Masih Banyak Kekayaan Alam Hutan Indonesia Belum Termanfaatkan
JAKARTA (RIAUMANDIRI.co) - Kebangkitan sektor kehutanan dan pelestarian lingkungan, menjadi tema utama Indogreen Environment and Forestry Expo 2017 kali ini. Pameran yang telah digelar sejak 2009 ini fokus pada sosialisasi peningkatan partisipasi masyarakat dan dunia usaha sehingga tercipta pola kemitraan dan pengayaan pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan hutan secara lestari.
"Kekayaan alam hutan di Indonesia masih banyak yang belum dimanfaatkan, hal ini karena informasi mengenai pemanfaatan kekayaan belum banyak diketahui publik. Salah satu upaya penyebarluasan informasi ini dapat dilakukan melalui pameran," ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (MenLHK) RI yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal KLHK, Bambang Hendroyono, Kamis (13/4) saat acara pembukaan pameran di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta.
Dikatakan Bambang, bahwa saat ini Indonesia sebagai negara tropis yang memiliki keanekaragaman sumber daya alam yang tinggi (mega biodiversity), potensi ini menjadi daya tarik bagi dunia usaha yang bergerak di bidang pemanfaatan hasil hutan (kayu dan bukan kayu) maupun usaha pemanfaatan jasa lingkungan (ekowisata, dan air bersih).
"Berbagai kebijakan terus disusun oleh Kementerian LHK dalam pengelolaan dan perlindungan terhadap kawasan hutan yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan rakyat, seperti penetapan areal kerja hutan sosial seluas 1.672 Ha dalam bentuk Hutan Desa, Hutan Tanaman Rakyat, dan Hutan Kemasyarakatan, penerbitan peraturan pengelolaan kawasan gambut sebagai upaya perlindungan dari ancaman kebakaran, pengembangan industri hasil hutan rakyat, serta pembiayaan usaha kehutanan dalam bentuk Fasilitas Dana Bergulir (FDB) sebesar 400 miliar rupiah yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam mengelola hutan," paparnya.
Sejalan dengan program pemerintah tersebut, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP), bagian dari APRIL Group mencoba menampilkan sejumlah program unggulannya di stan pameran Indogreen Expo 2017, sebagai wujud Corporate Social Environment Responsibility (CSER).
"Keikutsertaan RAPP (APRIL.red) di Indogreen kali ini, kita ingin sampaikan komitmen perusahaan dalam mengelola hutan yang berkelanjutan, efisien, terintegrasi dan bertanggung jawab, termasuk adanya program pemberdayaan masyarakat," kata Direktur Utama RAPP, Rudi Fajar.
Dalam Indogreen Expo 2017, RAPP memperagakan kesiapan peralatan termasuk personil pemadam di lapangan dan program pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), melalui program Desa Bebas Api (Fire Free Village). Tujuannya untuk menyadarkan masyarakat agar tidak lagi membakar lahan, memberikan insentif bagi desa yang sukses mencegah karhutla, kemudian menyediakan alternatif pertanian dengan membantu pembukaan lahan menggunakan alat pertanian (bantuan handtractor), sosialisasi kepada masyarakat terkait bahaya membuka lahan dengan cara bakar, dan pemantauan kualitas udara.
Selain itu, tampak juga pojok Batik Bono, sebuah program unggulan perusahaan dalam membantu masyarakat khususnya para ibu rumah tangga untuk meningkatkan kualitas hidupnya melalui kerajinan membatik.
Indogreen Expo 2017 diikuti sebanyak 98 peserta, 122 stan, berasal dari berbagai sektor. Pameran ini berlangsung dari tanggal 13-16 April 2017 mendatang. Pameran ini menampilkan beragam potensi sumber daya hutan dan pemanfaatannya dari hulu hingga hilir, yang meliputi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi lingkungan dan hutan, pengembangan tata ruang, reklamasi, penguatan budaya lokal, promosi potensi pesona alam hutan, hingga pemanfaatan CSER.
Baca juga di Koran Haluan Riau edisi 15 April 2017
Reporter: Pendi
Editor: Nandra F Piliang