Cukupi Ketersediaan Uang Rupiah, BI Buka Kas Titipan di Selat Panjang
SELAT PANJANG (RIAUMANDIRI.co) - Bank Indonesia Provinsi Riau secara resmi membuka kantor kas titipan di Kota Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti. Pembukaan kantor kas titipan tersebut bekerjasama dengan Bank Riau Kepri setempat, sebagai perpanjangan layanan yang diberikan oleh Bank Indonesia.
"Keberadaan kas titipan ini sebagai wujud implementasi program strategis yang telah dicanangkan oleh Gubernur Bank Indonesia, yakni memenuhi kebutuhan uang di seluruh wilayah Indonesia, termasuk Riau. Serta menjaga stabilitas nilai rupiah dan juga meningkatkan perekonomian daerah setempat,"ujar Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Riau, Syahrul Baharisyah, Selasa (15/8) di Selatpanjang.
Pembukaan kas titipan ini langsung diresmikan oleh Bupati Meranti, Irwan Nasir yang ditandai dengan pemukulan gong. Dikatakannya, layanan kas titipan akan mempermudah arus transaksi pembayaran dan ketersediaan uang kartal (tunai) didaerah itu. Hal ini merupakan pelaksanaan program "clean money policy" BI, untuk menjangkau daerah pesisir dan pedalaman di Indonesia.
Berdasarkan survei BI, kas titipan perlu dibuka didaerah itu karena Meranti tercatat terus mengalami peningkatan belanja pemerintahan serta bertambahnya tingkat pendapatan masyarakat sehingga jaringan perbankan terus bertambah di sana. Selain itu, BI juga terus berusaha agar peredaran uang NKRI bisa merata di Nusantara, dan secara geografis Selatpanjang berada didaerah pulau terluar yang berbatasan dengan Malaysia.
"Agar meratanya peredaran uang di pulau terluar yang layak edar, menjadi alasan lainnya kenapa kas titipan ini dibuka," kata Syahrul.
Sebelumnya BI Riau pada kurun 2015-2016 juga sudah membuka dua kas titipan untuk melayani daerah pesisir, yakni di Kota Dumai, dan untuk masyarakat pedalaman di Kota Rengat Kabupaten Indragiri Hulu. "Plafon uang tunai yang disediakan dikas titipan mencapai Rp100 miliar," ujarnya.
Sementara itu, Direktur Operasional Bank Riau-Kepri (BRK), Deni Mulya Akbar, mengatakan, kerjasama kas titipan tersebut diharapkan bisa memberikan manfaat bagi kemajuan Meranti. Keberadaan kas titipan akan membantu kerja perbankan di Selatpanjang yang lokasinya jauh dari Pekanbaru untuk mendapatkan suplai uang kartal.
"Karena selama ini tidak ada BI untuk layani permintaan uang ini membutuhkan bank sentral, sedangkan posisi Selatpanjang jauh dari Pekanbaru di mana BI Riau berada. Kas titipan Ini akan menghemat biaya operasional perbankan," ujar Deni Mulya Akbar.
Sementara itu, Bupati Kepulauan Meranti Irwan Nasir, mengatakan keberadaan kas titipan BI sebenarnya sudah lama ditunggu oleh masyarakat setempat. Irwan sebelumnya beranggapan pemerintah menerapkan kebijakan uang ketat (tight money policy) di daerah perbatasan, yang justru mengakibatkan inflasi meningkat.
Kurangnya ketersediaan uang tunai oleh perbankan di daerah itu kerap menyulitkan kinerja pemerintah setempat ketika membutuhkan dana besar untuk pencairan proyek pemerintahan.
Beberapa kasus ada ketika pemerintah ingin pencarian dalam jumlah besar harus tunggu 2-3 hari karena tak ada persediaan uang. Karena itu, ia berharap adanya kas titipan di Selatpanjang akan melancarkan transaksi bisnis dan memperlancar roda ekonomi setempat.
"Jadi kebijakan ini sangat tepat, dan seharusnya dilakukan lima tahun lalu. Meski begitu, masyarakat mengucapkan terima kasih kepada BI," pungkas Irwan Nasir.
Pada hari yang sama, Bank Indonesia juga turut memberikan edukasi bagi para siswa di SMAN 1 Kecamatan Tebing Tinggi. Dalam kesempatan tersebut BI turut memberika bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) berupa buku bacaan untuk perpustakaan yang langsung diterima oleh Kepala Sekolah SMAN 1 Tebing Tinggi.
Menurutnya, apa yang disampaikan bisa menambah pengetahuan para siswa dan
Bisa mengenal lebih dekat tentang uang rupiah, dan bisa menjadi corong informasi bagaimana membedakan keaslian uang rupiah. Dengan bantuan buku ini nantinya juga bisa dibaca oleh siswa sekolah lain.
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 16 Agustus 2017
Reporter: Renny Rahayu
Editor: Nandra F Piliang