Bupati dan Kapolres “Ditembaki” Warga
SELATPANJANG (HR)- Suasana Tahun Baru Imlek 2566 di Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki keunikan tersendiri. Khususnya di kota Selatpanjang, Imlek terasa begitu meriah. Moment ini salah satunya tradisi yang disebut warga Tionghoa “perang air”.
Ribuan warga tumpah ruah di jalan protokol sambil membawa peralatan tempur (pistol air), karena serunya, Bupati Meranti H Irwan bersama Kapolres AKBP. Z. Pandra Arsyad-pun tak ingin melewati moment tahunan ini.
Deretan konvoi becak dan juga armada lainnya berkeliling sambil bercanda ria menikmati pernik-pernik imlek yang menghiasi rumah-rumah penduduk di sepanjang jalan protokol.
Jalan protokol yang menjadi rute pawai becak juga sudah ditentukan sebelumnya untuk menjaga atau mengindari kemacetan lalu lintas.
Dan rute pawai atau konvoi becak itu juga dilakukan satu arah, sehingga siapapun yang masuk dalam konvoi harus menjaga kelancaran lalulintas.
Mulai anak-anak hingga orang tua ikut menyemarakan tradisi yang mereka sebut perang air. Karena uniknya agenda tahunan ini bukan saja diikuti oleh warga setempat, tetapi juga dari negara tetangga, Singapura dan Malaysia bahkan dari negara Eropah khusus datang untuk menyaksikan kegiatan itu ikut berbasah kuyub.
Seolah tak ingin melewati moment ini, Bupati H. Irwan bersama Kapolres Meranti AKBP. Pandra juga ikut berkonvoi menggunakan becak. Menyusuri jalan protokol sesuai rute, sambil menenteng senjata (pistol air), seperti gengster di film-film dan siap beraksi menghadapi siapapun yang ingin berperang melawan mereka.
Awalnya masyarakat tidak menyangka jika Pak Irwan berkenan ikut dalam perang air itu. Setelah Bupati mulai menggunakan senjatanya, alhasil tembak menembak antar warga dan rombongan pun tak terelakan lagi.
Becak dan ojek motor menjadi kuda besi oleh warga yang ingin berperang, sebagian lagi memilih menanti di tepian jalan sambil menyiapkan ember berisi air dan senapan untuk menyerang siapapun yang melewati.
Tak terkecuali rombongan Bupati turut jadi sasaran empuk warga, hebatnya meski dibuat basah oleh warga lainnya tapi tidak membuat pihak manapun marah bahkan suasana menjadi semakin meriah, penuh tawa dan terlihat semarak.
Semua berbaur saling menembak bak permainan tawa canda yang hasilnya otomatis menghilangkan rasa jenuh dan tekanan pekerjaan harian itu.
"Kami tak boleh marah, ini sudah menjadi tradisi di daerah ini. Dan peserta yang terjun ikut pawai juga sudah siap berbasah kuyub total.
Dan ini menjadi pengalaman menarik, khususnya bagi kaula muda siram menyiram ini menjadi sebuah moment yang cukup ditunggu setiap Imlek dirayakan,"aku Along penuh ceria.
Suasana hebohpun dirasakan oleh Bupati H. Irwan dan Kapolres. AKBP Pandra. Pangkat dan jabatan tak lagi menjadi soal. Rombongan terlihat larut dalam kegembiraan bersama warga.
Suasana itu berlangsung kurang lebih 45 menit dan masyarakatpun tampak senang melihat orang nomor satu di Kabupaten Meranti itu telah turut berbaur bergembira bersama dengan warga yang merayakan Imlek.
Warga Tionghoa lainnya Aguan, menambahkan, perayaan Imlek kali ini beda dengan perayaan tahun-tahun sebelumnya.
Kali ini orang nomor satu di Meranti baik di jajaran pemerintahan daerah dan orang nomor satu di jajaran Polres Meranti itu turut melibatkan diri dalam suasana perayaan Imlek tersebut.
Hal ini menurut Aguan, salah satu bentuk gaya pemerintahan yang benar-benar dekat dengan masyarakat.
Berbaur dengan masyarakat umum dalam suasana merayakan hari tahun baru ini, menjadi sebuah moment yang sangat dihargai oleh seluruh rakyat.
Aguan juga berharap sangat, pada perayaan Imlek di tahun mendatang lebih semarak lagi dan tetap dengan kebersamaan pak Irwan yang benar-benar menjadi milik seluruh masyarakat Meranti itu,”ungkap Aguan bangga.( adv/hms)