Mutasi 17 Kepsek Dinilai Tidak Prosedural, Ketua PGRI Angkat Bicara

Mutasi 17 Kepsek Dinilai Tidak Prosedural, Ketua PGRI Angkat Bicara
BANGKINANG (RIAUMANDIRI.co) - Pemutasian 17 Kepala Sekolah tingkat TK, SD, SMP di Dinas Dikpora Kampar pada 19 April lalu berbuntut panjang, pasalnya pemutasian tersebut dinilai janggal dan tidak prosedural.
 
Salah seorang Kepsek yang dimutasi adalah Kepala Sekolah SMP 1 Kampar, Hasmi Manaf. Sebagai bentuk protes, Hasmi mengirimkan surat terbuka kepada Pj Bupati Kampar Syahrial Abdi, mempertanyakan alasan pemutasian dirinya.
 
"Melalui surat terbuka tersebut saya mempertanyakan pemutasian saya, apakah karena kinerja, Kalau memang didasarkan kinerja, sepengetahuan saya pihak dinas pendidikan belum perna melaksanakan kinerja Kepala Sekolah selama 2 tahun terakhir. Kalau memang sudah diadakan evaluasi berapakah nilai saya, saya belum pernah mendapatkan pembinaan, teguran dari dinas pendidikan. Atau karena alasan penyegaran, saya bertugas di SMP Negeri 1 kampar baru 2 tahun," terang Hasmi, Selasa (25/4). Kepada riaumandiri.co.
 
Hasmi mengungkapkan dirinya merasa terkejut saat mendapat informasi pemutasian oleh Disdikpora. "Tidak ada angin tidak ada hujan, langsung petir menyambar, begitulah keadaannya. Padahal mutasi itu ada proseduralnya, selama menjabat saya tidak pernah mendapatkan teguran, yang saya dapatkan hanya pujian. Sebenarnya kita tidak mempersoalkan pemutasian kalau itu fair dan sesuai prosedur. Saya juga mempertanyakan adakah intervensi dari atas, atau kah karna saya tidak punya uang," ungkapnya.
 
Padahal, lanjut Hasmi, saya 1 tahun lagi pensiun, lalu saya dimutasi ke SMP N 7 tambang yang terletak di Desa Tarai Bangun notabene sekolah baru yang hanya muridnya hanya kelas VII, jaraknya cukup jauh dengan kediaman saya.
 
"Cukup sulit rasanya kalau saya di sana karena jarak yang jauh diusia saya 59 tahun, padahal 1 tahun lagi saya pensiun. Saya kira setia lencana 33 tahun bertugas yang akan saya peroleh, tetapi malah kado hukuman yang saya dapat," ujarnya lirih.
 
Ketua PGRI Sayangkan Pemutasian
 
Sementara itu, Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Kampar, H Dr.Nasrul Zein M.Pd, juga menyayangkan terjadinya mutasi Kepala Sekolah di lingkungan Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kampar.
 
"Sangat kita sayangkan dalam momen persiapan pelaksanaan kegiatan UNBK dan UAS di sekolah-sekolah terjadi mutasi para Kepseknya dan sebaiknya selesaikan dulu UNBK dan UAS. Hal ini sangat kita sayangkan karena akan menggangu guru-guru yang sedang melaksanakan/persiapan kegiatan UNBK dan UAS," ujar Nasrul.
 
Menurut Nasrul, Kepsek sangatlah berpengaruh dalam bimbingan untuk peningkatan integritas dan kompetennya seorang guru sekolah. Menurutnya, tanpa Kepsek jelas guru morat marit.
 
Dijelaskan Nasrul, sesuai dengan program guru di seluruh Indonesia, diharapkan para Kepsek untuk ikut uji kemampuan agar bisa tahu layak atau tidak jadi Kepsek yakni program CAKEP yang tugasnya selain mengawasi guru juga mengajar, apabila guru tidak masuk dia harus bertindak jadi pengajar di kelas.
 
"Belum tentu Kepsek yang baru bisa bekerja layaknya seperti Kepsek lama yang sedang mempersiapkan UNBK dan UAS bersama guru-guru sekolah tersebut," bebernya.
 
"Sebaiknya kalau memang ada Kepsek yang pensiun sesuai dengan keterangan dari Kepala BKD Kabupaten Kampar Zulfahmi, ya itu saja yang diganti agar bisa berjalan dengan sukses UNBK dan UAS tersebut," tambah Nasrul.
 
Nasrul juga menghimbau kepada seluruh guru di Kabupaten Kampar untuk peningkatan integritas dalam aktivitas belajar mengajar di sekolah supaya pendidikan Kampar maju. 
 
"Kalau ada hal-hal menyangkut guru-guru yang harus dibahas sampaikan saja ke PC PGRI yang ada di setiap Kecamatan agar bisa dibahas dengan pengurus di Kabupaten," pungkasnya.
 
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 27 April 2017
 
Reporter: Ari Amrizal
Editor: Nandra F Piliang