Ketua KPU DKI Tegaskan Tidak Langgar Kode Etik
RIAUMANDIRI.co - Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) kembali menggelar sidang kode etik lanjutan pada Senin, 3 April 2017 di Gedung Nusantara IV DPR, Senayan, Jakarta.
Teradu dalam sidang ini adalah Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah DKI Sumarno, dan Ketua Badan Pengawas Pemilu Mimah Susanti. Keduanya diduga tidak netral selama proses Pilkada DKI 2017 ini.
Agenda sidang adalah mendengarkan keterangan saksi lanjutan dan pihak-pihak terkait, baik dari pengadu ataupun teradu. Sumarno dan Mimah yang berada di lokasi juga terlihat sudah menyiapkan saksi faktanya.
Di awal persidangan hari ini, Sumarno kembali menyampaikan pembelaan terkait pertemuannya yang tidak disengaja bersama Anies Baswedan. Pertemuan terjadi saat meninjau sebuah Tempat Pemungutan Suara.
"Seandainya yang hadir calon yang lain, saya pasti akan melakukan hal yang sama. Saya sapa dan saya salami," kata Sumarno di persidangan.Sementara itu, terkait pemasangan gambar aksi 212 di foto profil Whatsappnya, Sumarno kembali menegaskan bahwa foto itu dia pasang karena alasan estetika, bukan politis.
"Saya menegaskan bahwa foto itu saya pahami tidak ada kaitan dengan Pilkada DKI Jakarta. Karena kegiatan itu dihadiri Presiden, Wapres, Panglima TNI, Kapolri dan lain sebagainya. Presiden sendiri menyatakan itu doa bersama. Pernyataan Presiden saya lampirkan di jawaban saya," ujar Sumarno.
Sebelumnya, pada persidangan Kamis, 30 Maret 2017, Sumarno mengklarifikasi terkait pertemuannya dengan Anies Baswedan di Tempat Pemungutan Suara 29 di Kalibata pada 19 Februari. Menurutnya, pertemuan itu tidak disengaja.
"Karena situasi yang ada, saya bertemu. Sebab, di sebelah (TPS) persis satu-satunya tempat untuk menghindar adalah ke sebelah kiri, yaitu kuburan. Tapi saya tidak elok untuk pergi ke situ untuk menghindar, maka pertemuan itu tidak bisa dihindarkan," kata Sumarno.
Dia menyampaikan pertemuan dilakukan di tempat terbuka dan disaksikan oleh banyak orang. Pertemuan juga hanya berlangsung selama 10 menit dan tidak membahas sesuatu yang spesifik.
Terkait foto 212, Sumarno menyampaikan bahwa dirinya mendapatkan foto itu dari grup Whatsapp yang diikutinya. Menurutnya, pemasangan dilakukan pada sekitar tanggal 3 atau 4 Desember 2016.
"Pemasangan itu semata-mata ketertarikan dari sisi estetika. Tidak ada afiliasi politik. Jadi ini cukup indah, karena Monas di foto dari udara dan di bawahnya terhampar lautan manusia," kata Sumarno.(vci/lan)