Silaturahmi Kapolda, Bupati Inhil: Ciptakan Kondusifitas Daerah Bersama Masyarakat
TEMBILAHAN (RIAUMANDIRI.co) - Guna menciptakan kondusifitas daerah, Bupati Kabupaten Indragiri Hilir, HM Wardan mengharapkan penegak hukum bersama masyarakat senantiasa menjaga keamanan dan ketertiban.
Hal ini diungkapkan HM Wardan pada acara Silahturrahmi Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) dengan Kapolda Riau Bersama Forkopimda, Tomas, Toga, Todat dan Toda Dalam Rangka Kunjungan Kerja Di Polres Inhil, Kamis (4/5).
"Pada tataran penyelenggara daerah, terutama Kabupaten Inhil, juga perlu adanya komunikasi dan sinergitas dalam upaya menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat," katanya.
Beberapa waktu lalu, dikatakan Bupati Wardan, Pemerintah Kabupaten Inhil mendapatkan penghargaan atas komitmen dan sinergitas dengan institusi negara, baik Polri maupun TNI dalam upaya menciptakan keamanan dan ketertiban dengan membangun pos terpadu Bhabinkamtibmas dan Babinsa.
"Selama memimpin Kabupaten Inhil saya merasa dukungan dari pihak kepolisian, khususnya Polres Inhil begitu besar dalam mensukseskan jalannya program - program pembangunan Pemerintah, terutama dalam hal keamanan dan ketertiban. Maka itu, dalam konteks sinergitas antar institusi, Pemerintah Kabupaten Inhil turut mendukung kinerja Polri dan TNI," ujar Bupati Wardan.
Selanjutnya, Bupati Wardan menyebutkan, salah satu faktor pendorong terciptanya keamanan dan ketertiban masyarakat adalah melalui jalinan persatuan dan kesatuan yang dibangun dengan cara menumbuhkan silahturrahmi antar sesama berlandasakan pancasila, Undang - Undang Dasar 1945 dan ke-bhinneka-tunggal-ika-an.
Senada, Kapolda Riau, Irjen. Pol. Zulkarnain mengatakan, silahturrahmi berfungsi untuk meningkatkan rasa persaudaraan dan solidaritas antar sesama serta memperkokoh persatuan dan kesatuan. Sebab, lanjut Zulkarnain, Kemerdekaan Indonesia silam, salah satunya didorong oleh persatuan dan kesatuan yang dibangun melalui jalinan silahturrahmi.
Upaya membangun dan menjaga silahturrahmi guna menciptakan persatuan dan kesatuan, dikatakan Zulkarnain, sudah dimulai sejak era pra - kemerdekaan negara Indonesia. Kala itu, lanjutnya, perjuangan menciptakan persatuan dan kesatuan dilakukan ditengah perlawanan terhadap para penjajah.
"Pada masa pra kemerdekaan itu, justru rasa persaudaraan kian terasa, persatuan dan kesatuan semakin terbangun. Hingga oada akhirnya kemerdekaan dapat direbut dan dipertahakan dari para penjajah," tukasnya.
Pada masa sekarang, dengan dinamika global, dikatakan Zulkarnain, perjuangan melawan common enemy semakin sulit dilakukan, mengingat upaya memecah persatuan dan kesatuan tidak hanya berasal dari bangsa lain melainkan juga berasal dari bangsa sendiri.
"Untuk itu, perlu diciptakan sebuah langkah, sebuah instrumen untuk menjaga persatuan dan kesatuan, salah satunya adalah melalui silahturrahmi yang harus senanatiasa dilakukan," tutur Zulkarnain.
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 6 Mei 2017
Reporter: Ramadana
Editor: Nandra F Piliang