Pendukung Ahok Diduga Fitnah Jokowi
JAKARTA (RIAUMANDIRI.co) - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo akan meminta klarifikasi pada seorang pendemo pro Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, atas ucapannya yang dianggap memprovokasi. Rekaman gambar orasi yang dianggap berisi ucapan provokasi tersebut, telah dimiliki Kementerian Dalam Negeri.
Dalam keterangan tertulisnya Kamis (11/5), Tjahjo mengaku telah mengetahui adanya pernyataan provokasi dari kiriman video aksi mendukung Ahok yang diterimanya. Tjahjo mengatakan Kemendagri telah
Pendukung berhasil mengidentifikasi individu yang dianggap melakukan provokasi tersebut. "Saya segera akan kirim surat kepada dia untuk dalam waktu satu minggu menjelaskan, mengklarifikasi, apa maksud pernyataan terbukanya yang memprovokator, memfitnah, dengan kata-kata yang tidak pantas," ujar Tjahjo.
Dalam salinan video tersebut, terlihat ucapan yang dianggap memprovokasi tersebut. Orasi itu disampaikan seorang perempuan yang tidak diketahui persis lokasi aksinya.
"Hari ini Kami membela Ahok karena, bahwa ini adalah keadilan yang diinjak-injak. Rezim Jokowi adalah rezim yang lebih parah dari rezim SBY," seru wanita tersebut dalam video.
Tjahjo mengancam akan melaporkan wanita dalam video tersebut ke aparat kepolisian jika tidak membuat permintaan maaf secara terbuka. Surat permintaan klarifikasi akan dikirim Kemendagri kepada wanita terkait, hari ini (Jumat, 12/5).
"Pendidikan politik buat siapa pun tidak boleh memaki-maki, memfitnah Presiden RI, dan siapapun tanpa bukti yang jelas. Membela Pak Ahok silakan, itu hak asasi setiap manusia. Tapi jangan mengaitkan orang lain, apalagi mengaitkan rezim pemerintahan dan Presiden Jokowi," katanya.
Menurut keterangan Tjahjo, wanita dalam video yang dipermasalahkan tersebut tercatat tinggal di kawasan Jakarta Barat. Ia juga diidentifikasi memiliki inisial VKL.
Dibubar Paksa Sementara itu, massa penudukung Ahok yang berkumpul sejak Kamis siang di kawasan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok, Jawa Barat, akhirnya dibubarkan paksa oleh aparat Korps Brimob. Langkah itu dilakukan sebagai bentuk menghormati umat Budha yang sedang melaksanakan Hari Raya Waisak.
“Kita menghormati umat Budha yang sedang merayakan Hari Raya Waisak, ini kita jaga supaya tidak berkumpul lagi," ujar Kabagops Korps Brimob, Kombes Waris Agono.
Menurut Waris, penjagaan ini dilakukan supaya masyarakat yang bertahan dari siang ini bisa membubarkan diri dengan tertib sesuai komitmen awal yang sudah disepakati.
Sebelumnya, massa pendukung Ahok dan aparat Brimob sepakat setelah Ahok berbicara lewat HT (handy-talky), massa akan membubarkan diri dengan tertib. Namun, hingga 30 menit setelah Ahok berbicara, massa pendukung Ahok tidak juga membubarkan diri.
Sebelumnya, Ahok juga telah meminta pendukungnya untuk bubar. Menurutnya, mereka tak harus aksi di Markas Brimbob. "Ini kan Markas Brimob," ujar Ahok kepada para pendukungnya melalui handy-talky yang didekatkan ke pengeras suara.
Ia pun mengatakan, dirinya aman di markas Brimob. Kondisinya pun sehat dan baik-baik saja.
Ahok mengatakan, pendukungnya tak bisa terus-terusan melakukan aksi. Sebab, bisa saja dia akan dipindahkan lagi ke rumah tahanan lain. "Ke luar kota lagi. Ini kan bukan wilayah DKI juga," kata dia.
Seperti diketahui, Ahok saat ini ditahan di Mako Brimob, setelah dipindahkan dari Rutan Cipinang. Pemindahan dilakukan dengan alasan keamanan.
Menurut Waris, di Mako Brimob, Ahok menempati sel sendirian berukuran 2x3 meter. "Ruang tahanan sama dengan lainnya 2x3 meter," terangnya.
Waris mengatakan Ahok ditahan di lantai satu. Dia juga memastikan tidak ada fasilitas wah di dalam sel Ahok. "Nggak ada, kok di sel ada tempat tidur? Yang ada alas untuk tidur, WC ada," ujarnya.
Kondisi Ahok saat di sel dipastikan sehat. Waris juga mengatakan hari ini belum ada pihak yang menjenguk Ahok. "Belum ada," katanya.