Puisi: Panggilan Senja ~ Bambang Kariyawan
Panggilan Senja
Malam menyisakan tabir
Tersingkap lirih berirama pekat
Redup bersama ombang
Kelip dibuai ambing
Cahaya atas cahaya hampir pudar di selimut malam
Berganti fatamorgana gilar namun sunyi
Redup satu persatu digelayut angin kemarau
Kerontang ...
Di ambung malam ada yang memanggil
hambar tak berwarna
Dalam bola mataku hampa
Gamang berteman senja menjauhkan fajarku
Embun pagi yang biasa meneteskan asa
tak bisa lagi kurangkul
Lelah malam telah hilang
berganti resah yang membeku
Ada yang memanggil
dalam segaris senyumku diam
Bibir ini kupaksa menyungging
Walau kabut menanti maut
Kaki dan tangan mencengkeram nyawaku
Agar tak melesap ke langit menjauh
Pejam mata kutahan
menatap uluran tangan tak berwujud
Ada yang memanggil dalam daun-daun jingga
menggulungkan kenangan
Kilas balik menyaksikan butiran amal terserak
dalam karang-karang membatu
Riak catatan waktu bertebaran
di lautan usia hampaku
Ada yang memanggil
di ujung waktu yang terkapar
dalam palung terdalam
Ada yang memanggilku
Ada yang menyapaku
Ada yang merangkulku
Tak habis menyentakku dalam sunyi
Hingga tamparan tak bernyawa
menerjangku ke dataran senja
Pekanbaru, 2017
Bambang Kariyawan Ys, Guru Sosiologi SMA Cendana Pekanbaru. Aktif bergabung dalam organisasi kepenulisan Forum Lingkar Pena Riau. Telah menulis buku puisi tunggal “Lelaki Pemanggul Gurindam” dan “Simfoni Bernada Satu” serta puluhan antologi puisi bersama. Peserta UWRF 2014, Temu Penyair Nusantara IX Tanjung Pinang 2016 dan Senandung Tanah Merah II Singapura 2017.