan, tidak ada lagi yang perlu diragukan terhadap kemampuan pasangan ini karena didukung pengalaman yang lebih dari cukup,'' kata Agus, sambil menambahkan bahwa seseorang dipastikan tidak serta-merta mampu mengelola birokrasi pemerintahan dengan baik. Selain didukung faktor keilmuan, ungkapnya, syarat pengalaman juga sebagai sesuatu yang ikut menentukan.
Pertimbangan lain, menurut Agus, untuk keberlanjutan pembangunan di daerah ini. Dijelaskan, pembangunan adalah sebuah kegiatan yang membutuhkan waktu, karena di dalamnya ada yang disebut dengan input, proses, dan output, untuk kemudian menghasilan outcome untuk kepentingan daerah.
''Rentang waktu sekitar tiga tahun yang dimanfaatkan Pak Andi Rachman untuk membangun Riau dipastikan belum menghasilkan outcome yang diharapkan, baik untuk kepentingan daerah maupun masyarakat,'' katanya.
Agar hasil pembangunan maksimal, dan daerah serta masyarakat Riau merasakan dampak langsung dari visi-misi Andi Rachman yang tertuang ke dalam sejumlah program atau kegiatan, menurut Agus, terasa perlu diberi tambahan waktu lima tahun lagi buat tokoh itu bersama pasangannya untuk memimpin Riau.
Agus tak menampik, selama sekitar tiga tahun memimpin Riau dengan kapasitas sebagai gubernur, Andi Rachman telah melakukan banyak hal untuk membuat Riau bertambah maju dan kesejahteraan rakyat meningkat. ''Tapi lantaran yang namanya program provinsi tertumpang di kabupaten/kota, seakan-akan beliau tidak banyak berbuat untuk daerah,'' katanya.
Tambahan lagi, Agus melihat Andi Rachman sebagai pribadi yang santun, yang tidak suka membesar-besarkan apa saja yang telah ia perbuat untuk kepentingan daerah dan masyarakat. ''Saya melihat Pak Andi Rachman tidak suka berkoar-koar,'' katanya. ''Beliau tipikal pekerja keras, yang cenderung membiarkan hasil kerjanya dinilai langsung oleh masyarakat,” tambahnya. (adv/ral)