Rujukan BPJS Ditolak RS Awal Bros
Sutaji (38) warga Kampung Marempan Hulu, karyawan PT Panca Eka, Selasa (24/2) duduk sambil memegang bantal di lantai Koperasi RSUD Siak. Napasnya terengah-engah. Lelaki bertubuh kurus ini awalnya memilih duduk di luar ruangan daripada di dalam RSUD Siak.
Cuaca yang panas membuat tubuh penderita jantung ini semakin panas. Ia pun keluar dari ruangan rawat jalan demi mendapat udara segar.
"Saya milih menunggu dipanggil di sini. Untung adek ini baik, saya dikasih kipas angin," katanya, sambil menunggu administrasi rujukan berobatnya selesai. Tampak 2 orang keluarga dan 3 tetangga Sutaji mendampinginya.
Sudah tiga tahun penyakit jantung, hipertensi dan gula menyerang tubuh Sutaji. Selama ini ia sering keluar masuk RSUD Siak. Merasa tidak membuahkan hasil, keluarga dan kerabat menyarankan berobat ke Pekanbaru.
Awalnya, pihak keluarganya meminta rujukan ke RSUD Siak, namun usaha pengobatan yang dilakukan tidak membuahkan hasil. Senin (23/2) pihak perusahaan minta rujukan, dan dokter memberi rujukan berobat ke RS Awal Bros Pekanbaru.
Senin siang dengan menggunakan ambulan ia diantar ke Pekanbaru. Sayangnya, setiba di RS Awal Bros ia hanya didiamkan di ruangan UGD. Beberapa waktu kemudian, petugas menyampaikan informasi bahwa dalam rujukan dan BPJS-nya ada yang kurang lengkap.
"Rujukannya ditolak karena tidak ada yang menjamin dari perusahaan," kata Sutaji.
"Bisa dilanjutkan berobat, tapi harus biaya sendiri. Dari mana saya punya uang, saya hanya karyawan perusahaan," ujar karyawan tetap PT Panca Eka yang tugasnya di cuality control perusahaan kayu lapis itu.
Tidak lama berbincang dengan Sutaji, pembeli di koperasi mulai banyak. Ia pun merasa kehadirannya mengganggu aktivitas pelayanan koperasi. Sutaji pun memilih keluar.
Rasa iba petugas koperasi nampak, ditariknya kabel dan diarahkan kipas angin pada Sutaji. Namun, napasnya makin tampak terengah-engah, sehingga salah seorang kerabatnya masuk ke RSUD untuk meminta bantuan. Petugaspun datang dengan membawa kursi roda, lalu Sutaji mendapat perawatan di ruang UGD.
Pihak keluarga dan kerabatnya mengaku kecewa dengan pelayanan kesehatan yang diberlakukan pada Sutaji. Keluarga sudah berupaya keras agar bisa sampai ke Pekanbaru, namun harus pulang tanpa mendapat pengobatan sama sekali.
"Akhirnya Sutaji dan keluarga pulang pakai taksi, harus bayar Rp800 ribu. Melihat kondisi keluarganya saya tidak tega, habis uang dan tersiksa bolak-balik tanpa hasil," kata Kusnadi, kerabat Sutaji.
"Banyak tetangga yang kaget saat jam 10 malam Sutaji sampai rumah, dan bertanya kenapa balik lagi," ungkapnya.
Dijelaskan Kusnadi, Jumat pekan kemarin keluarga mulai mengurus rujukan. Senin Personalia Panca Eka, Albert mendatangi RSUD Siak untuk meminta rujukan, akhirnya dapat.
"Sebelum berangkat, Albert bilang Sutaji bisa berobat ke Awal Bros gratis, paling mengeluarkan biaya makan bagi orang yang menunggu. Sehingga pihak keluarga semangat mengantarkannya," kata Kusnadi.
Pihak BPJS di RSUD Siak membenarkan adanya kasus ini, dan menjelaskan saat ini pihak perusahaan Panca Eka sedang menemui dokter, sambil melengkapi administrasi. Albert saat dimintai keterangan soal kasus ini enggan memberikan jawaban, dan meminta wartawan menunggu. Ia berkilah masih sibuk mengurus administrasi Sutaji.
Hampir satu jam Haluan Riau menunggu di selasar RSUD Siak, namun ia tidak muncul. Saat media berupaya mencari Albert ke ruang UGD dan tempat pengurusan BPJS, petugas menginformasikan bahwa Albert telah pulang.
Albert hanya meninggalkan pesan pada kerabat Sutaji, dan mengatakan bahwa kondisi Sutaji saat ini masih lemas, belum bisa langsung dirujuk. "Pesan Pak Albert, Sutaji masih lemas, jadi dirawat dulu di RSUD Siak. Seminggu lagi baru dirujuk ke RS Eka Hospital Pekanbaru," kata Nurhadi, kerabat Sutaji.
Haluan berupaya konfirmasi pada Albert melalui telepon seluler dan pesan singkat. Namun, hingga berita ini ditulis, Albert tidak memberikan jawaban.***