10 Sastrawan Riau Hadiri Munsi II di Jakarta
JAKARTA (RIAUMANDIRI.co) - Mendikbud, Prof. Dr. Muhadjir Effendy menghadiri Musyawarah Nasional Sastrawan Indonesia (Munsi) II, Rabu (18/7) di kawasan Ancol, Jakarta Utara. Pada kesempatan ini, Mendikbud berdialog bersama 170 sastrawan Indonesia yang hadir di acara itu.
Di antara ratusan peserta Munsi II, Provinsi Riau diwakili oleh 10 sastrawan di antaranya, Dheni Kurnia, Riuda K. Liamsi, Fakhrunnas MA Jabbar, A. Aris Abeba, Griven H. Putra, Kunni Masrohanti, Marhalim Zaini dan Mosthamir Thalib.
Acara pembukaan Munsi II ini ditandai dengan penampilan pembacaan puisi oleh Presiden Penyair Indonesia, Sutardji Calzoum Bachri yang membacakan puisi fenomenal 'Wahai Pemuda'. Turut memberikan laporan, Kepala Badan Bahasa, Prof. Dr. Dadang Sunendar, Kepala Pusat Pengembangan Bahasa, Prof. Dr. Gufran Ali Ibrahim.
Selama lebih kurang satu jam, Mendikbud menerima 'curhat' para sastrawan yang mengungkapkan banyak hal terkait realitas pengajaran dan kegiatan sastra.
Mendikbud Prof. Muhadjir secara lugas dan santai menyatakan dirinya yang semula diminta memberi pengarahan justru merasa lebih betah mendengarkan gagasan dan pemikiran yang sebagian besar berisi 'curhat'.
''Para sastrawan tak perlu lagi diarahkan. Malah kalau diarahkan justru bisa makin kacau,'' ungkap Muhadir bergurau.
''Sastra akan menjadi core kurikulum dalam pengembangan kurikulum," tegas Mendikbud saat menanggapi pertanyaan para peserta Munsi II.
Menurut Prof. Muhadjir, Kemendikbud pada pemerintahan Jokowi ini memprogramkan empat bidang yakni, Program Kartu Indonesia Pintar (KIP), revitalisasi SMK (Indonesia Trampil 2021, peninjauan Ujian Nasional dan Pendidikan Karakter.
''70 persen pendidikan kita harus memuat pendidikan karakter," tegas Muhadjir.
Berbagai isu diungkapkan belasan sastrawan yang sempat bertanya dalam sesi tersebut termasuk sastrawan dan budayawan Radhar Panca Dahana.
Di antara isu-isu tersebut terkait perlunya dibangkitkan sastra tradisi atau sastra lokal yang mengandung banyak kearifan dan pendidikan karakter yang berpijak pada nilai tradisi Indonesia, Sastrawan Masuk Sekolah, memperkaya bacaan sastra di perpustakaan sekolah dan sebagainya.
Menurut Muhadjir, realisasi pendidikan di sekolah harus menggunakan school-base management (manajemen berbasis sekolah) yang melibatkan tanggungjawab pihak sekolah, keluarga dan masyarakat. Sesuai amanat UU tentang Sekolah dan Guru, beban kerja guru sekolah semakin berperan karena harus mengamati aktivitas peserta didik, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Muhajdir menceritakan upayanya melakukan pemasyarakatan buku sastra yang berhasil meyakinkan Presiden Jokowi dengan membagi-bagikan buku cerita sastra. Tahun lalu berhasil dicetak 165 buku cerita rakyat sebagai buku pendamping, dengan maksud pelengkap realisasi pendidikan karakter bagi peserta didik.
Pembukaan acara Munsi II mengangkat tema 'Sastra sebagai Penjaga Kebhinekaan Indonesia', ditandai dengan pemukulan gong. Pada sesi I diisi dengan tiga pembicara utama, masing-masing Ignas Kleden, Janet De Neefe, dan Radhar Panca Dahana. Acara ini diselenggarakan selama dua hari, 18-20 Juli 2017.
