Arif Riyadi, 11 Tahun Jadi Mahout
RIAUMANDIRI.co, UKUI - Sejak tahun 2006 menjadi mahout atau penjaga sekaligus perawat gajah merupakan hal yang membanggakan bagi Arif Riyadi (30).
Setiap hari ia berinteraksi dengan dua gajah, Raja Armen dan Mira. Baginya, menjadi mahout merupakan pekerjaan yang mulia karena ia bisa melindungi gajah dari kepunahan.
Setiap hari menjadi unik sejak ia menjadi mahout. Suka duka pun penuh dengan berbagai perasaan. Apalagi saat memandikan gajah ada perasaan bahagia.
"Saat gajah senang sama kami (mahout-red), gajah akan mengambil apa yang kami suruh. Sebagai gantinya, biasanya saya kasih hadiah ke gajah karena sudah lakukan apa yang saya instruksikan. Hadiahnya seperti gula merah, nutrisi atau suplement tambahan," ucapnya.
Awalnya ia tidak pernah menyangka menjadi mahout seperti sekarang ini. Ia terpilih menjadi mahout sejak bergabung Elephant Flying Squad (EFS) PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) 11 tahun silam. Kemudian ia banyak mendengar dan membaca berita tentang kepunahan gajah di berbagai daerah. Sejak itu, ia bertekad untuk menjadi pelindung gajah.
“Saat ikut training jadi gajah, perasaan saya pilu mendengar kabar tentang gajah mati yang dibunuh oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Sejak itu, hati saya tergerak untuk jadi pelindung gajah,” ujarnya.
Tidak hanya menjadi mahout, ia dan kedua gajah yang ia rawat juga ikut mencegah Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla). Sekali seminggu mereka berpatroli untuk melihat titik api.
“Sejauh ini kami belum pernah melihat api, cuma asap. Lalu, kami melapor ke posko. Ternyata itu diluar konsesi dan tim langsung turun memadamkan,” ujarnya.
Menurutnya, menjaga lingkungan bisa dilakukan dengan banyak cara. Setiap orang bisa berperan untuk mencegah Karhutla. Sebagai mahout misalnya, ia bisa patroli dengan gajah yang ia rawat.
“Kami komit dengan menjaga lingkungan. Jika lingkungan terbakar, hewan-hewan yang hidup juga bisa ikut punah,” ujarnya. (rls/ral)