Sebut Wartawan di Meranti Telah Disuap Pemda, Demonstran Ngaku Bercanda
SELATPANJANG (RIAUMANDIRI.co) - Ketua Persatuan Wartawan (PWI) Kepulauan Meranti, Ahmad Yuliar, menyayangkan sikap salah satu peserta aksi yang merendahkan profesi wartawan dalam unjuk rasa menuntut pencairan hibah bantuan pendidikan mahasiswa dan guru madrasah, Kamis (13/7). Bahkan, pernyataan salah satu peserta yang diketahui dari perwakilan guru madrasah tersebut dinilai telah memfitnah awak media yang bertugas di Kabupaten Kepulauan Meranti.
"Dia mengatakan di depan umum, dalam aksi demo mereka tidak memerlukan liputan dari media (pekerja pers), karena sudah dibayar oleh Pemkab Meranti," tutur Ahmad Yuliar.
Ahmad Yuliar menuturkan, dalam aksi dari Gedung DPRD hingga ke Kantor Bupati Kepulauan Meranti, awalnya aksi mereka tidak menyinggung profesi wartawan. Ucapan tersebut terlontar oleh salah satu guru madrasah saat Pemkab Meranti yang difasilitasi oleh pihak Polres Kepulauan Meranti membuka forum dialog di Aula Melati Kantor Bupati.
"Ucapan salah satu peserta aksi itu bisa menimbulkan opini di masyarakat jika kami (wartawan) telah disuap oleh pemerintah daerah agar tidak meliput pemberitaan terkait tunjangan kesejahteraan guru madrasah dan bantuan mahasiswa," ujarnya.
Padahal, lanjut dia, pekerja pers di Meranti sangat getol mendorong Pemkab Meranti dan Kemenag Meranti untuk segera membuat kebijakan dalam rangka menyelesaikan permasalahan di berbagai sektor. Tidak terkecuali mahasiwa miskin dan kesejahteraan guru madrasah naungan Kantor Kementrian Agama (Kemenag) Kepulauan Meranti.
"Kami selalu mengedepankan profesionalitas dalam mengemban tugas dan pekerjaan kami di daerah. Ucapan salah satu peserta aksi sangat menyakiti hati seluruh wartawan di Meranti," ujarnya.
Sementara itu, kordinator lapangan aksi, Jefrizal, menyampaikan permohonan maaf atas pernyataan salah satu peserta aksi. Menurut Jefrizal, ucapan salah satu peserta yang diketahui berasal dari guru madrasah terebut di luar kendali Korlap.
"Saya memohon maaf sebesar-besarnya atas pernyataan salah satu peserta kami yang telah melukai hati rekan-rekan wartawan," ujar Jefrizal.
Ia mengakui tidak menyangka jika arah tuntutan mereka terhadap Pemkab Meranti untuk mencairkan hibah bantuan mahasiswa dan tunjangan kesejahteraan guru madrasah justru melecehkan profesi wartawan. Menurut Jefrizal, ucapan yang terlontar oleh anggotanya tersebut hanya lelucon belaka.
"Tadi saya tanya sama yang bersangkutan, dia mengaku hanya bergurau saja," ujarnya.
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 14 Juli 2017
Reporter: Azwin Naem
Editor: Nandra F Piliang