Sebelumnya, peserta Munsi II diseleksi dari hasil karya berupa buku yang telah dikirimkan ke Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
Berdasarkan penilaian dari Tim Kurator, peserta yang lolos seleksi adalah sebagai berikut:
1. Din Saja (Aceh)
2. L.K Ara (Aceh)
3. Mohd. Harun Al Rasyid (Aceh)
4. Salam Yoga S (Aceh)
5. Sulaeman Tripa (Aceh)
6. I.B Putera Manuaba (Bali)
7. Maria Maltidis Banda (Bali)
8. Nunung Noor El Niel (Bali)
9. Warih Wisatsana (Bali)
10. Wayan Jengki Sunarta (Bali)
11. Dhenok Kristianti (Banten)
12. Ewith Bahar (Banten)
13. Gol A Gong (Banten)
14. H. Shobir Poer (Banten)
15. Nana Sastrawan (Banten)
16. Rini Intama (Banten)
17. Zaenal Radar T (Banten)
18. Ahmad Wayang (Banten)
19. Elvi Ansori (Bengkulu)
20. Eka Budianta (Jakarta)
21. Free Hearty (Jakarta)
22. Hanna Fransisca (Jakarta)
23. Kurnia Effendi (Jakarta)
24. Nanang R.S (Jakarta)
25. Ni Made Purnama Sari (Jakarta)
26. Shinta Handini (Jakarta
27. Shinta Miranda (Jakarta)
28. Yahya A.S (Jakarta)
29. Yusuf Susilo Hartono (Jakarta)
30. Aspar Paturusi (Jakarta Selatan)
31. Handoko F Zainsam (Jakarta Selatan)
32. Irawan Sandhya (Jakarta Selatan)
33. Ahmad Nurullah (Jakarta Timur)
34. Fatin Hamam (Jakarta Timur)
35. Asro Al Murthawy (Jambi)
36. Dimas Arika Mihardja (Jambi)
37. Acep Syahril (Jawa Barat)
38. Adri Darmadji Woko (Jawa Barat)
39. Arie MP Tamba (Jawa Barat)
40. Budhi Setyawan (Jawa Barat)
41. Chye Retty Isnendes (Jawa Barat)
42. Edrida Pulungan (Jawa Barat)
43. Endang Supriadi (Jawa Barat)
44. Heni Hendrayani (Jawa Barat)
45. Hermawan Aksan (Jawa Barat)
46. Iman Sembada (Jawa Barat)
47. osepha Violetta Simatupang (Jawa Barat)
48. Naning Pranito (Jawa Barat)
49. Ratna Ayu Budhiarti (Jawa Barat)
50. Rg Bagus Warsono (Jawa Barat)
51. Sihar Ramses Simatupang (Jawa Barat)
52. Sofyan RH. Zaid (Jawa Barat)
53. Soni Farid Maulana (Jawa Barat)
54. Weni Suryandari (Jawa Barat)
55. Yudhistira Massardi (Jawa Barat)
56. Abah Yoyok (Jawa Tengah)
57. Dharmadi (Jawa Tengah)
58. Dulrokhim (Jawa Tengah)
59. Eddy Pranata PNP (Jawa Tengah)
60. M.A. Utami Eko Putranti (Jawa Tengah)
61. Roso Titi Sarkoro (Jawa Tengah)
62. Seruni Tri Padmini (Jawa Tengah)
63. Setia Naka Adrian (Jawa Tengah)
64. Sosiawan Leak (Jawa Tengah)
65. Sus S. Hardjono (Jawa Tengah)
66. Yanwi Mudrikah (Jawa Tengah)
67. Afifah Afra (Jawa Tengah)
68. A’yat Khalili (Jawa Timur)
69. Abu Wafa (Jawa Timur)
70. Andaru Intan (Jawa Timur)
71. Dadang Ali Murtono (Jawa Timur)
72. Deny Tri Aryanti (Jawa Timur)
