Hama Tikus Ancam Sawah Bungaraya
BUNGARAYA (HR)-Padi di Persawahan Kecamatan Bungaraya terancam punah, akibat ganasnya hama tikus rombongan besar tidak mampu dibasmi dengan racun. Kondisi ini membuat gelisah para petani. Saat ini para petani terpaksa bergerilya di hamparan sawah tiap malam.
Kondisi tersebut disampaikan Acep dan rekan-rekannya yang sedang berkumpul di pinggir jalan dekat sawahnya, Kamis (11/12). Menurutnya, semua jenis racun untuk membasmi tikus sudah di coba, namun tidak berdampak.
"Racun jenis sabun saya tebar, nampaknya dimakan, namun tidak ada bangkainya, sampai racun jenis petasan juga saya ledakkan di lobang sarang tikus, namun tidak ada bauk bangkai, nampaknya sekarang gerombolan tikus sudah diam di tengah-tengah padi," kata Acep
"Setiap malam kami jaga di sawah, mengusir tikus. Kalau tidak dijaga, sawah 2 hektare bisa habis dalam satu malam diserang tikus, karena tikus datang pakai rombongan," jelasnya
Acep mengaku, ini musuh yang terberat, musim sebelumnya tidak ditemukan musuh ini."Coba lah mas ikut kami, malam lihat ke sawah, kita bisa lihat, sambil jalan tikus menyayat-nyayat batang padi," ujarnya.
Hal senada disampaikan Muji (30), sekitar pukul 17.45, ia baru saja pulang menjaga sawahnya dari serangan burung. Muji menceritakan, tikus merupakan musuh yang terberat dan menjadi pembicaraan petani dimanapun berkumpul.
Selain tikus, lanjut Muji, terdapat jamur ganas yang menyerang batang padi, serangan jamur ini mendadak, dalam hitungan hari, padi yang sebelumnya tumbuh subur langsung layu.
"Jamur menyerang dari pupus padi. Seperti ini contohnya mas," kata Muji sambil mencabut satu tangkai kembang padi yang layu, tampak pangkal tangkai sudah membusuk.
Kepala UPTD Pertanian Kecamatan Bungaraya, Suwanto membenarkan adanya hama yang menjadi momok petani, tikus, kini sudah tidak bisa dibasmi dengan racun.
"Kami sudah membantu racun tikus, namun kenyataan di lapangan, tikus sudah tidak mau makan racun, memilih batang padi yang sedang kembang, secara logika bisa diterima, karena batang padi sedang manis-manisnya," katanya
Menurutnya, racun bom di dalam sarang tikus ditawarkan ke petani, namun petani bilang, sekarang tikus tidak disarang, sudah dicoba tidak ada dampaknya.
"Satu-satunya jalan, petani harus ronda jaga sawahnya. Kami mengimbau PPL dan Gapoktan bisa mengarahkan petani untuk jaga malam. Ini langkah yang harus dilakukan agar jangan gagal panen," katanya
Terkait jamur, Suwanto membenarkan adanya jamur ganas dan jamur itu biasanya sudah ada di lahan, berkembang saat padi subur. Sebelumnya ia telah menyarankan petani, untuk melakukan tanam dengan pola sanitasi, dengan jarak berfariasi 25x25 cm berseling 40x40, agar angin masuk ke celah padi, angin masuk jamur tidak berkembang.
"Kami sudah melakukan penyemprotan masal untuk membasmi jamur ini," pungkasnya. (lam)