Siap Penuhi Kebutuhan Listrik Riau, PLN Terus Aliri Listrik untuk Pedesaan
RIAUMANDIRI.co, PEKANBARU - PLN terus berupaya mengaliri listrik di setiap pedesaan yang ada di Riau, khususnya desa terpencil yang belum terjamah listrik. Upaya tersebut dengan terus melakukan pembangunan infrastruktur kelistrikan yang tersebar di Riau, guna mewujudkan Riau Terang pada 2019 mendatang.
"Kita sebagai perusahaan listrik yang bertanggung jawab dalam melistriki dua provinsi yakni Riau dan Kepulauan Riau, siap melayani permintaan kebutuhan listrik baik industri dan masyarakat. Guna mendorong pertumbuhan ekonomi provinsi Riau sehingga kebutuhan listrik bisa tercukupi," ujar Manajer SDM dan Umum PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, Dwi Suryo Abdullah kepada riaumandiri.co, Selasa (7/11/2017).
Dikatakannya, bahwa listrik dari grid 150 kV Sumatera belum seluruhnya mensuplai di kabupaten yang ada di Riau.
Namun, ada beberapa kabupaten yang kebutuhan listriknya masih dipasok melalui mesin pembangkit bertenaga diesel pada sistem isolated di masing-masing daerah.
"Saat ini kabupaten yang sudah mendapatkan suplai 150 kV Sumatera yaitu, Kota Pekanbaru, Kota Dumai, Kabupaten Kuantan Singingi, Pelalawan, Kampar. Sementara kabupaten lainnya seperti Rokan Hulu, Rokan Hilir, Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Siak, Kepulauan Meranti, dan Bengkalis masih menggunakan listrik dengan sistem isolated," ujar Dwi.
Dijelaskannya, saat ini beban puncak sistem grid di Riau mencapai 575 MW dengan daya mesin ter-pasang sebesar 495 MW.
Dengan daya yang disuplai dari pembangkit di Riau yakni dari Sumatera Bagian Selatan, dari Jambi menuju Sumatra Barat, masuk ke Riau, dengan rata-rata pasokan pada beban puncak mencapai 200 MW.
Di luar sistem grid, PLN di Riau melistriki sistem yang isolated dengan total kapasitas hampir 200 MW.
Jadi, total bila dihitung kebutuhan energi listrik Provinsi Riau mencapai 200 MW ditambah 575 MW sebesar 775 MW.
Diyakini, dengan suplay grid Sumatera tersebut, diyakini masih bisa memenuhi kebutuhan listrik masyarakat dan juga industri.
Tidak hanya itu saja, saat ini Riau juga telah mengoperasikan satu unit pembangkit 2x110 MW dari PLTU Tenayan, ini tentu menambah jumlah suplay listrik.
Di samping itu juga, masih ada satu unit pembangkit lagi yang masih dalam proses merampungkan performance testnya untuk mendapatkan Sertifikat Layak Operasi dari Direktorat Ketenaga Listrikan.
Selain itu juga, lanjut Dwi, bahwa di tahun 2017 PLN telah menambah pengoperasian dua gardu induk (GI) di Pangkalan Kerinci dan Perawang di Kabupaten Pelalawan.
Sebelumnya, listrik di kabupaten tersebut dipasok dari excess RPE dan Langgam Power.
Saat ini sebagian bebannya dalihkan ke sistem gardu induk tersebut.
"Jadi untuk GI di Pangkalan Kerinci memiliki kapasitas 1x30 megawatt (MW), Perawang 2x30 MW. Nah, disitu ada 90 MW, serta di Pangkalan Kerinci pada awal 2017 kita tambahkan 60 MW lagi untuk meningkat kan kebutuhan di Kabupaten Pelalawan," ungkapnya.
Dwi juga menambahkan, terhitung Oktober 2017, PLN telah mengaliri listrik bagi 1.606 desa dari total desa sebanyak 1.835 di Riau.
Dari jumlah tersebut masih terdapat sebanyak 229 desa yang belum berlistrik dan ditargetkan akan diselesaikan hingga 2019.
"Kita berharap dari target yang kita tetapkan tersebut bisa terealisasi, sehingga bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi didaerah tersebut," tambahnya.
Dari jumlah desa yang belum menikmati listrik tersebut, Dwi juga memastikan bahwa kabupaten yang paling banyak belum teraliri yakni kabupaten Inhil dan Meranti.
"Maka untuk bisa melistriki kedua kabupaten tersebut, maka PLN telah menginvestasikan sebesar Rp210 miliar, yang diperuntukkan untuk pengadaan mesin pembangkit dengan tenaga diesel sebanyak 42 unit dengan total kapasitas yakni sebesar 35.600 KW," pungkasnya. ***
Reporter : Renny Rahayu
Editor : Mohd Moralis