73. M. Shoim Anwar (Jawa Timur)
74. Pudwianto Arisanto (Jawa Timur)
75. R. Giryadi (Jawa Timur)
76. Tengsoe Tjahjono (Jawa Timur)
77. Tjahjono widarmanto (Jawa Timur)
78. Tjahjono Widijanto (Jawa Timur)
79. Yusri Fajar (Jawa Timur)
80. Zainuri (Jawa Timur)
81. Zawawi Imron (Jawa Timur)
82. M. Tauhed Supratman (Jawa Timur)
83. Ana Westy (Kalimantan Barat)
84. Saifun Arif Kojeh (Kalimantan Barat)
85. Ali Syamsudin Arsi (Kalimantan Selatan)
86. Hudan Nur (Kalimantan Selatan)
87. Iberamsyah Barbary (Kalimantan Selatan)
88. Jamal T. Suryanata (Kalimantan Selatan)
89. Mahmud Jauhari Ari (Kalimantan Selatan)
90. Sandi Firly (Kalimantan Selatan)
91. Tajuddin Noor Ganie (Kaliman Selatan)
92. Amien Wangsitalaja (Kalimantan Timur)
93. Abdul Kadir Ibrahim (Kepulauan Riau)
94. Ary Sastra (Kepulauan Riau)
95. Rendra Setyadiharja (Kepulauan Riau)
96. Isbedy Setiawan (Lampung)
97. Syaiful Irba Tanpaka (Lampung)
98. Dino Umahuk (Maluku Utara)
99. Roymon Lemosol (Maluku)
100. Erich Langobelen (NTT)
101. Yohanes Sohandi (NTT)
102. A. Aris Abeba (Riau)
103. Dheni Kurnia (Riau)
104. Fakhrunnas MA Jabbar (Riau)
105. Griven H. Putera (Riau)
106. Husnu Abadi (Riau)
107. Kunni Marohanti (Riau)
108. Marhalim Zaini (Riau)
109. Mosthamir Thalib (Riau)
110. Oly Rinson (Riau)
111. Rida K. Liamsi (Riau)
112. Adi Arwan Alimin (Sulawesi Barat)
113. Adibah el-Najmy (Sulawesi Selatan)
114. Badaruddin Amir (Sulawesi Selatan)
115. Faisal Oddang (Sulawesi Selatan)
116. Tri Astoto Kodarie (Sulawesi Selatan)
117. Darman Moenir (Sumatra Barat)
118. Muhammad Ibrahim Ilyas (Sumatra Barat)
119. S. Metron Masdison (sumatra Barat)
120. Iyut Fitra (Sumatra Barat)
121. Muhammad Subhan (Sumatra Barat)
122. Syarifuddin Arifin (Sumatra Barat)
123. Yetti A.KA (Sumatra Barat)
124. Zelfeni Wimra (Sumatra Barat)
125. Zulfitra (Sumatra Barat)
126. Benny Arnas (Sumatra Selatan)
127. Mohammad Arfani (Sumatra Selatan)
128. Anwar Putra Bayu (Sumatra Selatan)
129. Shafwan Hadi Umry (Sumatra Utara)
130. Siamir Marulafau (Sumatra Utara)
131. Suyadi San (Sumatra Utara)
132. Aprinus Salam (Yogyakarta)
133. Asep Saeful Anwar (Yogyakarta)
134. Bekti Nuryani (Yogyakarta)
135. Bernando J. Sujibto (Yogyakarta)
136. Budi Sardjono (Yogyakarta)
137. Hamdy Salad (Yogyakarta)
138. Jamil Massa (Yogyakarta)
139. Kris Budiman (Yogyakarta)
140. Mustofa W. Hasyim (Yogyakarta)
141. Raedu Basha (Yogyakarta)
142. Ulfatin Ch. (Yogyakarta)
143. Umi Kulsum (Yogyakarta)
144. Yoseph Yapi Taum (Yogyakarta)
Sumber: Tirastimes
Editor: Nandra F Piliang